Senin, Mei 19, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

Podomoro Golf View Dukung Pemerintah Melalui Kawasan Hunian TOD

Berdasarkan data Dishubtrans pada tahun 2015, jumlah kendaraan bermotor pribadi di DKI Jakarta mencapai 7.979.833 unit dengan rata-rata pertumbuhan 8,12 persen per tahun. Bisa dibayangkan, betapa macetnya jalanan di ibu kota dengan luas jalanan yang tidak seberapa.

Baca: Apartemen TOD Masih Terlalu Mahal

Untuk ini, berbagai cara dilakukan pemerintah dan pihak terkait lainnya untuk mengurai kemacetan. Baik dengan pembangunan infrastruktur berbasis transportasi massal, hingga pengembangan kawasan hunian berbasis transportasi atau disebut Transit Oriented Development (TOD).

Istilah TOD belakangan semakin massif terdengar. Bahkan beberapa tahun terakhir, pengembangan kawasan hunian TOD mengemuka, menyusul pembangunan proyek infrastruktur transportasi seperti Mass Rapid Transit (MRT) dan juga Light Rail Transit (LRT), serta perbaikan dengan pengembangan commuter line di Jabodetabek.

Kehadiran transportasi massal dinilai sebagai fasilitas yang wajib disediakan untuk kemudahan pergerakan orang-orang yang tinggal di kawasan hunian berbasis TOD.

Kawasan hunian TOD dianggap dapat menjadi salah satu cara untuk mengurangi kemacetan dan pembangunan hunian berbasis TOD merupakan solusi untuk menyediakan hunian yang layak dan terjangkau.

Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mencatat total jumlah perjalanan orang di Jabodetabek pada tahun 2018 mencapai 88 juta pergerakan per hari. Padahal dua tahun lalu masih 45 juta pergerakan orang per hari.

Untuk ini, Bambang Prihartono, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jakarta mengharapkan agar transportasi perkotaan yang terintegrasi di seluruh Jabodetabek, berbasis angkutan umum massal dapat tercipta.

“Hal tersebut untuk mengurangi kecenderungan penggunaan kendaraan pribadi, yang menyebabkan kemacetan. Indikator kinerja utama BPTJ adalah mengupayakan pergerakan orang dengan angkutan umum mencapai 60 persen dari total pergerakan orang,” ujarnya dalam diskui bertajuk “Peranan TOD untuk Masyarakat, Khususnya Masyarakat Jakarta, Bogor dan Depok”, di Marketing Lounge Podomoro Golf View (PGV), Cimanggis, Bogor, Selasa (17/9/2019).

Karena itu, lanjut dia, kota-kota penyangga dapat berperan melalui dukungan untuk mengakomodir pergerakan masyarakat.

“Pergerakan masyarakat dapat diminimalisir dengan pengembangan kawasan yang berorientasi transit pada masing-masing kota penyangga,” jelasnya.

Salah satunya adanya jalur transportasi massal berupa LRT dari Jakarta – Bogor dan sebaliknya. LRT Jabodebek tahap satu direncanakan akan melintasi total 17 stasiun. Seluruh stasiun itu kini dalam tahap pembangunan dan diperkirakan akan beroperasi pada tahun 2021.

“Banyak pengembang yang membangun hunian tapi kurang memperhatikan angkutan umum atau aksesibilitasnya,” kata Bambang.

Pemerintah sendiri telah menetapkan sebanyak minimal 53 titik potensial pengembangan kawasan TOD hingga 2029.

Salah satu kawasan hunian terintegrasi yang bahkan telah ditetapkan sebagai kawasan hunian TOD adalah PGV besutan Agung Podomoro Land (APL). PGV masuk dalam kawasan TOD Gunung Putri yang telah diresmikan pemerintah pada 21 April 2018 lalu.

“TOD inilah yang diharapkan bisa memainkan peran penting merubah lifestyle, gaya orang bepergian. Yang dulu mereka mengandalkan angkutan pribadi, sekarang beralih ke angkutan massal,” ungkap Bambang.

Baca: HUNIAN TOD TUMBUH DI PERLINTASAN COMMUTER LINE

Oleh karena itu, lanjut Bambang, hadirnya TOD Gunung Putri di PGV ini dapat membantu masyarakat sekitar dalam mobilisasi dengan moda yang aman, murah dan mudah dengan mobilisasi tinggi.

Sementara Direktur Agung Podomoro Land, Paul Christian menjelaskan, pengembangan kota baru Podomoro Golf View merupakan salah satu cara pihaknya dalam mendukung pemerintah mengatasi kemacetan.

Di kawasan hunian terpadu yang dibangun terdapat stasiun LRT, park and ride serta feeder untuk kendaraan umum.

“Dengan fasilitas yang ada, baik penghuni maupun masyarakat sekitar dapat memanfaatkan dengan baik sehingga bisa mengurangi penggunaan kendaraan pribadi,” jelasnya.

Adanya perubahan kebiasaan dari mobil pribadi ke transportasi publik pasti akan terjadi di semua kota besar di dunia, dan Indonesia khususnya Jabodetabek sedang menuju ke arah sana secara bertahap namun pasti.

“Jadi kita sudah mempersiapkan saat ini, nantinya kawasan dengan TOD itu akan jadi pilihan favorit ke depannya,” katanya.

Upaya lainnya adalah dengan menyediakan seluruh kebutuhan masyarakat di PGV, mulai dari pendidikan, kesehatan, wisata, dan sebagainya, sehingga diharapkan meminimalisir perjalanan ke luar kawasan.

Baca: TOD ‘Sementara’ di Podomoro Golf View Diresmikan

Kawasan PGV dikembangkan di lahan seluas 60 hektar. Diperkirakan kota baru PGV ini akan dihuni sekitar 60 ribu jiwa.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles