PropertyandTheCity.com, Tangerang (Banten) – Bitung, Kabupaten Tangerang, Banten, menjadi tempat perburuan para pemilik usaha. Lokasinya yang cukup dekat dengan Serpong, Gading Serpong dan Karawaci, juga akses bagus melalui jalan tol dan kereta komuter, menjadi salah satu alasan pebisnis mengincar kawasan ini untuk memgembangkan usahanya. Bitung jadi alternatif kawasan Serpong dan Karawaci yang harga rumahnya semakin melangit. Properti yang dikembangkan komplit: perumahan, perkantoran, hotel, mal, dan properti komersial lainnya.
Head of Advisory Services of Colliers Internasional Indonesia, Monica Koesnovagril, mengatakan, kawasan Bitung dan sekitarnya memiliki basis ekonomi yang kuat lantaran digempur kawasan industri dan pergudangan, serta dekat dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, sehingga sangat potensial dikembangkan proyek properti skala kota sekalipun.
“Kegiatan industri Bitung cukup agresif. Secara umum wilayah Kabupaten Tangerang ada cadangan lahan mencapai 3.000 ha dan 4.500 ha untuk zona industri yang tersebar di tujuh kecamatan yaitu Cikupa, Balaraja, Tigaraksa, Cisoka, Pasar Kemis, Legok, dan Serpong. Secara struktur ekonomi, Kabupaten Tangerang merupakan wilayah dengan peran manufaktur yang dominan yaitu sekitar 34 persen,” ujar Monica kepada Property and The City, Kamis (24/10/2024).
Menurutnya, dibandingkan kota-kota baru lainnya di Indonesia, koridor Serpong-Bitung di barat Jakarta dinilai paling baik dan lengkap pengembangan infrastukturnya.
“Hingga sekarang kontinuitas pengembangan proyek infrastruktur terus terjaga. Tidak heran kalau wilayah ini dikeroyok banyak investor,” imbuh Monica.
Menurut Aldi Garibaldi, Senior Associate Director Capital Markets Colliers International Indonesia (CII), perusahaan konsultan, riset, dan manajemen properti global, saat ini populasi di Kabupaten Tangerang mencapai 3,35 juta orang sementara wilayah Jakarta Barat (Jakbar) 2,7 juta orang. Hal ini berarti, hanya dari kedua wilayah ini saja, sudah ada potensi pasar yang sangat besar dari total populasi sejumlah 6 juta jiwa.
Mayoritas kalangannya adalah kelas menengah urban usia produktif dan punya daya beli tinggi. Potensi tersebut terlihat dari pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tangerang yang cukup tinggi 5,18 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan nasional 5,11 persen.”Ada kota-kota dunia dengan jumlah populasi 5 juta orang, yaitu Sydney, Melbourne, dan Hanoi. Hal ini menjadi indikator yang jelas bahwa Tangerang Raya sangat potensial untuk dijadikan destinasi, baik sebagai tempat pertemuan (meeting point) maupun aktivitas bisnis,” ucap Aldi.
Selesainya sejumlah proyek infrastruktur yang terkoneksi dengan wilayah Banten membuat kawasan ini semakin mudah diakses dari berbagai wilayah Jabodetabek. Ke Bandara Soekarno Hatta dapat diakses melalui Serpong, tol Jakarta-Tangerang, tol JORR W2 sebelum masuk tol Bandara. Kelak aksesnya semakin komplit apabila proyek jalan tol Balaraja-Serpong yang tersambung dengan jalan tol Jakarta-Serpong terwujud penuh.
“Dengan infrastruktur yang terus dibangun pengembangan proyek-proyek properti akan tambah banyak di Tangerang Raya terutama hunian tapak,” jelasnya.
Jadi Rebutan
Potensi kawasan yang besar ditambah dengan traffic kota yang tinggi setiap harinya tidak hanya menjamin sebuah kawasan untuk bisa dijadikan sebagai tempat bisnis tapi juga meningkatkan value produk properti yang ditawarkan di kota itu. Beragam faktor seperti demografi, populasi, traffic, dan infrastruktur kota, akan menghasilkan capital gain yang besar terhadap nilai properti di daerah itu.
Tak hanya hunian, pembangunan properti komersial di wilayah Kabupaten Tangerang juga belum menunjukkan tanda-tanda mengendur. Kini perkembangannya mulai bergeser semakin ke selatan Serpong, seperti Jatiuwung, Bitung hingga Balaraja. Di kawasan ini suplai properti komersial, seperti ruko atau rukan, belum banyak dan harganya belum setinggi di Gading Serpong dan BSD City.
“Kawasan Bitung berkembang menjadi daerah industri yang cukup luas memicu pertumbuhan properti komersial. Permintaan ruang usaha dan perkantoran di kawasan tersebut semakin besar. Karena itu pembangunan ruko, kios, rukan (rumah kantor), dan pergudangan cukup semarak,” ungkap Monica.
Kehadiran perumahan skala kota Paramount Petals seluas lebih dari 400 hektar di Bitung telah menjadi daya tarik tersendiri, musabab menjadi oase pengembangan kawasan baru bagi warga sekitar. Karena itu Paramount Land, pengembang Paramount Petals, setelah sukses dengan proyek komplek bisnis Calico Square, kembali meluncurkan Calico Grande.
“Paramount Petals mewujudkan kota mandiri yang ber-value tinggi, nyaman, menyenangkan, dan sehat bagi warga dan masyarakat sekitar sesuai tagline ‘Lovable Living’. Saat ini telah terbangun lebih dari 1.000 unit hunian dan pada 22 Oktober secara perdana melakukan serah terima Calico Square di Paramount Petals, dengan unit yang sudah diserahterimakan lebih dari 700 unit dan telah terhuni lebih dari 400 KK,” buka Chrissandy Dave, Direktur Sales & Marketing Paramount Land, dalam sejumlah kesempatan jumpa media.
Untuk memenuhi kebutuhan produk komersial yang masih sangat tinggi di Paramount Petals, Paramount Land dalam waktu dekat akan meluncurkan ‘Calico Grande’ di jalan Boulevard Utama Paramount Petals yang sangat strategis di kawasan South Petals. Sangat cocok untuk beragam jenis bisnis, dari Lifestyle, F&B, hingga Entertainment.
Tenan yang sudah beroperasi di dalam kawasan yakni gerai waralaba makanan cepat saji terbesar KFC, Alfamidi dan Kong Djie COffee. Sementara yang bersiap membuka tenannya di Paramount Petals dalam waktu dekat antara lain Restoran AW, Tekko dan Kampung Kecil.
Massif dan Simultan
Paramount Petals terus membenahi kawasannya. Pembangunan dilakukan secara massif dan simultan. Selain menyiapkan fasilitas, pengembang juga tengah mengerjakan konstruksi infrastruktur pendukung, yaitu akses langsung ke jalan tol Tangerang-Merak KM 25.
Bukan kaleng-kaleng, janjinya sebagai pengembang terpercaya dibuktikan dengan seremoni pemancangan tiang pertama (ground breaking) akses tol KM 25, medio Juli lalu.
Menurut Direktur Paramount Land, Norman Daulay, saat ini dari Jakarta dan Merak menuju Paramount Petals harus keluar di gerbang tol Bitung KM 26 yang jaraknya lumayan jauh dan kerap macet di koridor Jalan Raya Serang-Jalan Raya Curug. Menurut Nawawi, dengan adanya akses langsung ke tol itu, Paramount Petals nanti akan mempunyai dua gerbang masuk.
Ia menyebutkan, dalam beberapa tahun mendatang kawasan ini akan makin berkembang dan menjadi kawasan masa depan. Selain dapat diakses langsung dari jalan tol Jakarta-Merak, nanti juga akan dilalui jalan tol Serpong-Balaraja-Bandara. Selain itu pemerintah merencanakan pembangunan MRT koridor Timur-Barat Tomang-Balaraja yang akan membentang 84 km dari Balaraja hingga Cikarang, Bekasi, dan akan terkoneksi dengan LRT Jakarta.
“Kehadiran akses tol ini tentunya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas khususnya masyarakat yang berada di wilayah Binong, Kadu, Kadu Jaya, Sukabakti, Cukanggalih, dan sekitarnya maupun ke arah selatan Tangerang,” tandas Norman.