PropertyandTheCity.com, Tangerang – Bank Indonesia memproyeksi pertumbuhan perekonomian Indonesia pada 2024 akan mencapai 4,7-5,5 persen dan terus meningkat hingga 5,6 persen hingga tahun 2025 mendatang.Proyeksi ini mencakup pula potensi sektor properti nasional yang diprediksi akan tetap berada pada grafik yang bertumbuh. Investasi di sektor properti diharapkan sudah melaju cepat setelah presiden baru terpilih.
Menurut Pengamat Properti dan CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda, menjelang akhir tahun situasi bisnis properti tahun 2024 diprediksi masih akan berada pada jalur yang relatif positif.
“Kita perkirakan memang pada semester II tahun ini harusnya dengan setelah momen pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, di mana kepastiannya ada serta nomenklatur kementerian dalam pemerintahan baru juga sedang digodok seperti rencana kementerian perumahan dan perkotaan,” ujar Ali dalam keterangan tertulis, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Hal yang sama diungkap Pengamat Properti Matius Jusuf. Faktor ekonomi, jelasnya, sudah mendukung pemulihan bisnis properti. Optimisme itu ditandai dengan situasi ekonomi makro yang lebib stabil, seperti terkendalinya inflasi sehingga tidak memengaruhi stabilitas keuangan nasional, kenaikan gaji ASN, pemberian gaji ke-13 dengan tunjangan kinerja 100 persen, pembangunan infrastruktur di berbagai daerah, hingga pemangkasan suku bunga acuan.
“Situasi ini juga didukung dengan regulasi pemerintah untuk menjaga pertumbuhan industri properti melalui insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) untuk pembelian rumah baru. Mestinya insentif itu diperpanjang lima tahun ke depan. Bahkan tahun depan properti akan gila-gilaan karena dengan rencana penghapusan pajak properti sebesar 16 persen, pasti harganya lebih murah, dimana mau cari lagi. Ditambah ada program 3 juta rumah yang akan dibangun pemerintah, itu hanya menengah ke bawah. Pasar menengah ke atas pasti lebih dahsyat. Menurut saya itu equal,” ungkap Matius kepada PropertyandTheCity.com di Jakarta, Rabu (23/10).
Menyoal inflasi, sebelumnya, Senin (28/10/2024) Menteri Dalam Negeri RI (Mendagri) Tito Karnavian memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi yang diikuti seluruh Kepala Daerah se-Indonesia secara virtual. Tito menyampaikan perkembangan inflasi tahun ke tahun untuk bulan September 2023 ke September 2024 sebesar 1,84%, serta September 2024 terhadap Agustus 2024 adalah -0,12%.
“Angka 1,84 persen sangat bagus untuk negara Indonesia tetapi masih kalah dengan negara Saudi Arabia, United Kingdom, Kanada, dan lainnya,” ujar Tito.
Respon Pengembang
Di kalangan pebisnis properti, Direktur Utama Summarecon Agung Andrianto Pitoyo Adhi juga menyatakan optimisme sektor properti nasional akan semakin pulih dan stabil yang tercermin dalam kinerja bisnis sektor ini dalam dua tahun terakhir.
“Industri Properti menjadi salah satu lokomotif pertumbuhan nasional. Ada 185 lebih sub sektor industri yang nempel pada industri properti. Ketika pemerintah memberi insentif PPN DTP itu adalah solusi smart. Karena untuk bisa menggunakan insentif itu rumahnya harus selesai dibangun. Ketika sudah serah terima rumah, pengembang akan bangun lagi. Aktivitas itu sangat berdampak pada 185 sub sektor karena akan bergerak dan bertumbuh. Angka terakhir industri properti menyumbang 16,3% dari PDB (Produk Domestik Bruto) nasional di tahun 2022,” ujarnya saat bicara di peluncuran proyek township ke-sembilannya, Summarecon Tangerang di Kadu, Kabupaten Tangerang, Rabu (30/10/2024).
Sumbangsih PDB nasional dari sektor properti dan real estate pada tahun depan diperkirakan tumbuh 8 persen dari 16,3 persen.
Sebagai salah satu developer raksasa, Summarecon Agung sendiri optimis mencapai berbagai target pertumbuhan yang telah ditetapkan melalui serangkaian strategi di proyek berjalan maupun proyek baru yang diluncurkan. Untuk capaian periode Januari-September 2024 pihaknya berhasil meraih marketing sales sebesar Rp2,7 triliun.
“Tahun ini kita pasang target Rp5 triliun. Ada campur anomali, dengan adanya situasi politik saat Pilpres, lalu kelas menengah belum pulih sehingga tahun ini kami lebih konservatif. Harapannya proyek baru Summarecon Tangerang bisa terserap dengan baik. Menuju akhir semester dua ini kita dorong, sehingga sampai akhir tahun tercapai,” jelas Adhi.
Adhi mengatakan, masih tingginya kebutuhan produk properti khususnya segmen hunian merupakan ceruk pasar yang potensial untuk pertumbuhan bisnis properti dan Summarecon akan mengoptimalkan penjualan dengan berbagai strategi dan program promo.
“Summarecon menjadi bagian dari industri ini yang terus ingin bertumbuh supaya perekonomian berjalan. Jadi peran kita (bisnis real estate) akan semakin signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Kami yakin industri properti akan menyumbangkan pertumbuhan itu dengan angka proporsional sepanjang middle market bertumbuh, karena kita tahu tren pinjol cukup merusak pertumbuhan kelas menengah,” tandasnya.
PPN DTP semoga tetap berlanjut
Semoga saja Kaka