Pasar properti China telah jatuh ke dalam depresi berat, tercermin dari beberapa raksasa real estate yang mengalami penurunan pendapatan secara signifikan. Bahkan, ada lebih dari 30 perusahaan real estat China, termasuk China Evergrande Group dan Sunac China Holdings Ltd, telah gagal membayar utang internasional mereka.
baca juga, Pastikan Proyek Berjalan Sesuai Komitmen, PDS Ajak Konsumen Lihat Langsung Progres Antasari Place
Country Garden Holdings Co telah melaporkan penurunan laba semester pertama sebesar 96% setelah menjual rumah sepertiga lebih sedikit
dibandingkan tahun lalu. Padahal, perusahaan ini selama bertahun-tahun menduduki peringkat sebagai pengembang real estat teratas China
berdasarkan penjualan kontrak.
Perusahaan yang berbasis di Guangdong mengatakan pasar telah berjuang dengan ekspektasi yang melemah. Di sisi lain, permintaan
yang lesu dan penurunan harga properti. “Semua ini memberikan tekanan yang meningkat pada semua pelaku di pasar properti, yang telah
merosot dengan cepat ke dalam depresi berat. Munculnya kasus baru Covid-19 di kota-kota di seluruh China juga telah memperlambat aktivitas
konstruksi dan membebani kinerjanya,” kata perusahaan itu.
Country Garden memperoleh keuntungan kecil setara dengan US$89 juta di paruh pertama 2022. Jauh merosot dibandingkan keuangan dalam enam bulan pertama tahun 2021 senilai US$2,2 miliar. Perusahaan ini telah lama dianggap sebagai salah satu pengembang terkuat secara
finansial di China. Tetapi seperti banyak rekanrekannya, ia telah berjuang untuk mengatasi krisis kepercayaan yang telah menyebabkan pembeli rumah dan investor mundur dari pasar properti China. [Kontan.co.id] •