...

AREBI Bali Optimis Properti Akan Bangkit

Propertyandthecity.com, Jakarta – Bali sebagai destinasi wisata dunia tentu sangat terpukul akibat pandemi Covid-19 ini. Dari sisi penjualan unit properti hingga investasi, termasuk sewa-menyewa tentu turun drastis.

Jayasanti D Enny Harini, Ketua DPD AREBI Bali mengatakan, Covid-19 berdampak penurunan yang sangat signifikan, khususnya untuk pasar primary dengan target market nasional maupun internasional.

Baca: Kementerian PUPR Bedah 3.000 Rumah di Bali

“Sedangkan untuk primary pasar lokal dengan harga di bawah Rp1 miliar, masih ada permintaan, hanya saja terkendala dengan pembiayaan di perbankan yang sangat selektif,” ujar Enny menjawab Property and The City, belum lama ini.

Tidak hanya di segmen pasar primary, lanjut Principal di LJ Hooker Kuta dan LJ Hooker Nusa Dua ini, pasar secondary, baik untuk residensial maupun komersial juga mengalami penurunan yang sangat signifikan.

“Salah satunya karena pembeli menahan diri untuk tidak melakukan ekspansi,” tegasnya.

Dari sisi penjualan properti tersebut, menurut Enny, telah terjadi penurunan hingga 90 persen. Bahkan tidak ada segmen properti yang dianggap masih berpotensi atau menjanjikan untuk bisa dipasarkan dalam kondisi krisis saat ini.

“Sewa menyewa bulanan yang masih berjalan, tapi khususnya untuk orang asing yang masih ada di Bali,” katanya.

Baca: Leo Mulijono: 6 Bulan Pasca Pandemik Properti Kembali Booming

Serupa dengan agen dan broker properti di wilayah lainnya, para broker anggota AREBI di Bali pun memanfaatkan momentum ini dengan melakukan pembenahan agar lebih matang menghadapi era new normal.

Mulai dari database, intens berkomunikasi dengan konsumen maupun calon konsumen, termasuk memanfaatkan teknologi digital untuk mendukung aktivitas penjualan tersebut.

“Saat ini kami lebih melakukan personal approach ke klien-klien yang masih ada minat pengembangan ke Bali. Tepatnya lebih mengupdate,” ungkapnya.

Bahkan dalam kondisi pandemi dengan social distancing saat ini pun, para anggota broker properti dari AREBI Bali masih bisa melakukan transaksi, khusus untuk end user yang membutuhkan properti dan yang sudah menyiapkan anggaran sebelumnya. Termasuk juga bagi para investor yang memang mencari properti dengan harga menarik.

“Media online atau digital marketing memang cukup membantu karena lebih untuk efek psikis, walau face to face tetap harus dilakukan berkaitan dengan transaksi final,” terang Enny.

Baca: Strategi Broker Jualan Properti di Masa Covid-19

Saat ini anggota DPD AREBI Bali berjumlah sebanyak 64 kantor. Kebanyakan kantor-kantor tersebut masih dominasi melakukan transaksi untuk produk properti secondary.

Enny optimis, pasar properti Bali akan pulih, meskipun akan terjadi secara bertahap. Dan para broker properti juga akan bisa mengimbangi kondisi normal baru yang juga mulai dijalani.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini