Beranda Liputan Utama PANDEMI LAHIRKAN INOVASI BOBOCABIN

PANDEMI LAHIRKAN INOVASI BOBOCABIN

Sejak awal kami mendirikan Bobobox, kami berniat menawarkan solusi bagi para konsumen di industri hospitality atas pain points yang mereka rasakan melalui sebuah alternatif beristirahat yang tidak hanya terjangkau, namun juga menawarkan kenyamanan dengan dukungan teknologi IoT dan modularitas yang kami kedepankan.

0
BOBOCABIN

Bobobox lahir pada tahun 2018 dengan hotel kapsul sebagai produk pertama. Hingga kini, Bobobox sukses ekspansi ke 16 cabang di 6 kota besar Indonesia. Bahkan disaat sektor perhotelan kolaps akibat pandemi Covid-19, Bobobox justru melahirkan inovasi baru melalui Bobocabin yang diluncurkan di Februari 2021 dan kini sudah memiliki total 8 cabang di Indonesia. Sejak saat itu, angka occupancy Bobocabin konsisten berada di atas 90%.

Antonius Bong, Cofounder & President BoboBox

Apa yang melatarbelakangi bapak terjun di bisnis perhotelan?

Pada dasarnya saya adalah seorang traveler. Saya bersama keluarga selalu menyempatkan untuk pergi travelling setidaknya dua kali dalam setahun. Travelling sudah menjadi hal yang wajib saya sempatkan untuk quality time bersama keluarga. Menurut saya, melalui travelling kami banyak belajar hal baru mengenai culture, lifestyle dan juga potensi bisnis. Kecintaan saya terhadap travelling membawa saya ingin mendalami
industri travel dan lifestyle melalui bisnis perhotelan.

baca juga, STRATEGI PORTFOLIO PERUSAHAAN

Berangkat dari background property yang saya miliki, saya bersama partner saya Indra Gunawan melihat sebuah potensi dalam industri perhotelan. Buat saya dan Indra, kami memiliki misi yang simple, yakni semua orang harus bisa travelling. Oleh karena itu mereka tentunya butuh sebuah akomodasi yang affordable, nyaman, cepat, dan bisa memenuhi kebutuhan customers. Menyangsang target market millennial, adventurer dan smart business traveler, lahirlah Bobobox pada tahun 2018 dengan hotel kapsul sebagai produk pertama kami. Setelah Bobobox
sukses ekspansi ke 16 cabang di 6 kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bekasi, Yogyakarta, Malang dan Solo, di tahun 2021 terjadilah pandemi Covid-19 yang membuat industri perhotelan ikut terdampak.

Tidak putus asa, kami mencoba bangkit dengan menghadirkan konsep produk baru yang kami luncurkan di tahun 2021 di tengah pandemi Covid-19. Bobocabin menjadi saksi perjuangan kami dan kecintaan kami dalam bisnis perhotelan. Konsep yang kami tawarkan masih menyangsang target customers yang sama, yakni milenial dan adventurer.

Menyasar di celah pasar hotel sebagai hotel ‘kapsul’, apa yang menjadi pertimbangan bapak?

Sejak awal kami mendirikan Bobobox, kami berniat menawarkan solusi bagi para konsumen di industri hospitality atas pain points yang mereka rasakan melalui sebuah alternatif beristirahat yang tidak hanya terjangkau, namun juga menawarkan kenyamanan dengan dukungan teknologi IoT dan modularitas yang kami kedepankan. Untuk dapat menghadirkan solusi yang nyaman, harga terjangkau, di lokasi yang strategis, tidak ada cara lain selain mengedepankan space efficiency. Di sini konsep kapsul tercipta. Dengan mendesain sebuah kapsul yang space efficient, namun tetap memperhatikan kultur dan gaya hidup di Asia Tenggara khususnya di Indonesia, dimana kita terbiasa membawa barang bawaan dan koper ke kamar, memiliki kasur king size bed, privacy, dan Air Conditioning.

Selain memberikan fasilitas tersebut, keunikan yang Bobobox tawarkan sendiri terdapat pada seamless experience yang kami tawarkan. Mulai dari awal proses pemesanan, check-in, akses pintu, hingga pengaturan cahaya dan speaker pada ruangan, semua dapat dilakukan melalui satu aplikasi. Untuk mendukung aktivitas dan produktivitas tamu, khususnya para digital nomad, kami juga menyediakan sejumlah fasilitas penunjang seperti area komunal dan koneksi internet berkecepatan tinggi.

Sampai saat ini, berapa banyak hotel yang telah dibangun? Bagaimana sistem kerjasamanya?

Sampai saat ini kami memiliki 16 cabang untuk Bobohotel (kapsul), dan 8 cabang untuk Bobocabin. Sebagai pengelola tempat wisata dan beberapa fasilitas akomodasi, Bobobox sudah diakui oleh pemerintah. Bobobox telah bekerjasama dengan Kemenparekraf, serta BUMN seperti Pos Indonesia, Perhutani, Palawi, PTPN, hingga Telkom Indonesia. Melalui kerja sama dengan skema kemitraan, kami membuka peluang bagi
para pebisnis untuk bekerjasama dengan kami.

Kami menyadari bahwa kami tidak dapat berjalan sendiri untuk mencapai komitmen dalam memajukan pariwisata Indonesia. Maka dari itu, Bobobox dengan antusias menyambut siapapun yang memiliki kesamaan visi misi untuk menjadi mitra bisnis serta pahlawan investasi di industri pariwisata Indonesia. Melalui berbagai kolaborasi yang akan hadir kedepannya, Bobobox optimis dapat berkontribusi dalam kemajuan
pariwisata Indonesia.

Bobobox menargetkan sejumlah cabang baru Bobocabin dalam mendukung pengembangan wellness tourism di Indonesia sekaligus agar dapat menjangkau lebih banyak konsumen di penjuru Indonesia pada tahun ini. Melihat potensi keindahan alam dan budaya yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, Bobobox optimis rencana ini dapat menjadi solusi yang tidak hanya memberikan manfaat dari segi bisnis, namun
juga dapat memberikan dampak sosial ekonomi bagi masyarakat sekitar di berbagai daerah yang akan menjadi lokasi Bobocabin nantinya.

Pembangunan Bobocabin sendiri berada di daerahdaerah di Indonesia yang memiliki potensi pariwisata tinggi dan menyuguhkan pemandangan alam yang indah seperti danau, pegunungan, hingga pantai. Dengan total nilai investasi pembangunan satu lokasi Bobocabin yang berada mulai dari kisaran Rp15 miliar, Bobobox menawarkan skema kemitraan/co-investment.

Untuk keuntungannya sendiri, Bobobox memproyeksikan payback period untuk bisnis Bobocabin dapat ditempuh dalam waktu yang jauh lebih singkat dibandingkan dengan usaha resort pada umumnya. Capaian ini tidak lepas dari efisiensi pembangunan dan operasional Bobocabin yang dijalankan. Jika dibandingkan dengan pembangunan resort-resort pada umumnya, proses pembangunan Bobocabin dapat diselesaikan dalam
waktu yang relatif lebih cepat, yaitu hanya dalam waktu kurang lebih empat bulan.

Selain itu, unsur teknologi juga menjadi keunggulan Bobocabin dibandingkan dengan bisnis resort atau glamping yang lain. Selain memberikan pengalaman menginap di tengah alam yang lebih berkesan bagi konsumen, kemampuan Bobobox dalam mengintegrasikan sistem aplikasi mobile dalam memfasilitasi proses pemesanan Bobocabin menjadi keunggulan lain dari bisnis yang Bobobox tawarkan. Terbukti, selama ini Bobobox mencatatkan mayoritas pemesanan Bobocabin dilakukan melalui aplikasi

Bobobox, alih-alih melalui aplikasi-aplikasi online travel agent (OTA) yang banyak terjadi pada pemesanan hotel-hotel konvensional. Lebih lanjut, tingkat ketergantungan Bobobox terhadap aplikasi OTA pihak ketiga ini membantu Bobobox dalam meningkatkan efisiensi pengeluaran.
Dari sisi pasar, angka occupancy Bobocabin sejak pertama kali diluncurkan pada pertengahan pandemi COVID-19, tepatnya pada Februari 2021, konsisten berada di atas 90%. Dengan tarif menginap mulai dari Rp600,000 hingga Rp1,500,000 per malam, Bobocabin tersedia dalam tiga tipe berbeda: standard, deluxe serta family.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini