AM merupakan brand modest yang mengusung konsep sustainable yang mempunyai strategi recycle sebagai brand DNA-nya dengan Anggiasari sebagai fashion creatornya.
baca juga, Pemerintah Sediakan Rumah Gratis di Tangerang, Ini Kata Pengamat Properti
Menurut laporan UNCTAD (UN Conference of Trade and Development) pada tahun 2019 memang menyoroti dampak lingkungan yang sangat besar dari industri fashion. Menurut laporan tersebut, industri fashion adalah penyumbang polusi terbesar kedua di dunia setelah industri minyak dan gas. Industri fashion bertanggung jawab atas sekitar 10 persen dari total emisi karbon global, yang merupakan faktor signifikan dalam krisis iklim.
Industri fashion juga menghasilkan sejumlah besar limbah, dengan banyak produk fashion yang cepat dibuang, berkontribusi pada peningkatan limbah tekstil. Selain itu, penggunaan air yang tinggi dalam produksi tekstil, terutama dalam pembuatan pakaian dari bahan seperti kapas, dan pencemaran air yang diakibatkan oleh pewarnaan tekstil, semakin menambah dampak lingkungan dari industri ini.
Karena kesadaran akan dampak ini semakin meningkat, ada dorongan global untuk membuat industri fashion lebih berkelanjutan melalui pendekatan seperti slow fashion, penggunaan bahan yang lebih ramah lingkungan, dan meningkatkan praktik daur ulang.
Karena itulah Anggia menggunakan sisa tekstil dari garmen lokal Indonesia atau produk tekstil yang over stock, reject atau cacat produk. Lalu dikombinasikan dengan bahan yang aman terhadap lingkungan. Nyaman pada kulit, karena mengandung katun 85 – 100%.
Pada perhelatan Media Viewing Muffest 2024 yang berkonsep theatrical, AM mengusung tema Borcelle, yang menceritakan tentang tim investigasi atau researcher pada masa tahun 1914 – 1918 Perang Dunia I. Dengan itu, AM pada koleksi ini mengeluarkan koleksi Autumn Winter 2024/ 2025.
Borcelle merupakan Idealisme manusiawi yang menjadikan kebaikan sebagai kekuatan. Dampak positif pada dunia yang bertujuan
untuk meningkatkan kehidupan orang-orang di sekitar, didorong oleh rasa ketidakadilan yang mendalam dan mereka yang menderita atas korban ketidakadilan. Borcelle adalah pembela kaum tertindas dengan tujuan mengubah dunia menjadi lebih baik.




Borcelle dalam fashion merupakan koleksi androgini, feminine edgy style, simetricasimetric, oversize, layering. Koleksi ini diperuntukkan bagi pria dan wanita dengan usia 20 – 45 tahun dengan non-formal atmosphere. Borcelle ala AM ini memiliki H dan I silhouette. Material yang digunakan berupa silk, katun, linen, leather dan lace. Wastra Indonesia yang dielaborasi yaitu Tenun Gedog dan Batik Pewarna alam digunakan sebagai aksennya.
Tenun Gedog dan Batik Pewarna Alam adalah dua warisan budaya Indonesia yang kaya akan nilai seni dan tradisi, terutama dalam hal tekstil. Keduanya mencerminkan kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan dan memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari tekstil lainnya.
Paduan keduanya menciptakan kain (fashion) yang tidak hanya indah, tetapi juga memiliki nilai budaya dan ekologis yang tinggi. Kain ini menjadi salah satu produk unggulan dalam usaha pelestarian budaya lokal serta promosi produk ramah lingkungan. Kedua entitas ini tidak hanya penting sebagai bentuk seni dan budaya, tetapi juga sebagai bentuk perlawanan terhadap tren fashion cepat (fast fashion) yang tidak ramah lingkungan. Dengan mendukung dan menggunakan produk-produk seperti Tenun Gedog dan Batik Pewarna Alam, kita ikut serta dalam melestarikan warisan budaya sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.