Sabtu, Juni 14, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

Pasar Perumahan 2025: Insentif PPN DTP Jadi Penyelamat Daya Beli?

Jakarta, propertyandthecity.com Tren pasar perumahan diprediksi masih menghadapi tantangan besar pada semester pertama 2025. Tekanan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk daya beli masyarakat yang masih dalam tahap pemulihan.

Namun, kebijakan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) yang mulai terasa dampaknya sejak akhir 2024 diharapkan dapat menjadi stimulus bagi pasar. Insentif ini memungkinkan harga properti tetap kompetitif dan lebih terjangkau bagi calon pembeli, sehingga mencegah penurunan lebih tajam dalam pembelian properti.

Menurut konsultan properti Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda, para pengembang harus lebih cermat dalam merancang strategi pemasaran dan pengembangan proyek. Faktor penting yang harus diperhatikan mencakup waktu peluncuran proyek, segmentasi pasar, serta tipe produk yang ditawarkan.

“Strategi pengembangan proyek yang tepat termasuk waktu peluncuran dan tipe produk dapat menjadi pertimbangan utama untuk menjamin kinerja proyek yang baik.” ungkap Ali Tranghanda.

Proyek yang menyasar harga yang sesuai daya beli masyarakat berpotensi tetap stabil di tengah tekanan pasar. Fleksibilitas dalskema pembayaran dan promosi juga menjadi faktor penentu bagi calon pembeli yang masih berhitung dalam mengambil keputusan investasi.

Sementara itu, pasar perumahan di wilayah Jabodebek-Banten mengalami tantangan sepanjang 2024. Dibandingkan 2023, sektor ini mencatat penurunan signifikan dengan unit terjual turun 25,6% dan nilai penjualan merosot 10,9%.

Namun, jika melihat pergerakan triwulanan, terdapat lonjakan yang cukup signifikan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (Q3-2024). Unit terjual meningkat hingga 24,7%, sementara nilai penjualan melonjak 48,6%, menunjukkan adanya perbaikan dalam jangka pendek meskipun tren tahunan masih tertekan.

Di sisi lain, seperti yang telah diprediksi sebelumnya, pasar perumahan kelas atas melambat sejak 2023. Meskipun demikian, beberapa pengembang masih tetap fokus pada peluncuran produk di segmen ini, meski permintaan semakin terbatas. Saat ini, pasar mulai bergeser ke segmen harga Rp1-2 miliar yang diperkirakan akan mendominasi dalam waktu dekat.

Perubahan dinamika ini mengindikasikan perlunya strategi yang lebih adaptif bagi para pengembang guna menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar yang terus berkembang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles