EDDY HUSSY KETUA UMUM REAL ESTAT INDONESIA (REI)
“Sektor properti setidaknya masih bisa tumbuh 10%. Asalkan didukung oleh tingkat suku bunga yang diharapkan tidak melewati angka 15%.”
Berbicara tahun 2014 sektor properti terkena imbas dari hajatan politik nasional. Selain itu perjalanan industri properti dan perumahan setelah tumbuh luar biasa memang memiliki tantangan saat ini. Tak hanya situasi politik tapi juga terjadi pengetatan ekonomi, penerapan peraturan Loan to Value (LTV) Bank Indonesia cukup berdampak besar, namun tahun lalu tetap mengalami pertumbuhan sekitar 10 persen.
Ya, walau ada kendala pada 2014, properti tetap tumbuh dengan penjualan yang sedikit tertahan. Namun ada juga yang progres jualannya berjalan lancar karena developer tersebut bisa membaca situasi dengan memberikan strategi khusus dalam pembayaran, karena dalam kondisi sulit biasanya yang memiliki inovasi dan kreatifitas hasilnya akan berbeda.
Pada tahun 2015, sektor properti setidaknya masih bisa tumbuh di kisaran yang sama, yaitu 10%. Asalkan didukung oleh tingkat suku bunga yang diharapkan tidak melewati angka 15%. Bagi perkembangan industri properti, besarnya suku bunga menjadi penting. Suku bunga KPR saat ini masih cukup tinggi. Dibandingkan negara-negara tetangga, suku bunga Indonesia jauh lebih tinggi.
Diharapkan pemerintah dapat melakukan berbagai upaya demi mempercepat kinerja industri-industri di Indonesia, termasuk properti. Beberapa bentuk dukungan seperti meninjau kembali aturan KPR inden, pembangunan infrastruktur, dan penyederhanaan birokrasi, akan berdampak positif bagi industri properti. Namun melihat prospek tahun 2015, jenis properti yang akan berkembang adalah segmen kelas menengah yang memiliki potensi pasar sangat besar. Harga properti di bawah Rp1 miliar akan menjadi primadona.