Senin, Mei 19, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

SIAP PIMPIN PASAR KREDIT HIJAU

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) gencar menyalurkan kredit hijau (green finance). Sepanjang tahun lalu, green finance yang disalurkan perusahaan mencapai Rp129 triliun atau naik 21,4% secara tahunan.

baca juga, BI Rate Naik Jadi 6,25%, Bagaimana Nasib KPR?

Pembiayaan hijau Bank Mandiri untuk bangunan hijau mencakup pembiayaan korporasi kepada properti yang tersertifikasi hijau (green building) sebesar Rp6,5 triliun dan pembiayaan konsumtif berupa Kredit Pemilikan Rumah Berwawasan Lingkungan sebesar Rp128 Miliar.

Vice President Consumer Loans Bank Mandiri, Ayu Pertiwi, optimis dengan potensi pertumbuhan bangunan hijau yang cukup besar seiring dengan program pemerintah mencapai target Net Zero Nasional pada tahun 2060 atau lebih cepat. “Kami berkomitmen untuk mendukung target berkelanjutan Global & NZE Nasional, tercermin dari aspirasi Bank Mandiri untuk menjadi Indonesia’s Sustainability Champion for a
Better Future, melalui praktek Keuangan Berkelanjutan yang

diimplementasikan melalui tiga pilar strategis,” katanya dalam wawancara dengan Property and The City, medio Maret lalu.

Ayu menyebut, ada tiga pilar yang akan mendongkrak penyaluran kredit hijau yaitu Sustainable Banking, Sustainable Operations dan Sustainable Beyond Banking. Salah satu wujudunya dengan mengembangkan berbagai produk pembiayaan hijau yang bertujuan untuk
memacu investasi dalam proyek yang berkontribusi positif terhadap lingkungan, bekerja sama dengan regulator, pemerintah dan lembaga terkait dalam implementasi pembiayaan hijau.

Adapun, strategi Bank Mandiri mendongkrak penyaluran kredit hijau adalah dengan melibatkan nasabah dalam transisi energi. “Bank Mandiri
punya ESG (environmental, social, and governance) desk, khususnya segmen wholesale antara lain green loan, dan berbagai advisor ESG framework. Kami komitmen jadi mitra utama dalam transisi,” tutur Ayu.

Meski begitu, tantangan penyaluran kredit hijau tetap ada. Ayu bilang, kebutuhan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman stakeholder
internal dan eksternal tentang manfaat dan potensi pembiayaan hijau masih menjadi tantangan menyolok. Sebut contoh, minimnya proyek properti yang tersertifikasi hijau musabab belum signifikannya ketertarikan pelaku industri/developer untuk melakukan sertifikasi bangunan hijau.

“Untuk mengatasinya, kami aktif berkolaborasi dengan regulator, pemerintah, dan lembaga terkait untuk membangun kapasitas dan
meningkatkan kerangka kerja pembiayaan hijau, serta mempromosikan inovasi dalam produk dan layanan keuangan hijau,” jelasnya.

Dukungan pemerintah untuk mengerek naik penyaluran kredit hijau juga mesti didorong karena dinilai masih ada ruang untuk peningkatan, khususnya dalam hal menyediakan insentif dan mengembangkan pedoman yang lebih rinci untuk pengukuran dan pelaporan dampak lingkungan. Hingga saat ini pemerintah melego sejumlah insentif menarik, seperti relaksasi Loan to Value hingga 5% untuk Kredit Pemilikan Rumah Berwawasan Lingkungan, dan insentif Pajak dan subsidi pembelian untuk Kredit Kendaraan Bermotor Berwawasan Lingkungan.

“Kami serius berupaya mendongkrak penyaluran kredit hijau merupakan bentuk komitmen mendukung transisi menuju target emisi nol bersih
(net zero emission/NZE) pada 2060. Selain dengan penyaluran kredit hijau, dalam mewujudkan komitmen nol emisi karbon, Bank Mandiri juga aktif terlibat di bursa karbon Indonesia (IDX Carbon),” imbuh Ayu.

Meski memerlukan modal awal yang cukup besar dibanding proyek konvensional, namun proyek hijau dinilai mampu menghasilkan penghematan finansial dalam jangka waktu tertentu karena dapat mengurangi pengeluaran biaya perusahaan. Reputasi perusahaan juga turut melambung sehingga meningkatkan daya tarik investor dan konsumen. “Walhasil, akan mendorong perubahan menuju model bisnis yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan,” lugasnya.

Selain dengan penyaluran kredit hijau, dalam mewujudkan komitmen nol emisi karbon, Bank Mandiri juga aktif terlibat di bursa karbon Indonesia (IDX Carbon). Bank Mandiri juga merilis digital carbon tracking yang memungkinkan seluruh stakeholder melihat secara real-time jumlah karbon yang dihasilkan serta emisi yang berhasil dikurangi perseroan secara operasional.

Indonsia merupakan salah satu negara di Asia Tengara yang memiliki risiko paling besar terkena dampak perubahan iklim. Maka itu, inovasi produk dan solusi keuangan terus dilakukan Bank Mandiri demi membangun ekosistem ekonomi hijau dan berkelanjutan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles