Harga rumah di Amerika Serikat (AS) naik sejak tahun lalu. Pada Januari, persediaan rumah menjadi rekor terendah alias paling sedikit dibanding tahun sebelumnya. Harga rumah bulan lalu naik hingga 15,4%.
baca juga,Tawarkan 6 Konsep, Berikut Keunggulan Cluster Mahakam The Signature di Jakarta Garden City
Berdasarkan data dari National Association of Realtors, harga rumah rata-rata naik menjadi US$ 350.300 atau Rp 5 miliar (kurs 14.300). Harga tersebut belum melampaui rata-rata penjualan yang pernah tercatat yaitu US$ 362.800 atau Rp 5,18 miliar.
Akan tetapi, harga untuk sebuah rumah yang mencapai Rp 5 miliar itu adalah yang tertinggi pada Januari. Hal ini dikhawatirkan akan membuat penjualan rumah menjadi lebih sepi. Harga rumah menjadi mahal dari tahun ke tahun, merupakan imbas dari pembeli yang mengantisipasi pembelian di saat suku bunga lagi tinggi, dan investor yang terus menambah pembangunan dengan pembayaran tunai.
“Pembeli mungkin mengantisipasi kenaikan suku bunga yang tengah berlanjut. Di sisi lain, para investor menambah permintaan dengan penawaran tunai. Akibatnya, harga perumahan terus bergerak lebih tinggi,” kata Kepala Ekonom dan Wakil Presiden Senior Riset di National Association of Realtors, Lawrence Yun.
Selain itu, penjualan rumah yang sedikit mengakibatkan penjualanrumah tunggal seperti kondominium, dan townhouse meningkat 6,7% sejak Desember tahun lalu. “Persediaan rumah di pasar tetap sangat menipis,” kata Yun.Rumah dengan harga US$ 500.000 ke bawah sudah tidak ada lagi. Ini membuat peningkatan penjualan pasokan rumah di atas harga tersebut semakin lebih tinggi. •