...

HOTEL TRENDS: IT’S TIME TO REBOUND

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya kenaikan yang signifikan pada jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia melalui pintu masuk utama pada Agustus 2022 yang mencapai 598.164 kunjungan atau mengalami kenaikan lebih dari 4 kali lipat dibandingkan dengan Agustus 2021. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berdasarkan klasifikasi hotel berbintang di Indonesia, pada Agustus
2022 pun mencapai 47,38 persen atau naik 22,31 poin dibandingkan dengan TPK Agustus 2021. Tren pasar jelas memperlihatkan kenaikan bisnis perhotelan di Tanah Air.

“Tetapi situasi sekarang ini tanpa Cina, karena Cina belum travel. Pada tahun 2019 dan sebelum-sebelumnya, nomor 1 market share traveler di Indonesia. Jadi bayangkan kita sudah balik ke 2019 dan lebih baik, tetapi belum ada Cina. Jadi sekarang saja dengan lokal domestik bagus banget, itu saja sudah lebih baik apalagi ditambah dengan Cina. Makanya kita cukup optimis dengan dunia travel tourism di Indonesia,”

Baca juga, Serpong-Gading Serpong Ramai Tawarkan Hunian Premium, Bagaimana Peminatnya?

Tidak hanya wisatawan mancanegara, wisatawan lokal pun meningkat signifikan. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyebutkan pergerakan wisatawan lokal Januari-September 2022 sebanyak 600 juta pergerakan. Angka ini melebihi target sebelumnya sebanyak 550 juta pergerakan wisatawan Nusantara. Bahkan pencapaian ini melebihi angka pergerakan sebelum pandemi Covid-19 melanda
pada tahun 2018 sebanyak 303,4 juta pergerakan.

Pengamat properti dari Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda memberikan prediksi, bahwa terdapat 3 sektor properti yang akan tumbuh lebih dulu yaitu perumahan, perhotelan, diikuti kemudian dengan pusat perbelanjaan.

“Selain sektor perumahan, sektor hotel dan pusat belanja akan secara signifikan memperlihatkan tren kenaikan. Tren kenaikan hotel akan terus tumbuh tahun 2023 yang dipicu oleh peningkatan arus wisatawan baik mancanegara maupun domestik. Bahkan saat tahun politik 2024, bisnis hotel akan semakin terbantu dengan tingkat permintaan yang tinggi untuk MICE,” jelas Ali.

Beberapa pengusaha bisnis perhotelan pun optimis, sektor ini akan terus pulih bahkan bisa lebih cepat dari sektor bisnis lainnya. Bahkan, menurut Olivia Surodjo, Direktur PT Metropolitan Land Tbk, pada tahun 2023 dan 2024 bisnis ini akan terus bertumbuh meski memasuki tahun politik.

“Saya pribadi menganggap hotel yang harusnya oke di tahun tersebut. Terutama kalau yang mempunyai meeting rooms. Biasanya pada saat pemilu, banyak parpol yang buat acara. Jadi di situ MICE-nya jalan. Sehingga kami cukup optimis untuk 2023 atau 2024 terutama hotel yang mempunyai MICE,” katanya.

Antonius Bong, Cofounder & President BoboBox pun punya optimisme yang sama akan bisnis perhotelan yang akan terus tumbuh ke depannya. Baru-baru ini, kata dia, Indonesia dinobatkan menjadi negara tercantik di dunia menurut peneliti dari Money, sebuah situs layanan perbandingan produk di Inggris. Indonesia menduduki peringkat pertama dengan nilai 7,77 di atas Selandia Baru di peringkat kedua dengan nilai 7,27 dan Kolombia di peringkat ketiga dengan nilai 7,16.

“Banyaknya event dunia yang diselenggarakan di Indonesia seperti MotoGP dan G20 membuat promosi pariwisata Indonesia menjadi go global. Kami optimis dan percaya hal ini akan membuat pasar perhotelan terus bertumbuh terutama untuk destinasi-destinasi alam yang mengusung konsep wellness tourism,” jelasnya.

Demikian halnya Erastus Radjimin, Founder and CEO ARTOTEL Group. Dia mengungkapkan, pencapaian ARTOTEL pada tahun ini bahkan sudah lebih baik daripada 2019 lalu, dimana pandemi Covid-19 belum melanda Indonesia. Berkaca dari itu, dia pun optimis bisnis perhotelan pada tahun depan dan seterusnya akan terus bertumbuh.

“Tetapi situasi sekarang ini tanpa Cina, karena Cina belum travel. Pada tahun 2019 dan sebelumsebelumnya, nomor 1 market share traveler di
Indonesia. Jadi bayangkan kita sudah balik ke 2019 dan lebih baik, tetapi belum ada Cina. Jadi sekarang saja dengan lokal domestik bagus banget, itu saja sudah lebih baik apalagi ditambah dengan Cina. Makanya kita cukup optimis dengan dunia travel tourism di Indonesia,” terangnya.

Meski demikian, Erastus memberi catatan, situasi politik pada event Pilpres 2024 bisa saja menjadi ancaman bagi bisnis hotel. “Saya kira yang penting 2024 aman. Maka kita yang dari swasta ini juga akan aman berkarya,” ungkapnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini