Ali Tranghanda C E O Indonesia Property Watch
“Pasar bergerak ke luar Jabodetabek termasuk Indonesia bagian Timur. Segmen menengah yang akan menjadi primadona. Di pasar sekunder sempat terjadi koreksi harga di beberapa lokasi yang sudah over value namun masih dalam batas normal. Diperkirakan pada semester kedua 2015, pasar properti mulai lebih baik.”
Meskipun tren pasar properti diperkirakan masih dalam perlambatan namun dalam jangka panjang pasar properti Indonesia masih sangat prospektif. Beberapa tantangan merupakan sebuah siklus alamiah yang harus dilalui oleh pengembang sebagai bagian dari seleksi alamiah yang terjadi di bisnis properti. Hanya pengembang yang memiliki integritas yang dapat bertahan menghadapi guncangan dalam bisnis dengan kreativitas dan inovasi yang dilakukan untuk membidik celah pasar yang masih ada.
Kondisi perekonomian yang belum kunjung membaik disertai dengan BI Rate di level 7,75% memberikan dampak tergerusnya daya beli masyarakat. Konsumen dengan andalan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi terganggu dengan potensi kenaikan suku bunga KPR yang membuat cicilan bertambah besar. Namun demikian diperkirakan pada semester 2 tahun 2015 pasar akan mulai membaik. Para pengembang seharusnya dapat melakukan konsolidasi terkait kondisi saat ini. Selain itu sepertinya aturan Loan to Value (LTV) akan sedikit dilonggarkan. Optimisme yang ada harus disertai dengan strategi antisipasi yang baik. Di sisi lain, pasar sekunder mengalami sedikit koreksi harga di beberapa lokasi yang sudah over value.
Peluang pasar juga muncul dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun ini yang akan memberikan sinyal positif khususnya bagi wilayah-wilayah dengan economic base industri. Segmen menengah akan merajai pasar properti tahun 2015. Fokus pengembang diperkirakan akan bermain di segmen apartemen dengan harga Rp300 – 800 juta dan landed house yang berkisar antara Rp500 juta – 1 miliar yang akan menjadi primadona. Selain itu fokus pemerintah yang akan memperbaiki infrastruktur harus dipandang sebagai peluang berkembangnya wilayah-wilayah lain selain Jabodetabek. Namun sangat disayangkan sampai saat ini pemerintah belum fokus untuk mengurusi perumahan rakyat di segmen bawah. Belum ada kebijakan yang strategis yang dapat mengendalikan harga tanah yang mengakibatkan harga tanah akan dapat melambung tidak terkendali dan semakin sulit untuk membangun rumah untuk rakyat.
{jcomments on}