Senin, Mei 19, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

TETAP OPTIMIS DITENGAH PERSAINGAN YANG MENINGKAT

Pasar properti berangsur pulih. Semakin banyak perbankan yang melirik sektor ini sebagai salah satu target yang potensial, pasca pandemi Covid-19. Oleh karenanya, persaingan ke depan pun dinilai akan semakin meningkat.

Demikian dikatakan Iriska Dewayani E, Vice President (SVP) Non-Subsidized Mortgage and Personal Lending Division (NSLD) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN), ketika ditanya mengenai persaingan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ke depannya.

Lebih lanjut menurut Iriska, sapaan akrab wanita kelahiran Yogyakarta, 8 November 1968, saat ini, mayoritas market berasal dari generasi milenial yang memiliki knowledge lebih terkait dengan benefit dan cons dari masing-masing produk KPR yang ditawarkan oleh perbankan. Apalagi generasi muda tersebut juga sangat familiar dengan akses teknologi digital.

baca juga, KAWASAN UTARA TIMUR JAKARTA, PRIMADONA PROPERTI BERIKUTNYA

“Sehingga tentunya persaingan selanjutnya tidak hanya produk yang ditawarkan secara offline oleh marketing bank dan developer namun pemasaran melalui digital sangat dibutuhkan untuk dapat meningkatkan brand awareness produk KPR BTN kepada calon konsumen,” terangnya.

Salah satu strategi dalam upaya menunjang kinerja KPR BTN adalah dengan menjaga hubungan baik bersama mitra pengembang. Bank BTN selalu terbuka untuk menerima aspirasi dari mitra developer Bank BTN yang loyal yang memberikan masukan kepada BTN terkait dengan kondisi dan teknis yang terjadi di lapangan. Dengan aspirasi tersebut, Bank BTN dapat berkolaborasi dengan mitra developer untuk bersama-sama menciptakan mortgage ecosystem yang baik untuk peningkatan produktivitas dan kualitas layanan.

“Langkah konkret yang dilakukan Bank BTN adalah dengan penetapan segmentasi developer yang memungkinkan developer untuk dapat mendapatkan privilege/manfaat khusus berdasarkan dengan penilaian segmentasi developer,” terang Iriska.

Hal tersebut, katanya, dapat meningkatkan hubungan kerja sama antara Bank BTN dan developer untuk saling meningkatkan kualitas kerja sama. “Bank BTN dari sisi layanan dan produktivitas, developer dari sisi realisasi KPR dan penyelesaian kewajiban,” tambahnya.

Strategi lainnya adalah melalui beragam program yang ditawarkan, yang tentunya lebih memberikan keuntungan dan kemudahan kepada nasabah Bank BTN. Bagi masyarakat yang masih kesulitan mengakses pelayanan kredit properti di perbankan, BTN membuka akses sebesar-besarnya, baik secara online (www.btnproperti.co.id) maupun offline (kantor-kantor cabang).

Di samping itu, developer mitra BTN juga tengah memberikan kemudahan akses bagi calon konsumennya, sehingga beragam kemudahan tersebut kemudian ‘dikawinkan’ untuk memberikan pelayanan yang lebih maksimal kepada calon nasabah/konsumen properti.

“Kemudahan ini juga didukung lagi dengan adanya kegiatan pameran secara virtual. Melalui pameran tersebut kami akan memberikan beragam program yang memudahkan calon nasabah, terutama para milenial,” jelas Iriska.

Bagi nasabah yang terkendala uang muka (DP) BTN juga memberikan akses lebih yang memungkinkan tanpa uang muka, namun dikhususkan pada nasabah payroll. Kemudian untuk nasabah collective non-payroll bisa sampai 2 persenan, dan untuk masyarakat umum bisa mencapai minimal 5 persen, serta dengan masa cicilan KPR yang panjang hingga 30 tahun.

Beberapa program unggulan BTN, sebut saja KPR BTN Gaess untuk milenial yang dihadirkan dengan beberapa fitur, salah satunya adalah Graduated Payment Mortgage (GPM). Dan setiap tahun pun BTN menghadirkan program promo dalam rangka hari ulang tahun, seperti tahun 2022 ini, yakni KPR HUT 72 untuk ulang tahun ke-72 BTN, dengan bunga hanya 3,72 persen fix 1 tahun pertama, di sepanjang Februari 2022 lalu.

Tidak hanya itu, BTN juga meluncurkan produk ‘pengganti’ KPR Sejahtera FLPP yang disebut KPR BTN Harapan. Produk ini memberikan pilihan bunga rendah dan dengan rentang harga rumah maksimal Rp300 jutaan.

Sebagai informasi, penyaluran KPR Sejahtera FLPP di BTN masih mengambil porsi terbesar yakni 55-60 persen, dibandingkan dengan non-subsidi. Namun terbatasnya kuota rumah subsidi

masih menjadi penyebab tingginya backlog perumahan di masyarakat. Belum lagi seabrek persoalan yang mengitari pengembangan rumah subsidi, mulai dari perizinan, hingga teranyar adalah persoalan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) pengganti Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

“Sehingga dengan adanya program KPR BTN Harapan memberikan pilihan kepada konsumen yang tidak kebagian rumah subsidi,” kata Iriska.

Strategi pertumbuhan juga Bank BTN lakukan dengan mengoptimalkan penyaluran kredit kepada nasabahnya sendiri melalui skema Isi Ulang disertai berbagai kemudahan dan biaya serta suku bunga yang lebih ringan, dalam rangka menjaga dan meningkatkan portofolio kredit.

Selain Bank BTN memikirkan sahabat keluarga Indonesia yang ingin memiliki rumah idaman, Bank BTN juga menyediakan fasilitas untuk meringankan keluarga Indonesia yang sudah memiliki KPR di bank lain, dibantu untuk menjadi murah lagi cicilannya, sehingga tidak terus merasa menjadi ‘Tahanan KPR’.

Optimis Target 2022 Tercapai

Bank Indonesia berencana akan menaikan suku bunga di akhir tahun ini. Apakah kenaikan tersebut akan memengaruhi penyaluran KPR BTN? Iriska menjelaskan bahwa sejatinya tidak hanya kredit, kenaikan suku bunga BI juga dapat mempengaruhi pemberian suku bunga pada sisi funding yang tentunya juga berhubungan dengan cost of fund (modal bank atas penggunaan dana untuk penyaluran kredit).

Namun dalam sistem ekonomi yang berjalan saat ini, lanjutnya, kenaikan suku bunga BI tidak serta merta membuat suku bunga KPR naik. Suku Bunga KPR dipengaruhi oleh tingkat likuiditas bank, cost of fund, dan tingkat risiko.

“Dengan naiknya suku bunga BI jelas akan berpengaruh, namun tidak selalu berbanding lurus dengan kenaikan suku bunga KPR. Masih banyak faktor-faktor lain yang dapat membuat bank untuk menyesuaikan suku bunga KPR,” terangnya.

Oleh karenanya, Iriska pun optimis target KPR tahun ini tetap akan tercapai. Dibanding tahun lalu, dia menjelaskan, Bank BTN mengalami kenaikan target KPR Non Subsidi sebesar 59,6%.

“Kenaikan target yang cukup signifikan memang dirasa sangat menantang, namun hal tersebut juga menunjukkan bahwa Bank BTN ingin tetap eksis sebagai #JuaranyaKPR,” tegasnya.

“Kami optimis target dapat tercapai dengan melihat pertumbuhan realisasi dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama Bank BTN telah mengalami pertumbuhan yang stabil yakni sebesar 34,1% dan memiliki tren untuk terus meningkat pada beberapa bulan ke depan dengan melihat kembali bergairahnya pasar properti di Indonesia,” lanjut Iriska.

Adapun beberapa langkah strategis yang dilakukan dalam upaya mencapai target tersebut, yakni Bank BTN terus melakukan perbaikan internal meliputi proses bisnis, SDM, dan teknologi. Selanjutnya, baru-baru ini Bank BTN meluncurkan aplikasi BTN Properti for Developer yang merupakan aplikasi pengembangan dari Portal BTN Properti yang dapat digunakan oleh developer rekanan Bank BTN dalam penjualan dan pemesanan unit properti yang mereka jual hingga melakukan pengajuan kredit dan tracking proses pengajuan kredit.

“Kemudian, pengembangan segmentasi produk untuk menyasar generasi milenial. Bahkan, saat ini Bank BTN menawarkan produk KPR dengan suku bunga yang ringan dengan kenaikan suku bunga berjenjang dan pasti,” katanya.

“Secara umum, Bank BTN telah memberikan produk yang bersaing untuk dapat menjadi pilihan yang tepat memiliki rumah sehingga semakin mengukuhkan posisi brand image Bank BTN kepada seluruh keluarga di Indonesia, KPR Pasti BTN” lanjutnya.

Beberapa wilayah dengan potensi tertinggi realisasi KPR non-subsidi BTN, yakni Jakarta, Banten (Kanwil I), kemudian Jawa Barat (Kanwil II), disusul Kanwil III, khususnya Jawa Timur. Sementara di luar Pulau Jawa, menyusul Makassar dan sekitarnya (Kanwil V), kemudian Sumatera dan sekitarnya, Jawa Tengah dan wilayah lainnya.

Do the Best

Iriska memang wajah baru di kantor pusat Bank BTN. Namun sejatinya, Bank BTN telah mendarah daging dalam dirinya lantaran sudah sejak 1993 lalu dia bergabung bersama Bank BTN (Kantor Pusat Jakarta) selepas menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Ekonomi (Ekonomi Manajemen) Universitas Pembangunan Nasional Veteran tahun 1992.

Sejak itu, jenjang kariernya terus bertumbuh. Mulai dari Kepala Seksi KC Jakarta Kuningan, hingga malang melintang di berbagai daerah, terutama di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta sekira 6 tahun. Seperti Deputy hingga Branch Manager di Solo, Semarang dan Yogyakarta, termasuk juga sebagai Branch Manager Jakarta Kuningan dan Jakarta Harmoni.

Dengan pengalaman serta prestasi yang telah diraihnya, menghantar wanita yang genap berusia 54 tahun di November 1968 ini, dipercaya sebagai Regional Office Head BTN Regional Office III yang berpusat di Surabaya, Jawa Timur pada 2021 lalu.

Ditunjuknya Iriska sebagai Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) III saat itu bukan tanpa alasan. Kepiawaiannya dan kemampuan dalam memimpin diyakini pula akan mampu menggebrak serta menumbuhkan kembali penyaluran kredit properti yang sedang turun pada 14 cabang BTN di bawah koordinasi Kanwil III. Dan terbukti, pertumbuhan Kanwil III melesat tajam.

“Di mana pun saya berada, saya selalu ingin do the best. Dan Alhamdulillah, cabang-cabang yang saya pegang selalu sesuai dengan harapan, mencapai target. Termasuk di Kanwil III tersebut, Alhamdulillah naiknya luar biasa, bahkan untuk NSLD (baca: Nonsubsidized Mortgage & Personal Lending Division), Kanwil III sebagai pareto, bersaing dengan Kanwil I dan Kanwil II,” cerita Iriska kepada Property and the City di ruangan kerjanya, awal Februari lalu.

Menurutnya, kesuksesan tersebut mampu diraih bersama team yang terus bekerja bersama (interdependen), dan juga dengan beragam produk dan inovasi yang terus dihadirkan. Kecepatan dalam pelayanan, lanjut Iriska juga merupakan faktor kunci sukses atas pencapaian tersebut.

“Bagaimana saya harus mengelola teman-teman semua, termasuk kepala-kepala cabang untuk lebih fokus bekerja dan intens turun ke lapangan, ‘jemput bola’. Jadi intinya bahwa pencapaian kami tersebut karena kerja team, bukan saya sendiri. Itu yang luar biasa,” katanya.

Sukses di Kanwil III, Iriska didapuk memimpin divisi NSLD dari kantor pusat BTN, yakni sebagai Senior Vice President (SVP), sejak awal 2022 ini. Diakui berbeda ketika memimpin kantor cabang ataupun kantor wilayah. Dari kantor pusat dengan tanggung jawab yang lebih besar pula, Iriska akan melanjutkan sukses sebagai tujuan bersama BTN (goal congruence), bahkan dengan pencapaian baru.

“Dari pusat, helicopter view-nya lebih tinggi dan luas lagi. Saya juga harus melihat persaingan dengan bank lain, apakah produk saya disukai konsumen atau bagaimana. Sehingga saya juga butuh kajian yang lebih mendalam lagi,” tambahnya.

Untuk ini beberapa strategi dipersiapkan. Termasuk akan intens membangun komunikasi dengan para developer dan stakeholder terkait lainnya. “Bank BTN bersama dengan Asosiasi Pengembang dan stakeholder telah sepakat berkolaborasi untuk dapat tumbuh bersama membangun perumahan rakyat dengan mengusung tema kerjasama Growth Through Collaboration in Diversity. Insya Allah, tahun ini akan lebih baik. Yang jelas tetap business process, terutama kecepatan terus ditingkatkan, juga kemudian suku bunga,” pungkasnya. [Pius

Klobor]

persaingan, persaingan, persaingan,persaingan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles