Atap rumah dengan menggunakan genteng dengan bahan dasar tanah liat (genteng tanah liat) banyak dipilih karena dianggap dapat membuat rumah lebih adem. Dilansir dari Architectural Digest, atap genteng tanah liat sering dikaitkan dengan model arsitektur Mediterania dan Spanyol karena bentuknya yang unik dan awet. Genteng tanah liat bisa bertahan hingga 100 tahun bahkan lebih jika pemeliharaan dan pemasangannya yang tepat.
baca juga, Jarang Ada, Rumah Split Level 3 Lantai di Kawasan Bintaro Rp1,2 Miliar, Ada Asisten Pribadinya
Genteng tanah liat memiliki massa termal baik seperti bata merah. Massa termal adalah kemampuan material untuk menyerap, menyimpan dan menyalurkan panas. Genteng tanah liat terbukti dapat menyerap panas dengan baik, menyimpan dan menyebarkan secara perlahan pada malam hari ketika suhu udara mulai sejuk. Jika dibandingan dengan atap dengan bahan logam atau beton, yang langsung mengalirkan panas setelah diterima.
Untuk pemasangannya, pada umumnya pemasangan genteng dilakukan dengn cara menggantungannya pada rangka atap dengan megunakan paku. Beberapa kelebihan dari genteng tanah liat ialah; Ramah lingkungan karena menggunakan material alami dan tidak menggunakan bahan berbahaya, mampu meredam hawa panas dengan baik, harga relatif terjangkau, material koko serta awet untuk jangka panjang, dapat meredam suara saat terkena benturan atau air hujan.
baca juga, Pemerintah Blunder Bahas Soal Beli Rumah Bebas PPN
Di samping kelebihannya, ada pula kekurangan dari genteng tanah liat, diantaranya; mudah retak jika tertimpa material yang lebih berat sehingga rawan bocor jika sudah retak, jika salah pemasangannya air akan mudah merembes ke dalam rumah, pemasangannya cenderung lebih lama, warna asli akan memudar jika terkena suhu ekstrem. Perlu diperhatikan, genteng tanah liat yang tidak diberi pewarna dapat memantulkan sinar matahari 33 persen lebih baik.
baca juga, Aquagard ECO7 dengan EasyFlow Technology, Semen Pelapis Anti Bocor Andalan Tukang