Beranda Property Tips MAU BANGUN RUMAH? KENALI JENIS DAN PERENCANAAN PONDASI RUMAH

MAU BANGUN RUMAH? KENALI JENIS DAN PERENCANAAN PONDASI RUMAH

0
perencanaan pondasi rumah

Pondasi tempat tinggal sangat penting untuk konstruksi bangunan, sebab fungsinya sebagai penahan berat beban seluruh bagian di atasnya. Oleh sebab itu, pondasi tempat tinggal dibutuhkan untuk mendirikan segala jenis bangunan.

baca juga, Rayakan Hari Jadi ke-111, Sharp Gelar Acara Bertajuk ‘Sharp Tech Day’

Ketahanan dan kekokohan sebuah bangunan dalam menghadapi bencana alam seperti gempa bumi hingga banjir sangat tergantung dari baik
tidaknya pondasi.

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 05/PRT/M/2016 tentang Izin Mendirikan Bangunan Gedung (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 276) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 06/PRT/M/2017 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 05/PRT/M/2016 tentang Izin Mendirikan Bangunan Gedung sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 02/PRT/M/2020 tentang Izin Mendirikan Bangunan Gedung, Bangunan gedung sederhana adalah bangunan Gedung dengan karakter sederhana serta memiliki kompleksitas dan teknologi sederhana.

Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung dijelaskan bahwa Bangunan Gedung sederhana untuk tempat tinggal adalah berupa rumah tinggal tunggal 1 (satu) lantai dengan luas paling banyak 100 m2 (tujuh puluh dua meter persegi). Dalam hal ini bangunan rumah tinggal tersebut menggunakan sistem struktur rangka kaku maupun dinding pengisi beton dan atau kayu, jika strukturnya menggunakan baja maka tidak termasuk bangunan sederhana dan harus ada perhitungan struktur yang matang sebelum ke tahap kontruksi.

Secara umum, pondasi merupakan struktur bangunan yang letaknya berada di bagian paling bawah dan berguna untuk menopang beban seluruh struktur bangunan. Sebagai bagian dari struktur paling bawah, pondasi merupakan salah satu bagian utama dalam menopang beban
bangunan di atasnya. Intinya, pondasi yang kuat akan menjadi modal utama bangunan yang kokoh.

Namun tidak bisa dipungkiri bahwa Indonesia mayoritas daerahnya dilewati garis Pegunungan Sirkum Mediterania dan pengunungan Sirkum
Pasifik terbentuk karena adanya proses patahan. Pegunungan Sirkum Mediterania terbentuk akibat terjadinya zona orogenic, yaitu tempat lempeng tektonik saling mendorong dan mengangkat kerak bumi ke atas. Jadi secara umum, hampir semua wilayah di Indonesia merupakan daerah rawan gempa. Peta persebaran wilayah gempa bisa dilihat pada gambar berikut :

Mengingat wilayah gempa yang hampir merata tersebar di Indonesia, maka dari itu penting mengetahui ketentuan pondasi yang standar agar bangunan kokoh, jadi ketika gempa terjadi bisa meminimalisir kerusakan yang diakibatkan. Adapun beberapa ketentuan tentang pondasi yang
standar adalah sebagai berikut :

1. Pondasi harus ditempatkan pada tanah keras. Pondasi sebisa mungkin bertumpu pada tanah yang sudah padat dan kuat. Apabila di area bangunan akan didirikan adalah wilayah dengan karakter tanah lunak atau bergerak maka perlu dilaksanakan penyelidikan tanah terlebih dahulu.

2. Penampang melintang pondasi harus simetris. Pondasi menerus dengan kualitas terbaik adalah apabila penampang potongannya simetris seperti gambar di bawah ini.

3. Harus dihindarkan penempatan pondasi pada sebagian tanah keras dan sebagian tanah lunak. Tanah harus dalam kondisi homogen atau sama, karena jika ada perbedaan jenis tanah yang mencolok akan rawan terjadi retak dan membebani pondasi.

4. Sangat disarankan menggunakan pondasi menerus, mengikuti panjang denah bangunan. Pondasi menerus artinya tidak ada bidang yang terbuka jika dilihat dari denahnya. Pondasi saling terhubung membentuk bidang yang tertutup.

5. Pondasi dibuat menerus pada kedalaman yang sama, pondasi bertangga seperti ditunjukan oleh gambar 5 berikut tidak diperkenankan. Hal ini karena ketinggian yang tidak sama akan menyebabkan pembebanan yang tidak merata dan membahayakan kekakuan struktur.

6. Bila digunakan pondasi setempat/umpak, maka masing-masing pondasi setempat tersebut harus diikat satu dengan lainnya secara kaku dengan balok pengikat. Balok ika harus dikunci dengan minimum 4 buah paku agar menjadi rangkaian yang kaku.

7. Penggunaan pondasi pada kondisi tanah lunak dapat digunakan pondasi pelat beton atau jenis pondasi alternatif lainnya. Pondasi yang
paling lazim diterapkan dalam permukaan tanah yang lunak adalah pondasi rakit, dimana seolah bangunan yang akan kita buat berada di
atas pelat/rakit sehingga seolah mengambang seperti halnya kapal.

8. Untuk rumah panggung di tanah keras yang menggunakan pondasi tiang, maka masingmasing dari tiang tersebut harus terikat sedemikian rupa satu sama lainnya dengan silang pengaku, bagian bawah tiang yang berhubungan dengan tanah diberi telapak dari batu cetak atau batu kali sehingga mampu memikul beban yang ada diatasnya secara merata. Ukuran batu cetak 25 X 25cm, tebal 20 cm.

Jenis pondasi rumah

Dalam membangun tempat tinggal, ada 7 jenis pondasi yang bisa kamu gunakan. Simak penjelasannya berikut ini!

1. Pondasi rumah tapak
Pondasi rumah tapak adalah jenis pondasi yang menyangga titik beban tunggal. Jenis pondasi ini dibuat dengan beton bertulang yang diletakkan tepat berada di bawah kolom. Jenis pondasi ini cocok untuk membuat bangunan tinggi dan berdiri di atas tanah yang lembek. Salah satu keunggulan jenis ini adalah pada harganya yang murah serta galian tanah lebih sedikit.

2. Pondasi rumah pelat beton lajur
Pondasi rumah pelat beton lajur umumnya digunakan apabila luas penampang terlalu besar. Oleh sebab itu, penampang dibagi dengan memanjangkan lajur supaya tidak terlalu lebar. Pondasi jenis ini lebih murah dibandingkan jenis lainnya.

3. Pondasi rumah tikar
Jenis pondasi ini dapat menyebarkan beban pada struktur atas area yang lebih luas. Umumnya, pondasi rumah tikar digunakan pada kondisi beban kolom atau beban struktural lain letaknya berdekatan dengan pondasi sehingga saling berinteraksi. Pondasi ini dapat mengurangi penurunan tempat karena pelat beton akan mengimbangi gerakan berbeda di antara posisi beban yang ada. Umumnya, jenis ini digunakan pada kondisi tanah longgar.

4. Pondasi rumah sumuran
Pondasi sumuran digali pada tanah dengan diameter 60 sampai 80 cm seperti layaknya sumur, hingga mencapai kedalaman 8 meter. Jenis pondasi ini menggunakan bahan baku beton dan batu belah sebagai pengisinya.

5. Pondasi rumah tiang pancang
Jenis pondasi ini mampu menahan gaya orthogonal pada sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan. Keunggulannya ada pada mutu beton berkualitas karena diproduksi pabrikan. Pondasi tiang pancang juga bisa mencapai daya dukung tanah paling keras dari ujung hingga sekeliling tiang.

6. Pondasi rumah rakit
Jenis pondasi rumah rakit mengaplikasikan pelat beton besar untuk mengganti permukaan beberapa kolom jalur dengan tanah. Kelebihan dari jenis pondasi ini adalah bisa diterapkan pada kondisi tanah lunak, atau pada bangunan yang jarak kolomnya sangat dekat.

7. Pondasi rumah umpak
Pondasi umpak terkenal memiliki ketahanan tinggi terhadap guncangan. Pasalnya, sistem pondasi ini dapat menyelaraskan bangunan dengan guncangan yang ada. Sehingga, tiang bangunan tidak akan patah saat terjadi gempa bumi. Posisi umpak yang berada di atas permukaan tanah juga dikeraskan dengan batu kali, sehingga pondasi lebih kokoh.

Cara membuat pondasi rumah

Untuk membangun tempat tinggal satu lantai, maka pondasi batu kali kerap kali digunakan. Dengan kedalaman pondasi hanya berkisar antara 60 hingga 80 cm, pondasi ini berfungsi untuk menopang pemasangan bata dan beban struktur bangunan di atasnya yang tidak terlalu berat.

Sementara itu, untuk pondasi rumah 2 lantai, pondasi footplat lebih sering digunakan. Pondasi ini terbuat dari struktur beton bertulang dengan
kedalaman sekitar 130 cm hingga 2 meter. Namun, kita akan lebih sering menemukan pondasi ini dengan kedalaman 150 cm. Pondasi ini mampu menahan beban struktur bangunan di atas yang cukup berat, karena merupakan bangunan dua lantai.

Langkah 1: Bowplank

Dengan memahami jenis-jenis pondasi, maka kamu dapat menentukan pondasi bangunan yang akan dipakai.

Setelah itu, baru menjalani langkah-langkahnya. Adapun langkah pertama yang dilakukan untuk membangun rumah adalah bowplank. Yaitu, membuat batas ukuran lahan yang akan dibangun.

Pekerjaan bowplank dimaksudkan untuk mengetahui ukuran lahan sebenarnya dan mengatur posisi bangunan sehingga bisa mencapai angka presisi.

Dalam tahap pekerjaan ini, maka perlu menyiapkan material terdiri dari kayu, kaso, dan kayu papan yang dibentangkan menurut ukuran lahan, baik dari lebar depan dan belakang maupun dari sisi kanan dan kiri.

Langkah 2: Menggali lahan

Langkah selanjutnya setelah tahapan bowplank dilakukan ialah menggali lahan. Tahap ini dilakukan untuk menyediakan lahan kerja pembangunan sebuah pondasi.

Untuk membuat galian pondasi, maka harus dikerjakan sesuai dengan gambar denah yang sudah dibuat terlebih dahulu.

Ukuran galian lahan pondasi disesuaikan dengan besaran pondasi yang akan dibuat sesuai kekuatan yang dibutuhkan bangunan.

Misalnya, jika ingin membangun sebuah bangunan satu lantai sederhana, maka ukuran pondasi yang dibutuhkan boleh dipilih penampang bawah 50 cm dan penampang atas 30 cm dengan ketinggian 60 cm.

Sementara lahan galian yang dibutuhkan kedalaman 60 cm dan lebar 70cm, dengan tambahan lebar di sisi kanan dan kiri masingmasing 10 cm.

Pembangunan lahan dengan ukuran tersebut bertujuan untuk mempermudah pengerjaan pondasi, serta sebagai media urukan tanah.

Cara menghitung biaya pondasi rumah

Untuk menghitung biaya pondasi rumah yang dibutuhkan, maka dapat melihat denah rumah dan menghitung secara manual. Setelah didapat jumlah panjangnya, bisa dihitung biaya pondasi rumah yang dibutuhkan.

Misalnya, biaya galian pondasi untuk Kabupaten Bogor, Jawa Barat adalah Rp100.000. Maka upah tukang adalah Rp100.000 dikalikan panjang
galian pondasi. Namun, biaya upah disesuaikan dengan wilayah masing-masing.

Lalu, tahap selanjutnya setelah galian pondasi dikerjakan ialah membuat pondasi bangunan. Menghitung volume dan biaya pondasi rumah yang dibutuhkan harus dihitung berdasarkan ukuran pondasi yang akan dikerjakan.

Dengan rumus trapesium untuk menghitung volume pondasi, penampang bawah ditambah penampang atas dibagi dua, hasilnya dikalikan tinggi pondasi.

Dengan begitu, 0,5 meter ditambah 0,3 meter dibagi 2 hasilnya 0,4 meter dikalikan 0,6 meter hasilnya 0,24 meter.

Setiap satu meter panjang pondasi membutuhkan 0,24 m3. Dengan hasil ini, kita dapat mengetahui kebutuhan volume pondasi yang akan dikerjakan, yaitu mengalikan panjang pondasi yang dibutuhkan dikalikan 0,24 m3.

Contoh rumah perhitungan biaya pondasi

Setelah mengetahui kubikasi pondasi per meter, maka harga satu kubik yang dibutuhkan untuk membangun pondasi di Kabupaten Bogor ialah Rp800.000. Jumlah biaya pondasi rumah yang dibutuhkan 1 meter pondasi Rp800.000 dikalikan 0,24 meter, maka hasilnya Rp192.000/meter. Dengan begitu, volume pondasi dan biaya pondasi rumah dapat dihitung dengan mengalikan jumlah panjang pondasi keseluruhan.

Ciri pondasi rumah yang bagus

Sebelum mempertimbangkan metode dan teknik dalam membangun pondasi, simak beberapa ciri pondasi tempat tinggal yang bagus berikut ini supaya maksimal:

• Bisa menahan beban yang berada di atasnya, yaitu beban konstruksi, beban gempa, sampai beban angin. Harapannya, bangunan gak akan turun, retak, atau roboh.

• Dibuat dengan bahan bangunan yang bagus, kokoh, dan awet sehingga bisa berfungsi dalam jangka waktu panjang.

• Bisa bertahan dari kerusakan biologis dan kimiawi akibat organisme atau bahan kimia lainnya.

• Jenis pondasi yang dipilih disesuaikan dengan kondisi tanah dan bangunan. Misalnya, untuk bangunan tinggi di tanah lembek bisa menggunakan pondasi rumah tapak.

• Memiliki tambahan kapasitas beban yang bisa ditanggung, untuk mengantisipasi jika di masa depan bakal ada penambahan konstruksi bangunan di luar rencana, misalnya menambah tingkatan rumah.

• Jika pondasi dibangun menggunakan besi tulangan, harus menggunakan selimut beton yang cukup tebal supaya gak berkarat.

Ciri Pondasi Yang Tidak Kuat

Sama seperti bagian rumah lainnya, pondasi juga bisa rusak dan perlu perawatan. Beberapa tanda ini bisa membantu Anda mengenali masalah masalah yang sering muncul sebelum jadi lebih besar.

Sebagian besar masalah pondasi disebabkan oleh air. Seperti yang kita tahu, air bisa melemahkan tanah pada banyak situasi dan kasus.

Misalnya jika tanah di bawah pondasi basah atau kering tidak merata atau erosi tanah yang disebabkan oleh drainase, dan lain sebagainya.
Namun masalah pondasi tentu tidak hanya air, mari kita mengenali ciri pondasi yang tidak kuat.

Tanah Di Bawah Pondasi Mengering dan Menyusut

Selama cuaca panas dan kering, tanah di bawah pondasi Anda bisa menyusut. Ketika ini terjadi, dukungan yang diberikan oleh tanah pada bangunan menjadi tidak stabil dan sedikit bergeser.

Saat pondasi bergeser, Anda bisa melihat tandatanda seperti retakan di dinding, langit-langit,
lantai, dan bahkan masalah dengan membuka
pintu dan jendela. Umumnya, pembuatan
pondasi bisa mengatasi kejadian ini, namun
lebih baik waspada karena mungkin saja dapat
mengakibatkan kerusakan struktural yang parah.

Tanah Di Bawah Pondasi Menyerap Terlalu Banyak Air dan Gembur

Kebalikan dari masalah pada poin pertama, pondasi Anda juga dapat mengalami masalah jika tanah di bawahnya mengandung terlalu banyak air.

Cara kerjanya sama, ketika tanah menjadi jenuh dengan air, ia bisa mengembang atau bahkan gembur. Ini bisa menimbulkan perubahan posisi
pada bangunan Anda. Namun perlu diwaspadai, kejadian ini tidak hanya terjadi di waktu hujan, namun bisa pada kejadian kebocoran pipa, saluran pembuangan yang rusak, atau banjir.

Pondasi Rumah Anda Dibangun Dengan Tidak Benar

Seperti yang telah kita ketahui, kondisi tanah dan lingkungan sangat mempengaruhi kekuatan pondasi. Namun sebenarnya masalah-masalah
ini bisa ditemukan dan diatasi pada masa pengerjaan dan pembangunan pondasi.

Masalahnya, kesalahan pembangunan pondasi juga bisa berisiko dalam keamanan rumah Anda. Salah satu kisah salahnya pembangunan pondasi paling populer adalah menara miring Pisa. Kegagalan pengerjaan memahami strutkur tanah, metode yang sebaiknya digunakan, hingga pemilihan material yang tepat adalah beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam pembuatan pondasi.

Erosi Tanah Karena Drainase Yang Tidak Tepat

Sistem drainase yang tidak baik ternyata juga bisa menyebabkan erosi tanah yang membuat pondasi rumah Anda menjadi tidak stabil.
Masalah drainase dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut:

• Air mengalir dari atap dan kemudian menggenang di dekat pondasi Anda.
• Mengalirkan air secara berlebihan kearah pondasi dengan harapan cadangan air tanah.
• Dataran rendah di area rumah Anda malah mendekati pondasi.
• dan beberapa problem lainnya.

Anda dapat menghindari masalah ini dengan memastikan air selalu mengalir jauh dari rumah Anda. Jangan remehkan persoalan drainase ini.

Terakhir, Fenomena Sinkhole

Sinkhole merupakan lubang di tanah yang disebabkan oleh erosi dan drainase air. Ini juga bisa terjadi akibat penyerapan tanah secara berlebihan dan kejadian-kejadian lainnya. Kejadian ini mungkin sulit ditebak dan dihindari karena seringkali terjadi secara tiba-tiba. Namun Anda bisa melihat beberapa tanda akan terjadinya sinkhole.

• Pohon atau bangunan vertikal lainnya seperti tiang terlihat mulai miring.
• Kesulitan menutup pintu dan jendela yang disebabkan lekukan lantai.
• Tagihan air yang lebih tinggi dari biasanya menunjukkan mungkin ada kebocoran di jalur pasokan air bawah tanah.
• Area tanah yang lunak dan kenyal. Periksa terutama area di sekitar apa pun yang miring.
• Lekukan dan area cekung di halaman atau di bawah pavers.

+ posts
Artikulli paraprakRayakan Hari Jadi ke-111, Sharp Gelar Acara Bertajuk ‘Sharp Tech Day’
Artikulli tjetërSalim Group dengan Agung Sedayu Group Resmikan Indonesia Design District di PIK 2

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini