Bagaimana kondisi pasar perumahan sekunder di sepanjang tahun lalu?
Pasar sekunder di PROMEX untuk tahun lalu masih tetap berjalan. Memang mengalami perlambatan sebagaimana berbagai sektor yang lain pada saat awal pandemi. Kami pun mengalami penurunan dan anjlok. Apalagi saat itu juga berbagai kantor yang lain tutup, seperti BPN dan kantor notaris, sehingga kami tidak bisa melakukan transaksi. Bahkan saat itu perbankan pun tidak memberikan KPR, dan banyak pembeli juga lebih menahan diri. Kondisi ini berlangsung sampai sekitar April 2020.
Sejak bulan Mei, baru mulai bergerak sedikit demi sedikit, karena kantor notaris dan BPN juga sudah beroperasi kembali. Nah, sejak bulan Juli ke atas, pasar secondary kami sudah kembali naik. Jadi posisi kami di PROMEX seperti itu.
Secara keseluruhan, apakah pasar sekunder di 2020 lalu sudah mencapai target?
Secara keseluruhan memang tidak mencapai target. Pencapaian kami kurang lebih 87%, dan ini termasuk masih bagus, apalagi dalam kondisi pandemi Covid-19.
Apakah PROMEX lebih menargetkan dan pasar secondary atau primary?
Kalau PROMEX sendiri memang lebih banyak pegang produk primary. Boleh dibilang di tempat saya ini hampir balance, kadang-kadang 45%, 48% atau 52%, karena banyak kantor-kantor kami yang memang lebih fokus ke produk primer, jadi memang angkanya lumayan. Dan untuk tahun lalu kami banyak jual produk primer, khususnya rumah murah.
Sepanjang tahun lalu, apakah lebih bagus menjual produk primer atau sekunder?
Memang lebih bagus adalah produk sekunder. Untuk rumah primer, tahun kemarin yang harganya sampai dengan Rp1 miliar masih jalan, di atas itu agak berhenti sejenak, setelah itu jalan kembali.
Kabarnya rumah secondary juga mengalami koreksi harga yang tajam,bagaimana dengan pengalaman dari PROMEX?
Kami pernah melakukan transaksi dari harga yang ditawarkan turun menjadi hampir 30%, tetapi yang lain rata-ratanya 10% sampai dengan 15%. Sebagian besar berada di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi). Dan memang penjualan kami juga terbanyak di kawasan tersebut.
Jadi banyak orang juga yang kondisi keuangannya kepepet, apalagi misalkan dia ada hutang bank, maka pasti dilepas juga. Seperti beberapa waktu lalu kami transaksi satu unit ruko di Pontianak, dan ternyata pemiliknya sebenarnya tidak dapat apa-apa. Dengan harga
ruko yang dilepas Rp2,5 miliar, kemudian ada potong pajak dan potongan bunga, administrasi dan lain-lain, sehingga dia cuma dapat Rp10 juta.
Jadi memang masih banyak juga yang jual rugi, yang turun sampai 30% itu sebenarnya dia jual rugi. Tetapi, transaksi dengan harga normal pun tetap masih ada untuk secondary, karena memang orang butuh rumah tersebut.
Wilayah mana dengan penjualan lebih baik di sepanjang tahun 2020 lalu?
Untuk kami dari PROMEX memang masih lebih bagus di wilayah Bekasi.
Dalam kondisi krisis akibat pandemi seperti saat ini, apakah sebaiknya konsumen membeli properti primer atau sekunder?
Ini kan tergantung kebutuhan orang. Kalau secondary tetap ada pasarnya. Sebenarnya masih banyak orang yang punya uang, tinggal mereka mau gunakan atau tidak. Jadi kalau properti itu memang dia butuh dan harganya cocok, apalagi dengan kondisi harganya yang
turun, pasti akan dibeli. Untuk primary juga demikian, karena banyak developer yang juga memberikan promo dan diskon dengan harga pandemi.
Jadi kedua-duanya sebenarnya sama saja, hanya memang punya karakteristik yang berbeda, karena properti secondary maupun primary sama-sama punya pasarnya sendiri.
Dalam hal investasi, apakah lebih menguntungkan beli rumah secondary atau primary?
Kalau menurut saya memang lebih bagus secondary dalam kondisi sekarang. Kalau secondary untuk lokasi-lokasi tertentu yang bagus, maka begitu selesai pandemi Covid-19 ini, harganya pasti sangat bergejolak. Otomatis gelombangnya akan naik lagi. Karena sebenarnya harga sudah mentok, dan saat ini lagi turun. Jadi pasti akan naik kembali lagi ke mentok setelah pandemi.
Contoh seperti di Pondok Indah, Jakarta Selatan, dimana saat ini banyak yang harganya turun.
Saya yakin, setelah pandemi ini sudah beres, 2-3 tahun lagi, pasti gelombangnya akan naik kembali lagi Berkaca dari kondisi tahun lalu, bagaimana prediksi pasar sekunder di 2021 ini?
Dari pengalaman kita melewati tahun 2020, seharusnya tahun ini menjadi lebih baik. Saya yakin bisnis properti di 2021 ini pasti akan bertumbuh dibandingkan dengan tahun 2020. Beberapa indikator mendukung ini seperti vaksinasi yang juga sudah mulai berjalan. Kemudian support pemerintah melalui pembangunan infrastruktur yang juga terus berjalan. Dengan demikian ekonomi pasti akan terus berputar dan berimbas pada pertumbuhan properti. Apalagi banyak developer yang sudah planning harus jalan di
2021 ini. Jadi logikanya seperti itu.
Apa yang harus dilakukan para broker agar bisa mencapai target transaksi di tahun ini?
Para broker properti yang pasti harus lebih fokus pada wilayah mereka masing-masing.
Sehingga mereka betul-betul menjadi king of the area. Kemudian tentunya pada cara kerja
yang saat ini sudah beralih ke sistem digital atau online. Jadi kita memang harus ikuti tren
tersebut.
Apakah PROMEX juga memberikan edukasi atau pelatihan khusus kepada para brokernya?
Kami selalu memberikan training dan kegiatan edukasi yang lain kepada semua agen kami. Jadi bagaimana cara mereka menggunakan sosial media, mempresentasikan produk melalui media online dan lain-lain. Dengan demikian sehingga mereka pun bisa mengikuti tren dari perkembangan saat ini.
Bagaimana dengan target transaksi PROMEX untuk tahun ini?
Kami di PROMEX sebenarnya punya target pada masing-masing pribadi para marketing.
Jadi mereka punya target-target pribadi yang akan mereka capai sesuai dengan tujuan
mereka. Kami dari PROMEX Indonesia hanya memberikan support supaya mereka mencapai target tersebut. Saat ini kami juga belum ada di semua kota besar, selain Jabodetabek, kami ada di Lampung, Palembang, Bandung, Solo dan Batam. Di luar Jabodetabek, pertumbuhan kami tahun lalu yang cukup bagus di wilayah Solo dan Batam, juga dengan porsi terbesar adalah secondary. ●