...

Lokasi Bagus Tapi Konsep Pengembangan Nihil, Itu Sia-Sia

PropertyandTheCity.com, Jakarta – Jargon lokasi, lokasi, dan lokasi yang kerap dilontarkan pengembang kini bukan menjadi satu-satunya faktor dan alasan seseorang untuk membeli properti. Tiga kali penyebutan lokasi itu memang betul menggambarkan betapa pentingnya faktor lokasi proyek terhadap prospek investasi atau kenaikan nilainya. Artinya lokasi akan menentukan seberapa mudah aksesibilitas dan fasilitas di kawasan dan daerah sekitarnya. Namun, selain lokasi ada alasan lain sebagai faktor penentu berikutnya.

Yakni, konsep pengembangan dan keseriusan developer menghidupkan proyeknya. Lokasi bagus bila tak ada konsep, hasilnya akan sia-sia. Dinukil dari Kompas.com, CEO Leads Property Indonesia, Hendra Hartono, menyebut “daerah mati” adalah kawasan yang tidak memiliki harapan untuk dikembangkan lagi kecuali dilakukan revitalisasi besar-besaran agar semakin menarik bagi calon investor.

Hendra tak menampik jika sunset area merupakan kawasan yang lengkap fasilitasnya plus dekat dengan pusat bisnis dan aktivitas serta berada di pusat kota. Bahkan, bila pun itu sangat mudah diakses, namun karena tak bisa digarap lebih lanjut akibat ketiadaan lahan, maka akan senyap.

Dia pun mencontohkan beberapa kawasan lama di Jakarta Barat. Meski bisa diakses dengan berbagai moda transportasi dan dekat dengan pusat bisnis dan aktivitas serta dikelilingi berbagai fasilitas macam mal, rumah sakit, pun sekolah tapi langganan banjir.

 

Baca Juga,Anggaran 3 Juta Rumah Tipis, Menteri PKP Tetap Optimis

 

Tidak seriusnya pengembang dalam mengolah proyeknya juga terjadi pada ratusan rumah dan ruko di komplek Karawang Baru, Karawang, Jawa Barat. Proyek tersebut tampak mengenaskan dengan kondisi dalam keadaan terbengkalai bak kota mati. Terdapat banyak retakan, dipenuhi dengan lumut bahkan sampai ada yang ambruk. Padahal, luasnya 1.200 hektar serta lokasinya diapit banyak industri Karawang di kawasan Klari.

Koridor Serpong-Gading Serpong, kata Hendra, berbeda dengan beberapa satelit Jakarta lainnya. Di kawasan yang merupakan bagian dari wilayah Tangerang Raya itu basis ekonomi sudah terbentuk yakni jasa dan perdagangan. Warganya banyak berbisnis dan berusaha di kawasan yang sama.

“Jangan lupa, Serpong-Gading Serpong itu banyak kota mandiri. Semua ada di sana mulai dari ruko sebagai tempat usaha dan bisnis, mal, hotel, apartemen, bahkan kantor. Jadi tak mengherankan, harga lahan dan properti di sana tak pernah surut. Ini yang membuat investor terus mengincar Serpong dan Gading Serpong,” tutur Hendra.

Selain itu, khusus Gading Serpong demografinya juga luas rentangnya, mulai kelas menengah bawah hingga elite tinggal di sana. Saat dikembangkan pada kurun 1990-an, rumah yang dibangun pertama kali adalah tipe kecil yang menyasar segmen bawah. Seiring berjalannya waktu, rumah-rumah tipe besar dan mewah yang dibangun belakangan serta pusat-pusat komersial.

Director Cushman & Wakefield untuk Indonesia, Lini Djafar, mengatakan, area Gading Serpong saat ini masih terus berkembang dengan produk unggulannya berupa rumah tapak dan ruko. Fasilitas kawasan yang lengkap  dapat menjadi generator untuk investor menyewakan unitnya pada pekerja dan mahasiswa di sekitar kawasan.

“Dengan prospek akses tol baru yaitu Serpong-Balaraja yang saat ini masih dalam proses konstruksi, yang berada di sebelah selatan kawasan, perkembangan kawasan Gading Serpong akan bergerak menuju ke arah selatan kawasan,” ujarnya.

Dikepung Menengah Atas Lebih Menarik

Creative or die, berkreasi atau mati. Begitulah pemikiran sebagian pengembang di kota-kota besar. Kredo itu menjadi keniscayaan, karena selain melesu sejak 2020 saat-pascapandemi, pasar juga berubah menyusul revolusi 4.0 (digital) berlanjut ke 5.0 dan makin dominanya kaum milenial di pasar. Karena itu produk yang ditawarkan harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan pasar, praktis, dan kalau bisa lebih terjangkau harganya.

Maggiore Siganture dikonsep natural memanfaatkan keindahan alam Danau Cihuni.

“Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli produk properti adalah nama dan track record pengembang, Kondisi pengembangan kawasan, khususnya kawasan yang dikelilingi oleh segmen menengah ke atas lebih menarik, fasilitas kawasan dan cluster, lokasi kawasan terhadap kota, dan pertimbangan prospek kenaikan harga propertinya. Konsumen akan lihat itu,” papar Lini.

Khusus untuk kalangan pebisnis dan investor, lanjut Lini, membeli properti sudah tidak memperhitungkan lagi spesifikasi bangunan yang digunakan, fasilitas yang disediakan, dan hal teknis lainnya. Produk komersial berupa ruko untuk segmen ini sudah pasti mengusung segala yang terbaik.

“Alasan utama membeli properti komersial tentu lokasinya harus terbaik, prime location. Lokasi-lokasi terbaik ini sangat jarang dan akan semakin terbatas, sehingga secara otomatis penawarannya juga jarang dan harganya pasti ekstra tinggi. Ini pasar khusus yang juga selalu ada saja peminatnya,” tuturnya.

Properti di prime location, jelasnya, sudah tidak mempertanyakan lagi aksesibilitas maupun kelengkapan fasilitas karena sudah pasti tersedia di lokasi dan area sekitarnya. Uniknya lagi di Indonesia, kendati kawasan tersebut prime location, pengembangan di kawasan masih terus terjadi yang membuat nilai kawasan yang sudah tinggi akan makin tinggi seiring perkembangannya.

Gading Serpong sendiri sudah dihuni lebih dari 120.000 jiwa di 40 klaster. Jumlah penghuni akan terus bertambah sejalan dengan pengembangan kawasan.  Dengan hadirnya pusat bisnis, area komersial, pasar modern dan sejenisnya akan semakin memudahkan para penghuni Gading Serpong untuk terus beraktivitas tanpa harus keluar dari kawasan.

Kawasan terus bersolek meski sudah ramai dan padat. Produk-produk properti premium terus dilansir pengembangnya, Paramount Land. Terbaru diluncurkan komplek bisnis Maggiore Signature. Bukan hanya lokasi premium, tapi bangunan rukonya dirancang berbeda dari kebanyakan ruko yang ditawarkan pengembang lain di sekitarnya.

Maggiore Signature dikembangkan persis beririsan dengan kawasan BSD, sehingga ramai dan hidup karena dilalui ribuan kendaraan per jam nya. Bangunan ruko didesain American Classic dominasi warna putih dan coklat sehingga tampil elegan dan berkelas. Yang membuatnya diplot sebagai ‘signature’ adalah fasilitas Maggiore Hills Park dengan pemandangan Danau Cihuni di seberangnya, berikut Alfresco (restoran di tempat terbuka) dan teras balkon. Ruang terbuka Maggiore Hills Park luasnya 2,3 hektar, ada jogging track, taman bermain anak, toko tematik, amphitheater dan taman luas. Tersedia pula akses untuk kursi roda dan sepeda.

Konsep semacam ini tentu menjadi dambaan setiap pengunjung, lantaran tak hanyak window shopping  dan bersantap, tetapi juga menyajikan pengalaman menikmati udara sejuk dan pemandangan alam yang menyenangkan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini