Bicara awam untuk sebagian orang. Namun ternyata bukan barang baru juga untuk sebagian orang lagi yang sudah metaverse mungkin masih banyak yang sangat terbiasa dengan dunia metaverse. Berbicara teknologi kita terkadang selalu tertinggal. Sebelum teknologi internet muncul, mungkin generasi masyarakat yang lebih tua pastinya kenal dengan Yellow Pages, dimana kita mencari alamat dan nomer telepon di buku ‘sakti’ itu. Namun sejak munculnya internet, perkembangan teknologi semakin cepat. Batas-batas global mulai melebur. Semua orang bisa berkomunikasi dengan Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, Tiktok, dan sekarang kita mengenal adanya metaverse.
Film Matrix (1999), Ready Player One (2018), Free Guy (2021) merupakan beberapa film yang terinspirasi oleh dunia metaverse. Di dunia gaming, tidak ketinggalan kita kenal Fortnite, Sandbox, Minecraft, dan Secondlife yang menjadi gambaran sederhana dunia metaverse.
Jadi sebenarnya apa itu metaverse. Metaverse adalah penggabungan dari kehidupan fisik dan digital kita, menciptakan komunitas virtual dimana kita dapat bekerja, bermain, bersantai, bertransaksi, dan bersosialisasi. Jadi berbicara metaverse harusnya tidak terbatas untuk gaming. Istilah Metaverse berasal dari ‘meta’ dan ‘universe’. Metaverse adalah dunia virtual 3D yang diciptakan menggunakan teknologi augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan video sehingga mendekati dunia nyata.
Salah satu platform sosial media terbesar di seluruh dunia, Facebook, telah melakukan pergantian nama menjadi Meta Platform Inc. pada tanggal 29 Oktober 2021. Apakah Metaverse merupakan dunia virtual yang diciptakan oleh Mark Zuckerberg sebagai pendiri Facebook?
Tujuan dari diciptakannya Metaverse ini adalah untuk menjadi platform komunikasi yang modern dan mempermudah setiap orang untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti bekerja, bermain, bersosialisasi, bahkan konser secara virtual.
Sebenarnya Metaverse ini sudah pernah dicetuskan oleh Neil Stephenson dalam novel fiksi ilmiahnya yang berjudul “Snow Crash” pada tahun 1992. Menurut Stephenson, Metaverse adalah ruang digital berbasis virtual yang menggabungkan beberapa teknologi seperti augmented reality dan virtual reality. Inilah khayalan yang saat ini mulai menjadi kenyataan.
Sederhananya, metaverse atau dunia virtual yang dapat kita rasakan kehadirannya dengan kemajuan teknologi saat ini. Kita akan memasuki sebuah dunia yang belum pernah dibayangkan sebelumnya, kita bisa bermain, berjalan-jalan, konser, atau meeting di dunia ini tanpa secara fisik harus datang kesana. Semua bangunan dan pemandangan yang ada di dunia ini dapat melewati batasan di dunia yang tidak bisa dibangun. Apakah ini khayalan? Tentunya tidak. Namun ini adalah dunia virtual sehingga kita bisa mengembangkan dunia ini tanpa batas. Tapi memang tetap bukan dunia nyata.
Kemajuan teknologi ini tidak dapat dicegah lagi. Mau tidak mau, suka tidak suka, teknologi akan terus menyeret kita ke setiap kemajuan demi kemajuan. Batas global menjadi semakin tipis, karena kita akan dapat berjumpa dengan semua orang di seluruh dunia. Kita dapat mengembangkan sebuah mimpi yang tidak bisa dibangun di dunia nyata. Dengan segala kelebihan yang ada, jangan lupa bahwa dunia ini juga berpotensi menyebabkan kecanduan bahkan depresi bagi penggunanya.
Namun dengan metaverse ini akan menjadikan revolusi baru di dunia teknologi dengan saluran komunikasi yang lebih maju dari saluran-saluran distribusi sebelumnya. Teknologi sangat cepat berkembang. Bagaimana kita secara bijak menerimanya.