Kabupaten Gresik menempel dengan Surabaya Barat pada satu sisi dan lainnya menghadap ke selat Madura. Kota santri ini juga punya banyak potensi yang menjadi keunggulannya, selain wisata, juga kawasan industri. Bahkan pemerintah juga telah menetapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik yang diperkirakan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 199.818 orang.
baca juga, Fortress Luncurkan Pintu Baja Premium dengan 16 Titik Penguncian
Sebut saja di Kecamatan Menganti, Driyorejo, hingga Kedamean dan sekitarnya yang kini dengan mudah dijumpai proyek-proyek perumahan yang menawarkan beragam keunggulan. Rudy Sutanto, mantan Ketua DPD AREBI Jawa Timur membaginya dalam dua zona.
Pertama adalah Gresik Utara yang lebih menonjol ke perumahan dan pergudangan, juga terdapat banyak pabrik dan kawasan industri, seperti JIIPE dan GEM City. Kemudian di Gresik Selatan yang berbatasan dengan Surabaya Barat terdapat banyak area perumahan. “Banyak keluarga muda, milenial dari Surabaya yang punya tabungan masih terbatas, maka mereka akan beli rumah di Gresik Selatan.
Sementara hunian di Gresik Utara hanya lebih sebagai supporting kawasan industri sekitar. Jadi perkembangan Surabaya Barat yang semakin padat terus bergeser ke wilayah Gresik,” katanya.
Beberapa kawasan perumahan di Gresik Selatan tersebut, antara lain Citraland Driyorejo, Citraland Kedamean, GreenLand Residence, Ganara City, Golden East Menganti, Golden Berry, Grand Sunrise, Astonia Park View, Puri Safira Regency, Royal Residence 2, Sentraland
Driyorejo, Golden Berry Regency, Oma Green Land, dan Grand Kedamena Regency.
Adapun GreenLand Residence yang berada di Jalan Raya Menganti merupakan salah satu kawasan perumahan terdekat dengan Surabaya Barat. Proyek besutan PT Untung Bersama Sejahtera (UBS Group) dan Nyoto Group ini dimulai sejak 2015 lalu, dimana saat ini sudah 30 ha lahan dikembangkan dari total 70 ha. “Untuk pembangunan perumahannya sendiri dimulai di tahun 2019,” kata Aditya Lazuardi, GM GreenLand Residence.
Aditya mengungkapkan bahwa potensi pasar properti di barat Surabaya semakin pesat lantaran properti di Surabaya, terutama Surabaya Barat juga semakin berkembang. “Harganya pun semakin tinggi, sehingga pilihan konsumen adalah ke wilayah Gresik ini. Saat ini kami sudah bangun 3 klaster, termasuk kavling siap bangun. Semuanya rumah 2 lantai dengan harga mulai Rp900 jutaan-3,5 miliaran,”
terangnya.
AN Ryan, pemasar Grand Sunrise Gresik pun mengakui tingginya potensi pasar limpahan dari Surabaya. Perumahan di Jalan Raya Bringkang, Menganti, Kabupaten Gresik ini dikembangkan di lahan seluas 13,8 hektar. Proyek kolaborasi antara PT Jaya Sukses Makmur
Sentosa, Tbk (Tanrise Property) dengan PT Abdael Nusa telah mengembangkan 49 persen lahannya dengan total 880 kavling, dimana yang sudah terbangun sebanyak 430 unit dan sudah terjual sekitar 350an unit rumah.
“Tipe paling laris adalah Ivory Deluxe 2 lantai, dengan ukuran LT: 5×15, LB: 67, 2 kamar tidur, 2 kamar mandi seharga Rp700 jutaan,” ujarnya pertengahan Desember 2021 lalu. Adapun harga hunian berkisar mulai Rp700-an juta hingga di atas Rp1 miliaran. Sebagian besar pembeli (65%) berasal dari Surabaya, selanjutnya Sidoarjo, Gresik dan wilayah lainnya. Bahkan tidak hanya hunian, peminat properti komersial ruko pun cukup tinggi. Dari sebanyak 30 unit, tersisa hanya 5 unit saja.
Demikian di CitraLand Driyorejo (12 ha), salah satu proyek pengembangan Ciputra Group di wilayah Gresik yang diluncurkan pada pertengahan 2019. Kawasan ini menggabungkan hunian tapak, apartemen juga ruko. Saat launching perdana sudah terjual 50 persen,
dan sudah mulai diserahterimakan. Hingga saat ini pun penjualannya sudah mencapai 60 persen dari seluruh total hunian yang dipasarkan. “Secara total ada sebanyak 412 rumah dan 249 ruko, dimana yang terjual sebanyak 280-an unit, baik rumah maupun ruko. Seluruh unit ruko di jalan utama sudah sold out, tersisa beberapa unit di bagian samping,” kata Andreas Yosianto, Marketing Manager CitraLand Driyorejo kepada Property and The City.
CitraLand Driyorejo menargetkan pasar menengah dengan kisaran harga mulai Rp900 jutaan atau harga cash mulai Rp750 jutaan hingga Rp2,3 miliaran. Tipe terkecil adalah LB 27/LT 70 m2 dan tipe terbesar LT 8×16 untuk 2 lantai. Mayoritas pembelinya dari Kota Surabaya (40%) dan kebanyakan berusia produktif (40-55 tahun). Dan mereka lebih meminati hunian tipe terbesar. “Banyak yang beli di sini kemudian bekerja di Surabaya, karena jarak tempuh hanya sekitar 15 menit ke Surabaya Barat dalam kondisi lancar. Jarak perumahan ini juga hanya sekitar 700 meter dari pintu tol,” ujarnya.•[Pius Klobor]