...

MERAWAT KEBINEKAAN DI TAMAN MINI INDONESIA INDAH

Dalam era globalisasi, dengan keterbukaannya sistem perkotaan, segala perubahan yang terjadi berlangsung begitu cepat. Salah satu aspek yang paling cepat mengalami perubahan ialah tata guna lahan. Seiring dengan cepatnya pertumbuhan penduduk terutama di kota-kota di negara berkembang, manajemen perkotaan diharapkan dapat mencegah dan mengatasi persoalan di perkotaan untuk mencapai wilayah kota yang ideal, produktif, pembangunan yang merata, dan berwawasan lingkungan.

baca juga, Dorong Bisnis Properti, IPEX 2022 Gelar Talkshow “GUE, BELI PROPERTI NOW! LOE?”

Salah satu kawasan yang kini tengah “diatasi” adalah Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Pemerintah melakukan penataan dan revitalisasi besar-besaran yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). TMII diupayakan dirawat kembali dengan mengganti sebagian atau seluruh unsur-unsur lama dengan unsur-unsur baru dengan tujuan
untuk meningkatkan vitalitas dan kualitas lingkungan sehingga kawasan tersebut memberikan kontribusi yang lebih baik bagi Kota Jakarta.

Setelah lebih dari 52 tahun, kini TMII yang berlokasi di Jakarta Timur ini memiliki wajah baru. Revitalisasi tersebut dilakukan berkaitan dengan keputusan pemerintah yang menjadikan TMII sebagai venue pendukung bagi presidensi Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Anggaran untuk revitalisasi ini sebesar Rp1,08 triliun yang digunakan juga untuk merawat bangunan bersejarah Indonesia.

“Sejak dibangun pada tahun 1970-an, baru kali ini diadakan renovasi besar-besaran di TMII. Untuk progresnya sudah hampir selesai, menunggu peresmian dari Presiden,” ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat acara Peringatan Hari Habitat Dunia & Hari Kota Dunia 2022 (HHD-HKD 2022) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Minggu (16/10/2022).

Renovasi TMII dibagi dalam tiga zona yang meliputi penataan bangunan seluas 7,17 ha dan kawasan seluas 26,56 ha. Renovasi yang dilakukan di zona 1 memiliki tema Indonesia klasik “Elegan dan Geometri” yang meliputi penataan area gerbang utama, renovasi koridor utama Sasono, plaza utara dan selatan, Plaza Gadjah Mada, Tugu Pancasila, Keong Mas, Sasono Utomo, Sasono Langgeng Budoyo, Sasono Adigun, Museum Indonesia dan lantai 1 gedung pengelola gerai UMKM.

Sedangkan di zona 2 dengan tema Arsitektur Nusantara, Tradisi, dan Budaya ‘Sulur’ merenovasi jalan dan pedestrian kawasan lingkar dalam Boulevard Nusantara, amphitheater, dan promenade keliling Danau Archipelago.

Lalu, di zona 3 dengan tema Indonesia Kini “Modern” meliputi penanganan jalan dan pedestrian kawasan lingkar luar. Selain melakukan renovasi di tiga zona tersebut, revitalisasi ini juga fokus pada konsep awal masterplan TMII dengan membangun 70 persen area hijau dan 30
persen bangunan. Sehingga bangunan-bangunan yang kurang diperlukan akan dibongkar untuk dijadikan lahan pepohonan dan tumbuhan hijau.

TMII akan dibuka untuk umum setelah perhelatan KTT G20 pada bulan ini (November 2022). Tentunya tiket masuk ke TMII harganya terjangkau sekitar Rp25.000 per orang dengan jam operasional mulai dari jam 07.00 sampai 16.00 WIB.

Renovasi Anjungan

Anjungan sejumlah provinsi di Indonesia di TMII juga telah rampung direnovasi, tetapi sebagian lainnya masih ada yang dalam tahap renovasi. Setiap anjungan akan menampilkan ciri khas tiap daerah, mulai dari rumah adat, pakaian adat, ikon daerah tersebut, hingga kuliner khas daerah. Agar anjungan ini terlihat lebih menarik dan lebih terkini lagi, maka dilakukanlah beautifikasi.

Kini tiap-tiap anjungan tak lagi diberi pagar pembatas antar-anjungan. Hal ini berkaitan dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. “Kita ini harus mengembalikan marwahnya TMII dulu. Jadi, dulu antar-anjungan semua terbuka, tidak ada pagar-pagar pembatas. Semua konsepnya terbuka, sehingga, satu sama lain itu ke-Bhinneka Tunggal Ika-annya terlihat nyata,” ungkap Direktur Eksekutif TMII Emilia Eny Utami.

Salah satu anjungan yang dibenahi adalah Anjungan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). “Sebenarnya anjungan DIY ini tidak ada revitalisasi besar, cuma ada sedikit pembenahan saja, seperti pengecatan, pemolesan lantai, gitu saja, karena untuk revitalisasi itu Taman Mini secara keseluruhan, kalau anjungannya berbenah saja, mengimbangi yang ada,” kata petugas Anjungan DIY, Kartoyono atau Yono, seperti dinukil dari Kompas.com, medio Oktober lalu.

Begitu masuk, pengunjung akan melewati gapura utama yang bernama Regol. Pada dasarnya, Anjungan DIY menampilkan model rumah adat Mataram sebagai bangunan induknya. Di depan rumah, terdapat dua patung kembar patung Gupolo sebagai lambang penolak kejahatan. “Patung kembar ini melambangkan menolak kejahatan, jadi kalau ada hal jahat yang mau masuk, itu akan menolaknya,” kata Yono.

Bagian depan rumah disebut Pendopo Agung, yang sering difungsikan sebagai tempat menerima tamu dan melangsungkan pertunjukan seni. Di Anjungan DIY, Pendopo Agung merupakan bangunan tanpa dinding yang disokong oleh empat Soko Guru (tiang pokok), dengan tiang-tiang pembantu di sekitarnya.

Semua tiang tersebut terbuat dari kayu dengan corak ukiran dari agama Hindu, Buddha dan Islam. Terdapat sebuah ruang bernama Pringgitan. Penamaan ruangan ini berasal dari kata “ringgit” yang berarti wayang kulit, sebab di tempat inilah pertunjukan wayang kulit biasa dilaksanakan. Namun, kini ruang Pringgitan telah digunakan sebagai tempat menyimpan gamelan Jawa. Ada juga Anjungan Kepulauan Riau (Kepri) yang menampilkan arsitektur bangunan bergaya Belah Bubung atau Rumah Rabung. Dinamakan Rumah Belah Bubung karena atapnya terbelah, dan disebut Rumah Rabung karena atapnya menggunakan perabung. Revitalisasi bangunan Anjungan Kepri ini diharapkan, ke depannya semakin dapat mengedukasi masyarakat terkait nilai budaya dalam bentuk pagelaran seni dan budaya Kepri, pameran produk unggulan ekonomi Daerah Kepulauan Riau, serta seminar dan lokakarya sesuai Permendagri Nomor 64 Tahun 2020.

“Dengan semakin baiknya fasilitas infrastruktur Anjungan Daerah Kepulauan Riau, kami berharap nilai-nilai sosial budaya dapat tersalurkan secara optimal kepada masyarakat umum melalui berbagai macam kegiatan seperti pagelaran seni dan budaya dan pameran produk unggulan ekonomi daerah,” ujar Gubernur Kepulauan Riau Anshar Ahmad, dalam siaran persnya di TMII (Taman Mini Indonesia Indah), pertengahan Oktober lalu.

Anjungan Provinsi Sumatra Barat sudah 100 persen selesai. Jika dilihat ke dalam, struktur bangunan dan lainnya sudah terlihat rapi. Anjungan Sumatera Barat ini juga menjadi salah satu anjungan yang memiliki mushala yang disebut juga sebagai surau dalam bahasa daerah setempat.

Di Anjungan Provinsi Sulawesi Selatan pengunjung dapat melihat bangunan rumah adat khas Suku Toraja di Sulawesi Selatan, yaitu rumah adat Tongkonan. Selain rumah adat, terdapat juga pohon kelapa dan patungpatung yang didesain memakai pakaian khas Sulawesi Selatan. Sementara itu anjungan Bali menawarkan nuansa khas Pulau Dewata berkat bentuk bangunan dan ukiran yang ada. Ada pula tanaman kamboja yang semakin memperkaya suasana di provinsi tersebut. Ketika masuk, di sisi kanan pengunjung terlihat ruangan yang masih kosong.

Tram Mover

Renovasi di TMII juga turut memperbarui wahana yang telah disediakan. Salah satunya adalah kereta layang aeromovel. Kini, kereta tersebut diubah menjadi tram mover.

“Kita sudah mempersiapkan tram mover, suatu wahana kereta baru untuk di Taman Mini. Transformasi dari aeromovel menuju ke yang listrik,” terang Emilia. Perubahan ini mempertimbangkan agar kawasan TMII tetap ramah lingkungan dan mendukung go green. Sebelumnya, eromovel yang merupakan kereta layang ini menggunakan tenaga angin, tetapi kemudian berganti menjadi bahan bakar solar, yang mana akan menghasilkan emisi karbon. Maka dari itu, aeromovel diubah menjadi tram mover yang menggunakan listrik yang lebih ramah lingkungan dan bebas emisi karbon.

Untuk sementara, tram mover yang tersedia baru dua unit. Dua unit ini akan diujicobakan juga pada periode Oktober-Desember 2022. Seperti yang direncanakan, yakni operasional penuh pada 1 Januari 2023 nanti, diharapkan tram mover yang disediakan akan bertambah. “Itu semua
sudah bersertifikasi, jadi aman,” ucap Emilia.

Tram mover ini juga telah dilengkapi dengan teknologi autonomous dan artificial intelligence (AI). Teknologi ini akan bermanfaat bagi mengunjung, sebab dapat mendengarkan informasi tentang TMII sambil berkeliling dengan tram mover. Tram mover ini dapat dinikmati oleh
pengunjung sejak masa uji coba. Jadi, pengunjung yang penasaran ingin mencoba, dapat datang langsung ke TMII saat masa uji coba. •


TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini