Kamis, Mei 15, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

THE FIRST MOVER KREDIT HIJAU

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) terus berinovasi dalam mendukung pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan. Salah satu inovasinya adalah meluncurkan program KPR Green Financing sejak 2021 lalu yang memberikan berbagai kemudahan dan keuntungan bagi nasabah yang ingin memiliki hunian hijau.

baca juga, Ekspansi ke Bandung, Linktown Indonesia Targetkan Pendapatan Rp3,1 Triliun di 2024

Program ini merupakan bagian dari komitmen BRI untuk mengakselerasi green economy atau ekonomi hijau di Indonesia. Hal ini juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDG’s) dan kepedulian terhadap pemeliharaan lingkungan, khususnya terkait dengan energi terbarukan. Direktur Konsumer BRI, Handayani, mengatakan program ini ditujukan bagi para pengembang atau developer rekanan BRI yang mendapatkan keistimewaan sebagai ‘Developer Green’.

“Dengan penawaran DP mulai 0 persen dan suku bunga terbaik hanya 4,65 persen fixed 3 tahun atau 5,65 persen fixed 5 tahun, maupun jangka waktu panjang bisa sampai 25 tahun, ditargetkan BRI dapat ikut berkontribusi menyukseskan penerapan program Green Development sebesar Rp2,5 triliun,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Minggu (18/2).

Sejak peluncuran program KPR Green Financing yang bertepatan dengan launching KPR BRI Virtual Expo, BRI memberikan branding perlunya rumah sehat yang berwawasan lingkungan agar kehidupan penghuni di dalamnya semakin berkualitas. Perseroan juga beberapa kali mengadakan program untuk mengedepankan pentingnya green building seperti Talkshow Milenial Cuan, Mini Property Expo Goes to Developer, dan website resmi untuk memperoleh KPR Green Financing yakni Homespot.id.

Handayani mengatakan, pembiayaan hijau atau green financing/sustainability-linked financing semakin dibutuhkan pada masa mendatang, seiring dengan tuntutan keberlanjutan lingkungan di berbagai sektor, termasuk keuangan. Meski menjadi sebuah kebutuhan, saat ini green financing ataupun green investment belum menjadi tren yang masif.

“BRI memiliki komitmen untuk mengakselerasi green economy atau ekonomi hijau melalui sustainable business financing (pembiayaan kepada kegiatan usaha yang berkelanjutan). Meski saat ini sudah banyak produk keuangan yang mengedepankan keberlanjutan, namun masih terdapat banyak ruang untuk peningkatan,” ucapnya.

Meski sudah menunjukkan peningkatan, ia berharap tetap ada dukungan penuh baik dari pemerintah, pengusaha atau developer maupun para calon nasabah. Di antaranya berupa pedoman teknis bagi bank untuk mengimplementasikan perbankan hijau agar mempermudah dalam melakukan evaluasi kepatuhan maupun peningkatan kapasitas. Dari sisi developer, diharapkan semakin banyak yang peduli terhadap Program Green Development, salah satunya dengan melakukan self assesment Green Concept serta mendaftarkan diri jika hasil tes memadai. “Sementara itu, kita berharap masyarakat secara umum dapat lebih menghargai green concept dan memilih hunian hijau yang sehat dan berkualitas,” jelas Handayani.

Bentuk Komite

Perseroan mengklaim diri dalam menjalankan proses bisnis dan operasionalnya terus menerapkan prinsip Environmental (lingkungan), Social (sosial) dan Governance (ESG).

Salah satu bukti nyatanya, yakni lewat Komite ESG yang dibentuk pada 2021, merupakan forum bagi jajaran manajemen dalam memonitor dan
mengevaluasi implementasi ESG di BRI. Perseroan juga telah memiliki organisasi tersendiri ESG Division pada 2022.

“Karena urusan ESG ini bukan sekedar masalah, tetapi juga strateginya dan implementasinya. Untuk itu kami tempatkan dalam satu divisi khusus di situ,” tambah Handayani.

Dari sisi bisnis dan kaitannya dengan aspek environment, BRI telah melakukan perhitungan emisi gas rumah kaca (GRK) yang dilakukan sejak tahun 2020. Pada tahun 2022, BRI menyempurnakan perhitungan tersebut yang mencakup emisi Scope 1, Scope 2, dan Scope 3 termasuk financed emissions, yaitu emisi yang dihasilkan atas Investasi dan pembiayaan yang dilakukan oleh BRI.

Dari perhitungan tersebut, BRI menetapkan target penurunan emisi gas rumah kaca menggunakan baseline year tahun 2022, serta menetapkan target Net Zero Emission pada tahun 2050 untuk emisi Scope 1, Scope 2, dan Scope 3 kategori financed emissions yang mengacu pada Science-Based Target Initiatives (SBTi).

Upaya penurunan emisi karbon ini dilakukan melalui berbagai inisiatif baik bisnis maupun operasional dalam pengelolaan emisi karbon. Dari sisi bisnis, Komitmen BRI dalam implementasi ESG tercermin dari portofolio pembiayaan berkelanjutan (sustainable financing portfolio) BRI pada akhir Desember 2023 yang mencapai Rp 777.3 triliun, atau setara 67,1% dari total kredit yang disalurkan serta investasi surat berharga korporasi berbasis ESG.

Penyaluran kredit berkelanjutan pada sektor pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan berwawasan lingkungan senilai Rp52,8 triliun. Secara keseluruhan, penyaluran kredit berkelanjutan ini tercatat tumbuh double digit 11,2% secara tahunan (yoy).

Dari sisi operasional, perseroan telah mengandalkan 150 mobil listrik & 118 motor listrik sebagai kendaraan operasional dan pemasangan solar
panel di 93 unit kerja sampai akhir 2023.

BRI juga memiliki inisiatif lain dalam menjaga lingkungan, mulai dari penghindaran emisi karbon (Emission avoidance), melalui program Zero Waste to Landfill, dan Inisiatif penyerapan karbon (Carbon absorbtion) melalui program BRI Menanam dimana perusahaan telah berhasil menanam 904.196 bibit pohon produktif yang disalurkan kepada nasabah Mikro dan Desa BRIliaN. Dari kegiatan tersebut, terdapat potensi penyerapan CO2 yaitu sebesar 780.606 kgCO2e.l

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles