Pengembangan proyek-proyek ADCP fokus di properti berbasis TOD, terutama LRT station yang akan beroperasi di pertengahan tahun ini. Selain di stasiun LRT, sebagaimana brand kami yang sudah dikenal dengan LRT City, lokasilokasi proyek TOD Adhi Commuter Properti juga berada di titik-titik stasiun KRL commuter line, dan juga di Bus Rapid Transit (BRT), seperti di Ciputat.
baca juga, Kenalan dengan The Tavia Collection, Jalan Pintas Mengenal Seni Betawi dan Batavia Masa Lampau
Produk-produk kami adalah bagian dari pengembangan TOD yang sebenarnya. Jadi secara teori, TOD yang kami pahami adalah pengembangan sebuah wilayah dengan radius 500-700 meter dengan pusat titik transportasi massal. Dan kebetulan LRT City yang kami kembangkan juga berada di dekat titik-titik stasiun LRT. Bahkan sebagian besar menempel dengan stasiun LRT.
Kawasan TOD ini memang penting. Kami memulai mengembangkan properti berbasis transportasi massal ini dengan nama Adhi Commuter Properti sejak 2016. Pada saat itu juga dimulai pembangunan infrastruktur LRT, dimana induk usaha kami adalah Adhi Karya, yang sudah melihat adanya potensi pengembangan properti di titik-titik dekat stasiun LRT.
Kita melihat bahwa problematika di Jabodetabek (megapolitan) ini, dimana secara data yang kami ketahui bahwa, jumlah komuter
Jabodetabek setiap hari yang datang ke Kota Jakarta mencapai 29 juta orang atau 2,5 kali jumlah penduduk Jakarta. Dan dengan
kondisi bahwa keterbatasan transportasi menuju ke Jakarta.
Pertumbuhan infrastruktur transportasi sangat rendah dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah komuter yang menuju ke Jakarta. Sebanyak 72% komuter yang menuju Jakarta menggunakan kendaraan pribadi. Jadi kita bisa membayangkan bagaimana kemacetan yang terjadi sekarang ini. Memang karena kapasitas jalan sudah tidak memenuhi persyaratan dengan pertumbuhan kendaraan termasuk habit dari
masyarakat kita yang lebih menyukai menggunakan kendaraan pribadi sehingga dampaknya tentunya adalah kemacetan yang luar biasa.
Sebenarnya kita sudah memiliki transportasi massal seperti commuter line, kemudian sudah ada MRT di Kota Jakarta, juga Transjakarta. Kemudian pemerintah membangun LRT dimana salah satunya tujuannya adalah untuk memecahkan masalah transportasi di Jakarta yang selama ini sangat memberatkan kita. Untuk itu, penting juga diikuti dengan pengembangan kawasan di titik-titik simpul stasiun-stasiun transportasi massal tersebut. Salah satu tujuan yang paling penting adalah untuk memecahkan permasalahan kemacetan yang ada.
Orang-orang yang tinggal di dekat dengan titik-titik stasiun transportasi massal ini akan lebih menikmati secara maksimal, bagaimana mereka mengefisienkan waktu, hemat biaya dan hidup lebih sehat dan juga tentunya mendukung upaya untuk memperbaiki kondisi polusi. Selain itu dengan adanya TOD ini, maka ada efektivitas dan efisiensi tata ruang yang akan dioptimalkan di dalam pengembangan TOD tersebut. Lalu kita juga melihat bahwa dengan adanya pengembangan penataan properti di lingkungan atau area TOD, maka tata kelola ruang menjadi lebih rapi dan nyaman, kemudian mendorong munculnya ruang publik aktif bagi masyarakat, baik di daerah TOD itu sendiri maupun masyarakat pendatang yang masuk ke area TOD. Dan yang paling penting juga adalah menciptakan peluang-peluang baru dalam kerjasama bisnis.
TOD juga diharapkan menjadi pemecah eksodus dari sub-urban ke kota karena kita harapkan dengan adanya traffic di setiap titik-titik stasiun transportasi massal ini juga bisa tumbuh sentra-sentra bisnis baru. Jadi nanti orang juga bisa mengembangkan bisnisnya di titik-titik TOD ini karena sebenarnya nantinya TOD-TOD tersebut akan berkembang menjadi pusat-pusat bisnis baru.
Saat ini LRT dalam proses penyelesaian, dimulai dari Bekasi Timur menuju Cawang, lalu Cibubur menuju Cawang dan dari Cawang menuju ke Dukuh Atas. Setelah Presiden Joko Widodo mencobanya beberapa waktu lalu, maka rencananya mulai dioperasikan di Juli tahun 2023.
Namun LRT ini juga masih menyisahkan beberapa challenge. Seperti kita ketahui, LRT beroperasi di dua Provinsi, yakni DKI Jakarta dan Jawa Barat (Bekasi dan Bogor), yang tentunya regulasi ini dibentuk oleh pemerintah daerah. Jadi ini challenge-nya yang harus kita dorong supaya regulasi terhadap TOD ini bisa segera dibentuk sehingga pengembangan TOD juga memiliki dasar dan regulasi yang lebih pas.
Lalu juga yang paling penting adalah habit untuk transisi. Jadi bagaimana mengajak masyarakat untuk percaya dengan moda transportasi alternatif ini untuk pindah habit dari biasanya menggunakan kendaraan pribadi ke LRT.
Saat ini ADCP memiliki 8 proyek yang berbasis LRT dengan brand LRT City dan ada dua proyek yang berbasis commuter line di Cisauk Point yang bersebelahan dengan BSD City dan juga di Bogor lalu juga ada yang berbasis BRT di Ciputat. Konsep ini sangat menarik bagi konsumen, memang perlu edukasi untuk memasyarakatkan.
Tapi alhamdulillah produk-produk kami masih diserap oleh market, bahkan secara year on year selalu tumbuh 40 – 50%. Jadi ini membuat kami yakin bahwa pilihan pengembangan properti berbasis TOD ini adalah prospek bisnis yang sangat baik kedepan selain juga untuk dihuni sebagai residensial juga potensial sebagai recurring income bagi para investor. • [Pius Klobor]
Rizkan Firman, Direktur Utama PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP)