Selasa, Mei 20, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

2019, Saat Tepat Investasi Lahan di Bali

Peningkatan industri sektor pariwisata di Pulau Dewata, Bali menyebabkan bertambahnya minat para investor untuk mencari peluang bisnis di Bali. Bahkan, tak sedikit investor yang berupaya menguasai lahan di Bali meskipun harga lahan di Bali sempat meroket pada beberapa tahun sebelumnya.

Seperti diketahui, dalam dua tahun terakhir, harga tanah sempat mencapai dua hingga lima kali lipat dibandingkan harga tahun sebelum adanya kenaikan.

Baca: Sasar Wisatawan di Bali, Metland Mulai Pasarkan Villa dan Resort Mewah

Meski demikian, 2019 adalah saat yang tepat untuk berinvestasi lahan di Bali. Pasalnya, tahun 2019 harga tanah di Bali, tak terlalu melonjak signifikan.

“Kondisi tahun politik dan pasar perumahan primer yang dua tahun belakangan tengah jenuh, memicu perlambatan kenaikan harga lahan di Bali. Ini momen yang tepat untuk berinvestasi,” ujar Direktur Marketing Permata Graha Land Group, Satya Adi, di Jakarta, Kamis (10/1/2019), lalu.

Menurut Satya, dengan investasi lahan di Bali, investor bisa mendapatkan imbal hasil yang tinggi di tahun mendatang. Pasalnya, akibat aksi wait and see, banyak pemilik lahan yang cenderung menahan harga atau bahkan menurunkan harga lahan. Sehingga, di saat kondisi normal, imbal hasil yang didapatkan investor bisa melonjak tajam.

Dipaparkan Satya, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab tajamnya lonjakan harga tanah di Bali akhir-akhir ini. Pertama, dalam pandangan investor Bali adalah pulau yang relatif kecil. Luas tanah Bali terbatas.

Kedua, industri pariwisata menjanjikan potensi yang sangat besar untuk dikembangkan ke depan. Oleh karena itu, potensi nilai komersial tanah Bali juga sangat tinggi.

Uluwatu

Kawasan Uluwatu juga merupakan sebuah area prospektif bagi para investor. Harga lahan di daerah ini terbilang cukup terjangkau dengan potensi kenaikan yang menggiurkan.

Permata Graha Land melalui anak perusahaannya PT Nuansa Permata Bali juga tengah memasarkan tanah kavling di wilayah Uluwatu Bali, yaitu Marina Clifftop.

Proyek ini hanya memiliki 16 unit kavling dan dikelilingi oleh sejumlah hotel dan resort berskala internasional. Seperti Banyan Tree, Karma Kandara, Sinaran Surga, dan The Ungasan Luxury Villa dan dipasarkan mulai dari Rp1 miliar.

Surya, General Manager Proyek Marina Clifftop menuturkan, saat ini lahan kaving di Clifftop dipasarkan mulai Rp1 miliar dengan ukuran 60-100 meter persegi. Adapun cicilan hanya sebesar Rp5 jutaan, bahkan tanpa DP.

“Saat ini ada promo bayar 80 persen dianggap lunas,” beber Surya.

Tanah kavling ini, lanjutnya, letaknya di atas tebing berbukit dan view Pantai Melasti. Area ini juga memiliki sea view dan cliff view. Artinya, penghuninya dipastikan akan dimanjakan oleh panorama yang menakjubkan dan pemandangan alam khas Bali.

Baca: Minim Office Space di Bali, APP Bangun Kantor dengan Konsep Baru

Menurut Surya, lokasi merupakan salah satu faktor yang penting untuk dicermati jika ingin mendapatkan nilai investasi yang menguntungkan.

“Wilayah Bali Selatan masih sangat menjanjikan, karena di kondisi normal kenaikan harganya bisa mencapai 30 persen per tahun,” kata dia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles