Jakarta, Propertyandthecity.com — Pada 19 Oktober 2022 lalu, PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) merayakan hari jadinya yang ke-20 tahun. Rekam jejak perjalanan perusahaan yang fokus pada sektor properti ini telah tercatat dan dibuktikan dengan sejumlah proyek yang telah sukses dikembangkan.
Lantas, kenapa nama INPP tidak begitu dikenal sebagaimana nama-nama pengembang properti lainnya? Padahal, sejumlah proyeknya justru telah menjadi destinasi unggulan. Sebut saja Plaza Indonesia atau fX Sudirman yang berada di pusat bisnis Ibu Kota Jakarta. Belum lagi sejumlah proyek lain di Bali dan beberapa kota besar lainnya.
Baca: Gencar Garap Properti Residensial, Komitmen INPP Tuntaskan Sesuai Target
Anthony Prabowo Susilo, Presiden Direktur & CEO PT Indonesian Paradise Property Tbk mengungkapkan, sejak awal berdirinya perusahaan ini, yakni pada tahun 2002 lalu, pihaknya hanya fokus pada pengembang proyek properti commercial, terutama pusat perbelanjaan dan juga hospitality, terutama perhotelan.
Selama 15 tahun INPP berkarya, sebut Anthony, model bisnis yang dijalankan adalah B to B to C (business to business to consumer), dimana INPP membangun sebuah gedung atau mendesain suatu konsep untuk kemudian diserahkan kepada brand pihak lain.
“Contohnya seperti kami membangun Hotel Sheraton untuk kemudian Sheraton menjual nama Sheraton kepada tamu-tamunya. Demikian juga pusat perbelanjaan, kami bangun dan serahkan kepada operator sister company kami. Oleh karena itu, nama INPP atau Paradise tidak pernah muncul, sehingga tidak begitu dikenal,” terangnya.
Menilik ke belakang, sejarah perjalanan dan perkembangan perusahaan yang didirikan oleh Boyke Gozali ini dicatat dalam 3 milestone. Pertama adalah sejak 2002-2012, dimana 100 persen dari bisnis INPP adalah perhotelan. Kemudian masa transformasi dan transisi kedua adalah 2012-2017, dimana bisnis INPP sudah mulai bergerak dari perhotelan ke pusat perbelanjaan. Di masa ini, komposisi perhotelan menyusut menjadi 40 persen, sementara 60 persennya adalah ritel.
Langkah bersejarah berikutnya adalah mulai menggarap segmen properti penjualan (property sales), yang dimulai tahun 2017. “Sejak 2017 INPP mulai memperkuat lini bisnisnya dengan memasuki segmen residensial atau hunian. Kami memulainya dengan proyek residensial pertama One Residence di Batam,” terang Anthony.
Hingga saat ini, 20 tahun berkarya, INPP telah sukses membangun dan mengembangkan 6 properti komersial, 13 hotel dengan 9 brand, dan 4 hunian, dimana proyek-proyek tersebut tersebar di 7 kota. Bahkan di tahun 2022 ini, pengembang juga telah meluncurkan dan membangun business unit ke-24, yakni Antasari Place yang merangkum hunian dan pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan.
Dan luar biasanya, dari semua proyek yang sukses tersebut, 7 diantaranya adalah proyek lanjutan (take over) lantaran ditinggalkan oleh pengembang lama. Maka tidaklah heran, jika INPP juga kerap dijuluki “penyelamat” proyek mangkrak.
Baca: Pastikan Proyek Berjalan Sesuai Komitmen, PDS Ajak Konsumen Lihat Langsung Progres Antasari Place
“Antasari Place adalah proyek terbaru yang kami ambil alih dari pengembang sebelumnya. Ini adalah pertaruhan kami untuk membuktikan komitmen kepada para konsumen. Kami akan tuntaskan sesuai kesepakatan,” tegas Anthony.
Kreativitas dan Inovasi
Selama 20 tahun berkiprah, INPP telah banyak menghasilkan produk-produk lifestyle ikonik seperti Plaza Indonesia, fX Sudirman, Keraton, Sheraton Bali Kuta Resort, Harris Resort Waterfront, Beachwalk Shopping Center-Bali, One Residence Batam, 31 Sudirman Suites & Hotel Hyatt Place Makassar dan sebagainya.
Untuk jelasnya, berikut proyek-proyek yang sudah dan sedang dibangun (proyek baru maupun pengembangan lanjutan), serta rencana pengembangan ke depan:
NAMA PROYEK | ||
PROYEK RAMPUNG | DALAM PENGEMBANGAN | RENCANA KE DEPAN |
Bali: | Bali: | Balikpapan: |
Beachwalk Lifestyle Mall | Beachwalk Extension | Dome CBD Balikpapan Complex (mixed-use 11 ha) |
Park 23 Entertainment Center | Aloft Hotel | Jababeka, Cikarang: |
Harris Tuban Hotel | Yello Hotel | New development (mixed-use 16 ha) |
Maison Aurelia | Beachwalk Residence | Semarang: |
Bandung: | Batam: | New development (CBD) |
Sheraton Kuta Hotel | One Residence | Sentul: |
Batam: | Makassar: | Hyatt Regency Hotel |
23 Paskal Shopping Center | Hyatt Place | Hyatt Regency Sentul (Apartemen) |
Harris Batam Center | 31 Sudirman Suites | South Jakarta: |
Harris Resort Waterfront | Jakarta: | New development (Apartemen) |
Jakarta: | Antasari Place | Beberapa lahan berada di Ciputat (Tangsel), Ciater (Tangerang), hingga Manado |
Cikini Gold Center | ||
FX Sudirman Mall | ||
Plaza Indonesia | ||
The Plaza Office Tower | ||
Grand Hyatt Hotel | ||
Harris FX Suites | ||
Harris Tebet | ||
Keraton Luxury Hotel | ||
Yogyakarta: | ||
Pop! Sangaji |
Sukses berkarya hingga 20 tahun tidak lepas dari sejumlah jurus dan strategi, serta visi matang dari INPP. Agoes Soelistyo Santoso, Cofounder & Commissioner PT Indonesia Paradise Property Tbk mengatakan, syarat untuk menjadi sukses, bukan hanya pada lokasi, lokasi dan lokasi. Bukan pula hanya karena modal yang besar.
“Kami percaya bahwa syarat untuk sukses adalah kreativitas dan inovasi. Itulah yang kami yakini sejak awal membangun grup perusahaan ini,” ungkap Agoes.
Dua nilai tersebut menjadi dasar bagi INPP untuk melahirkan produk-produk yang unggul dan menjadi top of mind di masyarakat. Maka, lanjut Agoes, menjadi visi dari INPP, yakni ingin fokus sebagai pengembang properti yang unggul, yang dibangun atas dasar inovasi dan kreativitas. “Inilah prinsip dasar yang selalu kami pegang dan gaungkan, serta ajarkan kepada tim kami,” katanya.
Agoes mengungkapkan, proyek pertama INPP adalah Harris Hotel Tuban yang berada di Bali, tidak jauh dari Bandara Udara Internasional Ngurah Rai. Pada awal tahun 2000, kata dia, Tuban hanyalah wilayah pemukiman, tidak ada aktivitas bisnis di sana.
“Dengan satu visi bisnis yang jelas, kami justru mengambil lokasi itu untuk membangun hotel pertama kami, yakni Harris Hotel Tuban. Dan ini adalah hotel dengan brand Harris pertama di dunia. Hotel bintang 3+ yang kami hadirkan untuk pasar kalangan menengah,” jelasnya.
Dengan kreativitas dan inovasi, maka hotel ini pun dihadirkan dengan keunikan dan ciri yang berbeda, salah satunya adalah warna orange yang hingga kini menjadi ciri khas Harris Hotel.
“Ciri khas dan keunikan seperti inilah yang membuat masyarakat penasaran dan antusias untuk datang ke Harris Hotel. Inilah salah satu produk dari inovasi dan kreativitas,” katanya.
Konsep yang digaungkan Harris, sebut Agoes, yakni simple tapi unik dan friendly. Sehingga pada saat itu, kata dia, Harris menjadi trend setter, yang akhirnya muncul begitu banyak hotel-hotel yang mengambil nada-nada mirip dengan Harris.
Baca: Gelar Public Expose, Modernland Realty Catat Marketing Sales 60 Persen di Kuartal III-2022
“Jadi, dalam mengembangkan bisnis, kami selalu berpikir untuk bagaimana membuat sesuatu yang berbeda dengan yang lain, tetapi diterima oleh masyarakat,” tegas Agoes.
Bahkan dari Harris Hotel Tuban inilah, INPP menjadi pionir 6 Harris pertama di Indonesia yang kini terus berkembang menjadi sekitar 50 hotel dengan brand Harris.
Inovasi dan kreativitas berikutnya dilakukan INPP melalui proyeknya yang berlokasi di Pantai Kuta, Bali. Agoes mengatakan, di awal tahun 2000-an, Pantai Kuta belum tertata dan diperhatikan seperti saat ini. Bahkan banyak hotel-hotel yang sepi, karena tidak banyak turis asing yang berkunjung ke sana.
“Saat itu Sahid mengajak kami bekerjasama untuk mengembangkan lahan seluas 5,2 hektar, dimana dulunya sudah ada Hotel Sahid. Saat itu kami berpikir untuk membuat suatu mixed-use development. Dan yang pertama akan kami bangun hanya dua, yaitu mal dan hotel. Jadi tantangannya adalah membangun mal di tempat wisata,” ujarnya.
Di sini, kemampuan inovasi dan kreativitas INPP kembali diuji untuk membangun sebuah mal dengan konsep resort. Dan pada akhirnya, kini telah tersaji kawasan mixed-use Beachwalk (Sahid Kuta Lifestyle Resort), termasuk Beachwalk Lifestyle Mall yang ada di dalamnya.
“Desain bangunannya juga unik, dengan konsepnya terbuka, sehingga orang yang berkunjung ke sana akan merasakan bahwa dia sedang jalan-jalan, leisure, bahkan ada spot-spot Instagramable dengan background pantai, termasuk juga produk yang dijual disesuaikan sebagaimana kawasan wisata,” jelasnya.
Demikian pula dengan konsep hotel yang dibangun dalam kawasan ini. Dengan intuisi bisnis yang dimiliki, bahkan pengembang merealisasikan dengan hadirnya hotel bintang lima, Sheraton Kuta Hotel, meski saat itu kawasan Kuta belum seramai saat ini.
“Dan setelah Sheraton Kuta kami bangun, maka muncullah hotel-hotel dengan kelas yang sama. Hotel kami selalu penuh,” imbuhnya.
Selain kedua proyek tersebut, proyek-proyek lain juga turut dilahirkan dengan sejumlah inovasi dan kreativitas, termasuk juga pada segmen residensial. Tidak heran, bisnis yang dijalankan INPP tersebut tetap berjalan dengan cukup baik, meski badai krisis melanda.
“Jadi kunci kesuksesan kami tersebut utamanya pada kreativitas dan inovasi. Dan juga tidak kalah pentingnya adalah insting bisnis yang kuat, dimana itu dimiliki oleh founder kami. Serta yang selalu kami jaga adalah reputasi,” tegasnya.
Komitmen Membangun
Lini bisnis mal dan hotel telah memberikan stabilitas income (recurring income) bagi perjalanan INPP. Ini pula menjadi pondasi yang kuat, sehingga INPP terus berkarya tanpa masalah berarti, termasuk selama pandemi Covid-19.
Kini saatnya, melalui kepemimpinan Anthony Prabowo Susilo, INPP akan berfokus pada pengembangan proyek-proyek mixed-use yang mengintegrasikan area komersial termasuk ritel, hotel serta residensial.
Menariknya, beberapa proyek justru dibangun di tengah tantangan pandemi yang melanda Indonesia. Namun luar biasanya, progres pembangunan tetap dijalankan tanpa kendala berarti dan sukses bahkan menjadi kebanggaan di kota-kota dimana proyek tersebut dibangun.
Khusus untuk residensial, Apartemen One Residence di Batam menjadi tonggak awal munculnya proyek-proyek hunian yang dibangun INPP. Apartemen yang mulai dibangun tahun 2017 itu bahkan pecah rekor MURI. INPP sebagai developer yang membangun dalam waktu tercepat, khususnya di Sumatera, yakni hanya dalam waktu 30 bulan, mulai dari marketing gallery.
Baca: Perkuat Sinergi dengan Para Agen, Synthesis Huis Optimis 2023 Sektor Properti Melesat
“Dari pembangunan sampai serah terima dalam 30 bulan dan sekarang sudah 99 persen sold. Kesuksesan ini karena kami yakin dan sudah melakukan perhitungan yang matang termasuk ketika menghadapi berbagai tantangan dan kondisi yang ada,” sebut Anthony.
Berikutnya adalah 31 Sudirman Suites di Kota Makassar yang diluncurkan di tengah pandemi Covid-19. Apartemen ini juga menjadi proyek kelas atas pertama yang dikembangkan INPP. Selain itu, juga merupakan proyek gabungan dengan konsep Hyatt Place Hotel pertama di Indonesia.
Melalui anak usahanya PT Rifai Maju Properti, 31 Sudirman Suites resmi diluncurkan pada Maret 2019 dan mulai dibangun di Juli 2019. Konstruksi apartemen ini rampung dibangun yang ditandai dengan seremoni topping off pada pertengahan November 2021 lalu.
“Proyek ini 2 kali lebih besar daripada di Batam. Kami tetap berkomitmen untuk hand over dalam waktu 39 bulan, dimana 33 dari 39 bulan tersebut kami mengarunginya dalam kondisi Covid-19. Pembangunan kami lanjut terus dan lancar. Bahkan sejak September 2022 lalu sudah mulai serah terima,” terang Anthony.
Selanjutnya adalah Beachwalk Residence di Bali yang juga diluncurkan di tengah pandemi dan mulai handover di 2021 lalu. “Kami bangun dalam 21 bulan dimana 12 bulan kami arungi di tengah pandemi,” ungkapnya.
Kemudian proyek hunian INPP yang keempat yang diluncurkan di tahun 2022 ini, yakni Antasari Place di Jakarta Selatan. Pada 2021 lalu, INPP mengumumkan sebagai manajemen baru baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap PT Prospek Duta Sukses (pengembang 45 Antasari sebelum menjadi Antasari Place). Adapun Antasari Place ini adalah satu dari tujuh proyek take over yang ditangani INPP.
“Proyek ini sangat unik dan berkesan bagi kami karena ini adalah project homecoming INPP kembali ke Jakarta,” ungkap Anthony. Adapun Progres pembangunan hingga akhir November 2022 sudah mencapai lantai 12, termasuk basemen.
Proyek ke-24 The Paradise Group ini ditargetkan akan tutup atap atau topping off pada Juni-September 2023. Demikian halnya, penyelesaian bangunan apartemen akan rampung pada Desember 2024–Juni 2025.
Dari keempat properti hunian tersebut, setidaknya INPP telah dan bakal menghadirkan lebih dari 2.000 unit hunian layak bagi masyarakat. Dan tidak berhenti di situ, beberapa kawasan baru tengah dipersiapkan untuk pengembangan berikutnya. Sebut saja proyek mixed-use di Balikpapan dan Semarang, serta beberapa lokasi lainnya yang rencananya mulai digarap tahun 2023.
“Di Balikpapan adalah proyek mixed-use, dan ini menjadi salah satu progres evolusi INPP, dimana INPP akan memasuki proyek landed pertama. Besar harapan kami, untuk proyek di Balikpapan akan kami luncurkan di tahun 2023,” ungkapnya.
Proyek baru berikutnya adalah di Semarang, dimana program kerjanya tengah diselesaikan pada tahun ini. “Saya berharap dan optimis, kami bisa selesaikan program kerjanya tahun ini dan untuk dibawa ke market di tahun depan. Tetapi yang paling siap untuk diluncurkan adalah yang di Balikpapan,” tutup Anthony.
Beberapa proyek lanjutan lainnya yang juga akan dikerjakan, antara lain 23 Paskal Extension di Bandung, Hyatt Place di Makassar dan Sahid Kuta Lifestyle Resort di Bali.
Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Sebagaimana diketahui, properti punya peran besar dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor ini memiliki efek pengganda (multiplier effect) bagi setidaknya 174 jenis industri ikutannya. Dengan demikian, jika sektor properti tumbuh, maka industri ikutannya tersebut pun ikut bergerak, seperti semen, furnitur, dan consumer goods.
Untuk pula diketahui, sektor properti mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dengan kontribusi sebesar 13% terhadap produk domestik bruto (PDB) mulai dari penjualan, tanah, konstruksi, dan lainnya. Sektor properti mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 30 juta baik langsung maupun tidak langsung, mendorong pertumbuhan investasi baru, serta meningkatkan kualitas lingkungan dan ekonomi lokal.
Oleh karena itu, peran pengembang, termasuk INPP tentu sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bisnis perhotelan, misalnya, hingga saat ini, INPP telah mengembangkan sekitar 13 hotel dengan 2.300 room yang tersebar di beberapa kota. Keberadaan hotel-hotel tersebut tentunya telah berperan dalam mendorong dan mendongkrak geliat ekonomi, khususnya di wilayah setempat.
Demikian halnya pada bisnis komersial (pusat perbelanjaan/ritel). Dari 6 properti komersial, INPP tentunya telah memberikan kesempatan kepada banyak pebisnis lain (peritel) untuk turut menjalankan aktivitas bisnisnya. Sementara segmen residensial, sebanyak 2.201 unit hunian menjadi bukti nyata kontribusi pengembang dalam membantu pemerintah menyediakan hunian layak bagi masyarakat banyak.
Baca: Keppel Land dan InHype Group Resmikan Chillax, Tempat Hangout Baru di Jantung Kota Jakarta
Seperti diketahui bahwa kebutuhan rumah di Indonesia masih cukup tinggi, mencapai 1 juta unit setiap tahunnya. Sementara pasokan perumahan belum mampu mengimbangi kebutuhan. Angka backlog atau kekurangan perumahan saat ini ditaksir mencapai 12 juta unit lebih dan akan terus bertambah jika pasokan tidak mampu mengimbangi kebutuhan yang masih tinggi.
Tentunya, pencapaian INPP tidak berhenti di sini. Sejumlah rencana pembangunan proyek baru di berbagai kota akan terus dilakukan. Itulah komitmen pengembang yang akan terus diwujudkan. Semoga sukses dan jaya selalu!