Top 5 This Week

Related Posts

SOLUSI DAN STRATEGI MENGURANGI KARBON

Iwan Prijanto selaku Chairperson Green Building Council Indonesia (GBCI), dalam makalah yang disampaikannya pada Talkshow Green Building di acara Synergy Green Building Festival, 10 Maret 2023 yang berjudul Why Global Real Estate can not Afford not to Act on Climate Change, mengetengahkan bahaya perubahan iklim bagi kehidupan manusia. Lalu bagaimana mengatasinya?

baca juga, Samsung Electronics Dorong Talenta Muda Melalui Event Esports Khusus Mahasiswa di Asia Tenggara

Ada banyak cara yang bisa dilakukan kita (masyarakat dan negara) untuk mengurangi perubahan iklim itu melalui aksi nyata, salah satunya dekarbonisasi. Walau ini sulit, terutama karena erat kaitannya antara persebaran emisi itu dengan pertumbuhan pendapatan suatu daerah atau negara. Walau bagaimanapun, “Kita harus terus berusaha untuk memisahkan pertumbuhan pendapatan dengan emisi yang disebabkannya. Ini
penting, demi untuk kehidupan masa depan,” ujar CEO Dex Solusi Transit itu.

Adapun solusi untuk mengurangi karbon menuju Net Zero Emission itu bisa dimulai dengan selalu mengurangi penggunaan sumber daya material dan energi sebanyak mungkin, tentu tanpa mengorbankan produktivitas. “Prioritasnya adalah mengimplementasikan solusi berbasis alam yang berkelanjutan sebanyak mungkin,” kata Iwan. Langkah-langkah logis menuju NZE adalah:

1. Tidak menggunakan energi: Memaksimalkan penggunaan ventilasi alami sambil memastikan kualitas udara luar yang lebih baik.

2. Mengurangi Penggunaan Energi: Mencari solusi hibrida yang dapat menjaga kenyamanan dan produktivitas dengan penggunaan energi yang lebih sedikit.

3. Penggunaan Energi yang Cerdas: Mencari teknologi dan metode yang paling cerdas untuk memungkinkan penggunaan energi yang paling efisien.

4. Memanfaatkan Energi Terbarukan: Memanfaatkan energi terbarukan sebanyak mungkin untuk memenuhi intensitas penggunaan/ konsumsi energi yang sudah rendah.

5. Kompensasi: Menyeimbangkan emisi residu melalui penghijauan, pembangkit energi terbarukan, perkebunan berkelanjutan, dan investasi sertifikat penangkapan karbon lainnya.

Sedangkan terkait strategi mengurangi karbon adalah
dengan cara:

 Tidak Membangun Bangunan Baru: Memanfaatkan kembali/merenovasi bangunan (mendesain struktur yang fleksibel dan dapat disesuaikan).

 Membangun Sesuai Keperluan: Hanya membangun sesuai kebutuhan masyarakat/ kota. Memaksimalkan penggunaan bangunan, kurangi yang tak digunakan.

 Membangun dengan Cerdas: Menggunakan kembali material (mendesain untuk dekonstruksi dan penggunaan kembali). Menggunakan
bahan/material rendah karbon.

 Membangun dengan Efisien: Meminimalkan perencanaan bangunan. Menggunakan bentuk dan grid yang efisien. Memaksimalkan penggunaan material.

 Sumber Daya Lokal: Memilih bahan bangunan yang tersedia secara lokal untuk mengurangi emisi transportasi.

 Meminimalkan Limbah: Prafabrikasi. Meningkatkan praktik konstruksi. Memanfaatkan barang yang bisa digunakan kembali atau daur ulang.

 Teknologi Hijau: Menggunakan teknologi pembangunan yang ramah lingkungan dan efisien dalam hal energi dan bahan.

 Pemantauan Karbon: Melakukan pemantauan dan evaluasi terus-menerus terhadap jejak karbon selama tahap konstruksi.

 Sertifikasi Lingkungan: Mengikuti standar sertifikasi lingkungan yang mengutamakan pengurangan karbon terikat dalam konstruksi bangunan.

“Dalam memerangi perubahan iklim di daerah tropis, penting untuk mengakui bahwa harmoni dengan alam adalah kriteria utama. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan holistik dalam mengembangkan program dekarbonisasi di sektor bangunan. Program ini mencakup mitigasi (menuju kondisi net zero pada tahun 2050), adaptasi (peningkatan ketahanan lingkungan binaan), restorasi (perbaikan kondisi alam), pemberdayaan masyarakat (pengembangan kapasitas), dan otomatisasi (penggunaan teknologi penunjang),” papar Iwan.

+ posts

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles