Propertyandthecity.com, Jakarta – Frans Hr Daeli, Ketua DPD AREBI Riau, tidak menutup mata kondisi pasar properti di Riau mengalami goncangan yang luar biasa akibat dampak dari wabah pandemik Covid-19.
Kondisi pasar properti primary dan secondary disebutnya sama-sama mengkhawatirkan. Terjadi penurunan penjualan antara 40-50 persen baik langsung maupun tidak langsung sejak wabah Covid-19 merebak. Bahkan, untuk pasar properti secondary mengalami penurunan hingga 50 persen lebih.
Baca: Ruslan Weng: Semua Pihak Masih Wait and See
Ada dua faktor yang disorot oleh Frans yang menyebabkan penurunan penjualan properti baik properti primary maupun secondary. Pertama, dampak wabah Covid-19 membuat kondisi ekonomi nasional mengalami penurunan yang mengakibatkan daya beli masyarakat menurun drastis. Fokus sebagian masyarakat kini lebih pada ketersediaan kebutuhan pokok.
Kedua, ketatnya proses di pihak bank yang setiap hari bisa berubah-ubah dalam menyikapi perkembangan ekonomi saat ini, yang berakibat sulitnya konsumen ketika mengajukan KPR.
“Sikap bank ini membuat semakin sulit berjualan karena walaupun ada konsumen yang mau beli tetapi pihak perbankan masih meragukan bidang usahanya karena dampak Covid-19, pasti ditolak juga konsumen itu,” ujar Frans Hr Daeli kepada Property and the City.
Dalam kondisi seperti ini, lanjut Frans, anggota DPD AREBI Riau harus pandai-pandai menyiasati, dan mau tidak mau menyesuaikan diri dengan keadaan yang kini kerap disebut New Normal akibat Covid-19. Sedikit kalau boleh disebut beruntung, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Pekanbaru relatif cukup longgar sehingga.
Baca: Endang Wasiati Wierono: Agen Saya Bisa Closing Hampir Rp3,5 Miliar
Ini memberi ruang gerak bagi para broker di Pekanbaru, seperti masih bisa mengantar konsumen melihat-lihat unit properti di lokasi yang diinginkan. Tentu saja dengan tetap mengikuti ketentuan seperti memakai masker dan menjaga jarak.
“Masih ada transaksi penjualan dalam social distancing karena kondisi PSBB di Pekanbaru dan Riau pada umumnya tidak terlalu ketat, tetapi kita tetap mengikuti arahan dari pemerintah,” ujar Frans.
Diakui oleh Frans Hr Daeli, mayoritas anggota DPD AREBI Riau masih dominan closing untuk properti primary di bandingkan secondary karena kondisi pasar Pekanbaru lebih banyak penjualan perumahan yang murah terutama yang bersubsidi. Ini tidak lepas dari kondisi Pekanbaru masih sebagai kota yang baru berkembang.
Untuk penjualan Bulan Maret diakui oleh Frans relatif masih lebih baik bila dibandingkan dengan Bulan April. Sedangkan di Bulan Mei ini sepertinya tidak akan lebih baik dari Bulan April karena kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat semakin menurun. Bahkan dalam kondisi normal pun pasti menurun karena memasuki bulan Puasa dan tahun ajaran baru.
Baca: BTN Salurkan SSB untuk 146.000 Unit Rumah
Saat ini jumlah perusahaan yang sudah bergabung menjadi anggota DPD AREBI Riau sebanyak 23 perusahaan dengan total anggota sekitar 180 anggota AREBI Riau. (Hendaru)