Tony Tardjo
Senior Vice President Head of Consumer Lending CIMB Niaga
“Apa yang dilakukan CIMB Niaga ini bertujuan untuk memacu bisnis KPR yang melambat sejak awal tahun 2014. Tujuan penurunan suku bunga jelang pergantian tahun merupakan bagian strategi menghadapi kuartal pertama 2015.”
Kepiawaian perbankan untuk memacu bisnisnya kembali diuji pasca kenaikan bunga acuan BI Rate menjelang akhir tahun lalu. Untuk menggenjot performa Kredit Pemilikan Rumah (KPR), sejumlah bank masih berani memangkas bunga KPR, seperti yang dilakukan Bank CIMB Niaga saat itu dengan memangkas bunga KPR menjadi 9,25% fixed setahun. Penurunan bunga KPR bukan yang pertama dilakukannya, karena pada awal September tahun lalu bank ini juga menurunkan suku bunganya.
Apa yang dilakukan CIMB Niaga ini bertujuan untuk memacu bisnis KPR yang melambat sejak awal tahun 2014. Hampir semua bank tahun lalu membukukan pembiayaan KPR tidak terlalu baik karena adanya perlambatan sektor properti yang juga dampak dari aturan Loan To Value (LTV) dan suku bunga tinggi. Tujuan penurunan suku bunga jelang pergantian tahun merupakan bagian strategi menghadapi kuartal pertama 2015.
Selain mengawal suku bunga yang kompetitif, tahun ini CIMB Niaga akan lebih agresif dalam penyaluran KPR dan akan melakukan beberapa langkah strategis. Beberapa strategi tersebut antara lain melalui ekspansif dengan merambah ke luar Jawa, seperti Sulawesi, Kalimantan, Sumatra, khususnya ke kota-kota yang sedang berkembang. Selain itu juga akan lebih memaksimalkan pergerakan bisnisnya di Pulau Jawa.
Strategi ini akan meningkatkan jumlah developer yang sudah bekerjasama dari sekitar 500-an developer saat ini. Sinergi yang dilakukan terkait dengan tenor pembiayaan, jumlah, dan pola uang muka yang ditawarkan. Karena saat ini selain kendala eksternal, masyarakat juga memiliki kendala terkait pola pembayaran uang muka dan jangka waktu cicilan. Selain itu layanan produk juga akan ditingkatkan untuk lebih memudahkan dalam aplikasinya, sehingga prosesnya lebih cepat.