Saat ini konsumen dihadapkan dengan perkembangan dan variasi rumah yang sangat dinamis. Banyaknya pilihan membuat konsumen harus lebih mempertimbangkan banyak faktor untuk sampai membeli sebuah hunian idaman. Belum lagi bila ditambah faktor lokasi yang juga menjadi pertimbangan kaum urban untuk memilih hunian yang sudah semakin jauh dari pusat kota. Namun jauhnya jarak bisa terobati dengan pulang ke rumah yang tetap nyaman.
baca juga, Optimalisasi Landbank, Taspen Gandeng Mitsubishi Estate Bangun Superblok Rp10,6 Triliun di Sudirman
Tidak hanya itu, saat ini konsumen properti yang didominasi kaum milenial dan gen Z, tidak hanya memilih hunian hanya semata-mata dipengaruhi faktor lokasi, harga, ataupun pengembang saja, namun mereka juga menginginkan rumah yang compact namun tetap stylish. Bentuk rumah ‘seadanya’ tidak menjadi pilihan mereka.
Sebanyak 31,21% dari penduduk Indonesia tergolong sebagai kaum milenial, dan 24,20% merupakan gen Z. Ini tergambar hampir di semua kota-kota besar di Indonesia. Mereka ini lah yang akan menjadi pasar konsumen hunian di Indonesia saat ini dan masa mendatang. Beberapa survei menyebutkan terdapat perbedaan antara gen milenial dan gen Z. Gen milenial yang cenderung tidak terlalu berpikir untuk membeli hunian, berbeda dengan gen Z yang mulai menghargai hunian sebagai aset, meskipun secara daya beli mungkin belum mencukupi. Konsumen gen Z yang membeli rumah saat ini berdasarkan KPR perbankan relatif masih kecil, yaitu sebesar 11,3% dibandingkan gen milenial yang mendominasi sebesar 69,0%. Namun angka tersebut mengalami kenaikan tiga kali lipat dalam 2 tahun terakhir.
Dalam memilih sebuah hunian, mereka pun lebih jeli dan memiliki banyak pertimbangan. Para pengembang berlomba-lomba untuk membuat produk dengan harga affordable namun tepat sesuai dengan keinginan konsumen. Rilis survei terbaru dari Indonesia Property Watch di awal 2024, mengungkap beberapa fakta konsumen yang memilih hunian dengan preferensi desain yang berbeda-beda. Preferensi yang dihasilkan sedikit berbeda dengan survei sebelumnya pada tahun 2023. Pada tahun 2023 preferensi konsumen memilih hunian tertinggi mengharapkan
adanya rooftop pada huniannya. Namun di tahun 2024, konsumen lebih memilih façade hunian sebagai faktor tertinggi dalam memilih hunian sebesar 20,10%, baru kemudian diikuti oleh tersedianya rooftop sebesar 19,3%. Faktor compact house dengan luasan bangunan dan tanah yang lebih kecil berada di urutan ketiga, seiring juga dengan banyaknya pengembang yang menawarkan tipe-tipe rumah yang lebih kecil dari biasanya. Namun tentunya tidak hanya sekedar berukuran kecil, namun faktor lainnya juga harus menjadi pertimbangan pengembang. Sementara itu penggunaan desain attic yang sempat banyak dikembangkan pada tahun lalu, ternyata tidak terlalu menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih hunian.