Rabu, Mei 14, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

Pasar Perumahan 2024 Merosot Dibandingkan 2023, Bagaimana Proyeksi 2025?

Jakarta,propertyandthecity.com – Pasar perumahan di Indonesia sepanjang 2024 mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data Indonesia Property Watch, penjualan unit rumah di kawasan Jabodebek-Banten turun sebesar 25,6%, sementara nilai penjualan turun 10,9%. Meski pasar sempat mencatat kenaikan triwulanan 24,7% pada Q4-2024, kondisi secara tahunan masih lebih rendah dibandingkan 2023.

Ali Tranghanda, Konsultan Properti dari Indonesia Property Watch, menilai perlambatan pasar ini sejalan dengan masih lemahnya daya beli dan semakin terbatasnya permintaan di segmen atas. Sedangkan di segmen menengah terindikasi kekurangan pasokan.

“Seperti diprediksi sebelumnya, rally pasar perumahan segmen atas mulai mengalami perlambatan sejak awal tahun 2023, namun belum disadari sepenuhnya oleh sebagian pengembang. Para pengembang masih berlomba meluncurkan produk di segmen atas di tengah permintaan pasar di segmen ini yang semakin terbatas. Pasar diperkirakan terus bergeser ke segmen Rp1 2 miliar,” ujar Ali.

Pada Q4-2024 hampir semua wilayah mengalami kenaikan pertumbuhan nilai penjualan, kecualiSerang yang mengalami penurunan sebesar 4,7%. Kenaikan tertinggi terjadi di Jakarta. (Sumber: Data Indonesia Property Watch)
Pada Q4-2024 hampir semua wilayah mengalami kenaikan pertumbuhan nilai penjualan, kecuali
Serang yang mengalami penurunan sebesar 4,7%. Kenaikan tertinggi terjadi di Jakarta. (Sumber: Data Indonesia Property Watch)

Menurut Ali, pertumbuhan pada Q4-2024 lebih dipicu oleh keberhasilan beberapa proyek yang diluncurkan dengan strategi yang tepat, memanfaatkan celah dan segmen pasar yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Hal ini terjadi di tengah banyaknya proyek yang ‘latah’ bermain di segmen atas meskipun dengan tingkat permintaan yang semakin terbatas di segmen ini.

Pergeseran Pasar

Tren perlambatan ini turut mendorong pergeseran pasar ke segmen yang lebih terjangkau. Jakarta dan Depok menjadi wilayah yang mencatat pertumbuhan positif. Penjualan unit di Jakarta naik hingga 152,5%, sementara Depok mencatat kenaikan nilai penjualan sebesar 18,8%.

“Pasar Jakarta mengalami peningkatan sangat tinggi dan cenderung bergeser ke segmen harga yang lebih rendah, sementara Depok relatif mengalami peningkatan penjualan cukup tinggi disertai pasokan yang mulai terbatas, tutur Ali.

Prediksi Pasar 2025: Masih Tertekan?

Ali Tranghanda memperkirakan tekanan pasar akan terus berlanjut pada semester pertama 2025.

“Meski ada kebijakan PPN DTP yang mulai terasa akhir 2024, dampaknya mungkin belum langsung signifikan. Pengembang perlu lebih strategis dalam menentukan waktu peluncuran dan segmen produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar,” ujarnya.

Dengan kondisi ini, para pengembang diharapkan dapat lebih jeli dalam mengadopsi strategi pasar yang tepat untuk menjaga stabilitas kinerja di tengah tantangan yang ada.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles