...

GELOMBANG 3 PANDEMI MENGHANTAM
SAAT KONDISI MEMBAIK

Secara umum kinerja pasar perumahan tahun 2021 menunjukkan kinerja yang relatif lebih baik dibandingkan tahun 2020, bahkan membukukan peningkatan yang luar biasa. Penjualan unit rumah di wilayah Jabodebek-Banten mengalami kenaikan 27,3%. Sementara itu kenaikan lebih tinggi tercatat berdasarkan nilai penjualan yang naik 69,0%.

baca juga, Aquaproof Berkontribusi Dalam Distribusi Air Bersih dan Cat Sekolah di Muara Gembong

Ada yang menarik dicermati sejak pasar properti tertekan pada tahun 2020. Meskipun secara jumlah unit terjual tercatat masih lebih rendah dibandingkan tahun 2017 saat siklus properti mengalami titik bawah, namun secara nilai penjualan justru mengalami kenaikan lebh tinggi dibandingkan tahun 2017. Apa yang terjadi? Kondisi ini menggambarkan bahwa sepanjang tahun 2020 penjualan rumah di segmen menengah atas mendominasi luar biasa. Bahkan tren dominasi segmen menengah atas ini terus berlanjut sampai Q3 tahun 2021.

Namun memasuki Q4-2021 pasar mulai bergeser ke segmen yang lebih rendah. Pergeseran ini bisa menjadi indikasi bahwa kemungkinan pasar akan kembali ke segmen yang lebih ‘membumi’ di saat pasar segmen menengah-atas sudah jenuh. Yang menjadi pertanyaan kemudian, apakah benar-benar segmen menengah-atas sudah jenuh? Apakah dengan pergeseran pasar ke segmen menengah-bawah, daya beli masyarakat sudah pulih?

Saat ini memang sangat sulit memprediksi pergerakan pasar yang terjadi, karena faktor pandemi yang tidak dapat diperkirakan dengan pasti. Dalam kondisi seperti tren saat ini, harusnya pasar segmen menengah-atas pasti akan mengalami kejenuhan yang diperkirakan akan terjadi pada pertengahan tahun 2022.

Sejalan dengan hal tersebut, maka pasar akan bergeser ke segmen menengah-bawah yang seharusnya telah siap dengan daya belinya. Namun kembali gelombang 3 pandemi terjadi dengan cepatnya penyebaran omicron saat ini. Hal ini akan membuat pergerakan siklus properti akan tertahan, paling cepat sampai akhir triwulan 2 tahun 2022. Yang perlu dicatat perlambatan yang mungkin terjadi pada siklus properti akibat munculnya gelombang 3 pandemi, bukan semata-mata properti sudah kehilangan daya beli, namun minat masyarakat yang semakin lama lagi menunggu untuk membelanjaan uangnya di properti.

Sampai sejauh mana kondisi ini memukul daya beli masyarakat, itu yang masih menjadi tanda tanya? Bila pandemi menjadi berkepanjangan, bisa jadi aktivitas perdagangan dan bisnis menjadi kembali terganggu. Dengan segala kemungkinan, diperkirakan sampai semester I tahun 2022 diperkirakan pasar properti akan mengalami perlambatan. Di satu sisi pasar menengah-atas sudah mulai jenuh, disisi lain pasar menengahbawah belum cukup memiliki kesiapan daya beli.

Satu hal yang menjadi berita baik adalah pergerakan sektor komoditas yang terus mengalami tren kenaikan, sektor ini diharapkan menjadi faktor tidak langsung yang akan menopang siklus pasar properti. Meningkatnya sektor ini akan membuat daya beli sebagian masyarakat yang berada di bidang ini membukukan penghasilan yang lebih tinggi, dan pada akhirnya properti umumnya menjadi tujuan investasi. Benar demikian? Dari beberapa kali siklus properti di Indonesia, keterkaitan peningkatan sektor komoditas sejalan dengan tren peningkatan yang terjadi pada siklus properti.


TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini