...

Anda Berencana Gunakan Panel Surya? Perhatikan Dahulu Hal-Hal Berikut

Jakarta, Propertyandthecity.com – Panel surya merupakan yang masuk dalam kategori Energi Baru Terbarukan (EBT) yang memanfaatkan paparan sinar matahari sebagai sumber energi. Energi baru terbarukan adalah energi yang didapat dari sumber daya alam yang tidak terbatas atau tidak akan pernah habis walaupun digunakan setiap hari. Sedangkan energi baru tak terbarukan adalah energi yang bersumber dari fosil yang terbentuk dari ribuan bahkan jutaan tahun, energi tersebut jika terus-menerus digunakan akan habis. Energi baru terbarukan hadir sebagai solusi saat semakin menipisnya ketersediaan energi fosil.

Greenpeace Indonesi pernah melakukan survei pada tahun 2020 bahwa lebih dari 80 persen warga Jakarta ingin memasang panel surya di rumahnya. Namun, Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Hadi Priyanto, mengatakan, sangat disayangkan potensi ini terhambat kebijakan pemerintah. Salah satunya revisi Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 26 Tahun 2021 yang mengatur pemasangan panel surya pada atap.

Revisi tersebut mengakomodasi memo internal PLN yang membatasi kapasitas pemasangan surya atap hanya 10 – 15 persen dari kapasitas terpasang. Aturan ini dianggap menghambat pengembangan energi terbarukan dalam rencana ketenagalistrikan, khususnya energi surya.

”Transisi energi tidak akan bisa berjalan, energi surya akan tidak kompetitif harganya jika dari tiap lembaga negara tidak memiliki kemauan yang serius untuk bertransisi melalui payung hukum yang mereka ciptakan,” kata Hadi.

Apa itu Panel Surya?

Dilansir dari Electrical Engineering UMY, panel surya adalah kumpulan sel surya yang dibentuk atau disusun sedemikian rupa agar efektif dalam menyerap sinar matahari. Sedangkan alat yang digunakan untuk menyerap sinar matahari adalah sel surya. Sel surya sendiri terbuat dari lapisan silikon yang bersifat semi konduktor, metal, anti reflektif, dan strip konduktor metal. Sel surya merupakan sebuah perangkat yang terdiri dari komponen yang dapat mengubah energi dari sinar matahari dan dapat dikonversi menjadi energi listrik. Namun, tegangan yang dihasilkan sebuah sel surya sangatlah kecil, hanya sekitar 0,6V tanpa beban atau 0,45V dengan beban.

Agar listrik yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan manusia, kita harus menggunakan banyak sel surya agar kebutuhan listrik harian dapat tercukupi. Pada umumnya untuk mendapatkan tegangan listrik yang lebih besar maka diperlukan lebih banyak sel surya. Gabungan dari beberapa sel surya disebut Panel Surya atau modul surya. Susunan sekitar 10 – 20 atau lebih Panel Surya akan mengalirkan tegangan yang cukup untuk kebutuhan sehari hari. Jika tegangan tersebut kurang mencukupi, maka harus ada lebih banyak lagi sel yang digunakan. Ada beberapa jenis sel surya yang beredar di pasaran diantaranya; Monocrystalline Silicon, Polycrystalline Silicon, Thin Film Solar Cell dan Compound Thin Film Triple Junction Photovoltaic.

1. Monocrystalline Silicon

Monocrystalline Silicon

Panel surya Monocrystalline Silicon merupakan jenis yang paling banyak digunakan karena diklaim alat tersebut merupakan salah satu yang paling efisien dari segi penyerapan cahaya matahari, dibandingkan yang lainnya. Efesiensi tersebut dari sisi pengkonversian cahaya matahari yang diubah menjadi energi listrik, hingga mencapai 15%. Namun agar bisa bekerja dengan maksimal, alat tersebut membutuhkan cahaya yang sangat terang dari matahari. Ia akan mengalmi penurunan efisiensi saat cuaca berawan atau mendung. Alat ini berbentuk silicon tipis dengan memiliki warna hitam.

2. Polycrystalline Silikon

Polycrystalline Silikon

Jenis panel surya ini terbentuk dari batangan silicon yang dicairkan, lalu dibentuk. Kelebihan alat ini adalah secara estetika, bentuknya lebih rapat dan rapi. Dari segi tampilan, panel surya ini memiliki aksen retakan-retakan yang terdapat pada sel surya.

Kekurangan dari panel surya ini bisa dikatakan mirip dengan monocrystalline silicon, Jika daya yang dihasilkan bisa maksimal, maka cuaca harus terik sinar matahari. Jika dibandingkan dengan monocrystalline, polycrystalline memiliki efisiensi yang lebih rendah, namun agar daya listrik yang dihsilkan bisa sama, maka dibutuhkan penampungan yang lebih besar lagi. Namun panel surya ini bisa bekerja lebih stabil saat langit berawan dan cuaca mendung.

3. Thin Film Solar Cell

Panel surya yang selanjutnya adalah thin film solar cell. Jika dibandingkan dengan panel surya yag sebelumnya, alat ini terbilang paling jarang digunakan untuk di skala rumahan, rata-rata digunakan untuk kebutuhan komersial saja. Sesuai dengan namanya, panel surya ini memiliki ukuran yang sangat tipis dan juga memiliki sifat sangat fleksibel, selain itu bobotnya pun lebih ringan.

Panel surya ini yang dibuat menggunakan sel surya yang tipis kemudian dipasangkan pada sebuah lapisan khusus. Jjika dilihat secara fisik, solar panel ini merupakan film solar sel yang memiliki dua lapisan namun tetap terlihat tipis.

Kelebihan alat ini, dapat bekerja sangat baik pada cahaya fluorescent atau lampu pijar yang banyak digunakan sebagai alat penerangan baik di rumah maupun di perkantoran. Kekurangan alat ini terdapat pada efektivitas yang tergolong rendah. Alat ini hanya bisa menyerap cahaya matahari sebesar 8,5% jika luasnya sama dengan monocrystalline.

4. Compound Thin Film Triple Junction Photovoltaic

Compound Thin Film Triple Junction Photovoltaic merupakan panel surya yang memiliki tiga lapisan. Namun panel surya ini tidak bisa digunakan untuk kebutuhan dan aktivitas rumahan sehari-hari seperti memanaskan air, menyalakan alat elektronik, dan pompa air.

Pada dasarnya panel ini digunakan sebagai perangkat yang diterbangkan ke luar angkasa, karena efisiensinya sangat tinggi. Bahkan perangkat ini mampu menghasilkan daya listrik hingga 45% lebih baik dibandingkan panel surya lainnya. Namun panel surya ini memiliki kekurangan, yaitu bobotnya yang terlalu besar dan juga mudah rapuh jika dibandingkan dengan panel surya lainnya.

Bagaimana Cara Kerja Panel Surya?

(ilustrasi gambar cara kerja panel surya on grid)

Cara kerja panel surya secara sederhana ialah dengan menyerap energi yang dihasilkan dari sinar matahari dengan sel surya, lalu ditampung ke sebuah baterai. Lalu inverter merubah listrik yang dihasilkan oleh panel surya dari arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC) dan tetap terhubung dengan aliran listrik dari PLN atau bisa disebut dengan sistem on grid.

Selain itu ada juga sistem yang disebut off grid, yaitu sistem yang tidak terhubung jaringan PLN, arus DC akan dikirim ke kontroler sebelum disimpan ke baterai.

(ilustrasi gambar cara kerja panel surya off grid)

Selain itu, terdapat juga kabel yang bisa terintegrasi dengan mengalirkannya ke instalasi listrik yang ada di rumah, lalu hasil dari proses tadi dapat kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di rumah.

Bagaimana Langkah-Langkah Memasang Panel Surya di Rumah?

  1. Siapkan Perancah

Perancah perlu disiapkan sebelum memasang tata surya. Langkah ini membutuhkan waktu paling banyak untuk membangunnya, biasanya sekitar satu hari penuh. Ini diperlukan untuk keselamatan orang yang memasang panel. Jika Anda tidak memasang sistem panel surya Anda di atap, menyiapkan langkah-langkah keamanan mungkin memakan waktu lebih sedikit.

  1. Pasang Dudukan Panel Surya

Setelah semua langkah keamanan siap, saatnya memasang sistem pemasangan panel surya. Ini akan menahan panel Anda pada tempatnya dan memberikan fondasi yang stabil untuk sistem tenaga surya Anda.

Anda harus mengangkat genteng Anda untuk memasang sistem pemasangan ke kasau loteng Anda. Sistem ini harus dimiringkan antara 18 dan 36 derajat agar panel surya dapat mengumpulkan sinar matahari langsung.

  1. Pasang Panel Surya

Selanjutnya, pasang panel surya ke struktur pemasangan. Sebelum memasangnya, posisikan atau miringkan panel surya dengan benar untuk memaksimalkan energi matahari yang dapat diterima dan diserap. Pastikan Anda mengencangkan semua baut agar panel tetap pada tempatnya.

  1. Amankan Kabel Listrik

Langkah selanjutnya adalah menyiapkan kabel listrik, yang dapat bervariasi tergantung pada modelnya. Yang paling umum adalah konektor MC4, yang kompatibel dengan sebagian besar panel. Sebagian besar panel sudah dilengkapi dengan kabel dari produsen untuk memudahkan pemasangan. Namun, langkah ini sebaiknya dilakukan oleh teknisi listrik profesional.

TIPS KESELAMATAN: Pastikan listrik rumah tangga Anda, harus dimatikan sebelum mengerjakan langkah ini.

  1. Menghubungkan Inverter Tenaga Surya

Inverter surya dipasang di dekat panel utama. Sebaiknya jangan memasangnya di atap karena seharusnya diletakkan di tempat yang sejuk tanpa sinar matahari. Bagian dari proses instalasi ini dapat memakan waktu sekitar 4-6 jam, tergantung pada kerumitan panel surya Anda.

Penting untuk mengaturnya dengan benar karena listrik arus searah (DC) akan diubah menjadi listrik arus bolak-balik (AC). Kegagalan sistem dapat menyebabkan kebakaran dan dengan mudah membatalkan asuransi rumah Anda. Anda dapat menghubungkan meteran generator untuk melacak berapa banyak listrik yang Anda hasilkan setiap hari dengan panel surya Anda.

  1. Hubungkan Inverter ke Baterai Surya

Kemudian, Anda harus menghubungkan inverter surya Anda ke unit konsumen untuk menghasilkan listrik. Baterai surya dapat dianggap sebagai biaya tambahan oleh sebagian orang. Baterai ini membantu menyimpan kelebihan energi dan menjaga rumah Anda tetap bertenaga bahkan ketika seluruh sistem Anda terpengaruh oleh hari mendung.

Setelah semuanya terhubung ke unit konsumen dan input jaringan, Anda dapat memeriksa meteran pembangkitan yang terhubung untuk mengetahui kinerjanya. Anda juga dapat menggunakan komputer untuk memverifikasi bahwa panel Anda mengumpulkan energi yang cukup untuk menyalakan rumah Anda

  1. Menguji Panel Surya yang Baru Dipasang

Proses instalasi belum selesai sampai Anda menguji panel-panelnya. Nyalakan kembali daya dan pantau setiap bagian. Pastikan semuanya berfungsi dan menghasilkan energi dengan baik.

Apa Kelebihan Menggunakan Panel Surya?

  • Ramah Lingkungan

Energi yang dihasilkan melalui panel surya tergolong ramah lingkungan karena alat tersebut tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK). Proses perubahan dari energi  cahaya matahari dan terproses menjadi energi listrik tidak mengeluarkan polusi. Jika dikembangkan secara maksimal, energi surya bisa menjadi alternatif bagi masyarakat yang sudah bergantung dengan energi yang dihasilkan oleh fosil.

  • Selalu Terbarukan

Energi surya merupakan sumber yang paling melimpah dan terbarukan. Energi ini bisa dikatakan tidak akan pernah habis. Terlebih lagi di Indonesia yang merupakan negara dengan iklim tropis dan setiap hari matahari selalu ada.

  • Menghemat Biaya Listrik

Dengan kita menggunakan panel surya, maka tagihan listrik kita akan berkurang drastis. Selain menghemat tagihan listrik, kita bahkan menerima pembayaran jika kita memiliki kelebihan energi dan dapat kita ekspor ke jaringan.

  • Biaya Pemeliharaan Rendah

Jika kita sudah menggunakan panel surya, jangan takut akan biaya pemeliharaannya yang tinggi. Pasalnya pengguna hanya perlu menjaganya agar tetap bersih dan tanpa perawatan khusus, sehingga pembersihan pada alat untuk beberapa kali dalam setahun sudah cukup. Para produsen panel surya bahkan menawarkan garansi hingga 20 sampai 25 tahun. Hanya inverter dan kabel yang perlu diganti secara berkala dalam jangka waktu yang lama.

Apa Kekurangan Menggunakan Panel Surya?

  • Bergantung pada Matahari

Kekurangan dari panel surya sangat bergantung pada matahari, yang kita ketahui sekarang, cuacar di Indonesia akhir-akhir ini tidak bisa kita prediksi, belum lagi jika suatu kota memiliki curah hujan yang tinggi. Jika matahari bersinar terang, makas alat akan maksimal bekerja. Namun pada saat mendung akan menjadi tidak maksimal.

  • Membutuhkan Lahan yang Luas

Selain matahari panel surya akan maksimal jika kita cukup memiliki ruang sebagai tempat penyerapan energi matahari. Panel surya biasanya dipasang di atap rumah, karena tempat tersebut lah yang paling baik untuk menerima cahaya matahari, namun tidak semua rumah memiliki atap yang cukup luas untuk menempatkan panel surya.

  • Biaya Pemasangan Mahal

Teknologi ini diketahui banyak menghabisakan biaya pada awal pemasangannya, karenabanyak perangkat yang kita harus beli, seperti panel surya, inverter, baterai, hingga biaya pemasangan atau jasa instalasi. Untuk setiap 1 kWp, rata-rata harga yang dipatok mencapai Rp15 – 17 juta, ada yang Rp20 juta, namun ada juga yang lebih murah yakni sekitar Rp10 juta.

  • Belum Maksimal

Melansir ecavo, menurut Qualitative Reasoning Group dan Northwestern University, sebagian besar panel surya yang terpasang di rumah-rumah penduduk hanya mampu mengubah 14% dari energi matahari menjadi listrik. Bahkan, panel surya paling efisien saat ini hanya mengubah 22% energi yang bisa kita gunakan sehari-hari.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini