...

MILENIAL DAN ZILENIAL MAKIN SADAR GREEN DEVELOPMENT

Pasar makin didominasi kaum muda digital yang kerap disebut kaum milenial dan zilenial. Ciri utama segmen pasar yang lahir antara tahun 1980 awal sampai akhir 1990-an ini, sangat melek teknologi informasi serta ingin serba cepat, praktis dan pragmatis termasuk dalam pilihan
hunian.

baca juga, Mulai dari Rp400 Jutaan! Perumahan Berkonsep Cluster Pertama di Kulonprogo

Menurut Prasetijo Tanumihardja, Direktur township Grand Wisata, Bekasi, Jawa Barat, pihaknya sangat menyadari potensi pasar kalangan langgas dan daya belinya. “Saat ini kita tidak bisa mengesampingkan keberadaan kaum milenial dan zilenial yang cukup dominan. Pola pikir, optimisme, semangat dan daya juang mereka sangat tinggi kendati usianya masih muda. Tidak heran bila sebagian besar golongan ini justru matang secara finansial,” katanya kepada Property and the City, Sabtu (14/10/2023).

Prasetijo mengatakan, lokasi tidak lagi menjadi satu-satunya daya tarik proyek properti bagi kalangan milenial dan zilenial. Kini yang tidak kalah penting adalah konsep pengembangan yang ditawarkan. Di tengah berkembangnya industri digital dan perubahan gaya hidup (lifetyle)
kaum milenial-zilenial, soal lokasi menjadi lebih fleksibel. Orang bisa beraktifitas dari mana saja. Asal ada tempat nyaman dan jaringan internet
seseorang sudah bisa bekerja.

“Kesiapan infrastruktur untuk mendukung teknologi informasi adalah kunci penting lainnya selain lokasi dan akses. Grup perusahaan juga melugaskan bahwa konsep keberlangsungan dan keberlanjutan lingkungan yang baik dan tertata juga tak kalah penting sebagai nadi hunian di masa depan. Kami fokus di situ,” jelasnya.

Ada lima prinsip yang dipegang teguh developer demi menyesuaikan kebutuhan pasar masa kini, yaitu lokasi, produk yang tepat, kesiapan infrastruktur, lingkungan hijau dan keamanan. “Kalau lima hal tersebut komit kami wujudkan, produk apapun yang ditawarkan pasti diminati
pasar,” imbuh Prasetijo.

Tren inilah yang ditawarkan Grand Wisata yang dikembangkan Sinarmas Land (SML) di Tambun Selatan, Bekasi. Terbaru, hadir klaster Levante at Klasika dengan luas pengembangan 7,4 Ha. Total akan dibangun 434 unit rumah. Tahap pertama diluncurkan 180 unit. Tipenya mulai 77/72,
102/91, 120/104, sampai 135/140 seharga mulai dari Rp1,5 miliar per unit.

Klaster baru ini dikonsep memiliki desain fasad klasik modern dengan lingkungan yang ramah pejalan kaki. Untuk mengoptimalkan konsep tropisnya, dihadirkan resort like neighborhood. Yaitu, lingkungan dengan ruang terbuka hijau dan ramah lingkungan. Layout rumah dirancang
memiliki cross ventilation untuk kualitas udara dan cahaya yang terjaga dengan baik dan mendukung sistem heating, ventilation, and air conditioning (HVAC) untuk menghemat energi. Klasika juga menerapkan sistem smart home dengan fiturfitur smart lock door, smart light swich, CCTF, dan sebagainya.

“Klaster ini adalah respon kami terhadap kebutuhan rumah tinggal para milenial dan zilenial, dimana mereka mulai memperhitungkan konsep hijau dan keberlanjutan,” ungkap Prasetijo.

Developer bekerja sama dengan Bank BCA dan Mandiri untuk promo pembelian rumah secara KPR. KPR BCA menawarkan bunga 4,3 persen fixed tiga tahun pertama, bunga 7,6 persen fixed tiga tahun kedua (tahun ke 4-6), kemudian bunga 9,9 persen fixed dari tahun ke-7 – 20. Angsurannya mulai Rp8,7 jutaan per bulan, uang muka 10 persen. Sementara KPR Mandiri melego bunga 2,55 persen untuk tahun pertama. Angsurannya Rp7,5 juta per bulan selama 12 tahun.

Konsep klaster dan kawasan, serta cara bayar fleksibel ini dinilai cocok untuk kalangan milenial dan zelenial yang gaya hidupnya serba praktis dan efisien. Semuanya menyatu dalam satu lokasi, mau ke Jakarta dan kawasan penyangga lainnya tinggal naik transportasi masal LRT jabodebek, demikian juga ke tempat lifestyle.

baca juga, Prabowo-Gibran Janji Bangun 3 Juta Rumah, Pengamat Properti: Dua Jempol

“Bagaimana pun juga, eksistensi anak muda akan dibuktikan dalam bentuk kepemilikan properti. Tinggal kami sebagai developer menyiapkan
produk-produk tepat untuk mendukung segala aktifitas mereka di keseharian,” jelasnya.

Grand Wisata adalah kota mandiri yang diapit dua jalan tol Jakarta – Cikampek dan JORR II sehingga aksesibilitasnya cukup mudah ditempuh, hanya belasan menit dari Jakarta. Dikembangkan seluas 1.100 Ha sejak tahun lalu, Prasetijo mengklaim masterplan kawasan sangat matang dan terencana dengan mengikuti pembangunan infrastruktur di Bekasi.

Perumahan juga dapat diakses melalui tiga gerbang utama. Yaitu, North Gate, West Gate, dan East Gate. “Itu yang menjadikan kawasan Grand Wisata sebagai kota mandiri dengan macro infrastructure berbasis transit oriented development,” ucapnya.

Selain tempat tinggal, di dalamnya dilengkapi sabrek fasilitas lifestyle mulai dari Pasar Modern Grand Wisata, Farmers Market, Total Buah Segar, hingga Mal Living World Grand Wisata yang akan dibuka tahun 2024. Sementara fasilitas pendidikan ada IPEKA, Sekolah Notre Dame, SMA Al Azhar, dan SMAN 5 Kabupaten Bekasi. Sarana kesehatan ada Rumah Sakit Hermina dan Eka Hospital yang akan buka tahun 2024.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini