Rabu, Mei 14, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

Mitratel Raup Laba Bersih Rp 512 Miliar pada Kuartal I 2024

PropertyandtheCity – Keberhasilan strategi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) dalam memperluas bisnis ekosistem menara secara organik dan inorganik, monetisasi aset, dan pengelolaan biaya yang lebih efisien telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Prestasi ini tercermin dalam kinerja perusahaan sepanjang kuartal pertama tahun 2024, yakni dengan meraup Rp 512 miliar laba bersih.

Pendapatan Mitratel mencapai Rp 2,20 triliun selama tiga bulan pertama 2024, meningkat 7,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,05 triliun (Year on year).

Bisnis sewa menara memberikan kontribusi sebesar Rp 1,83 triliun, naik 5,4%, sementara pendapatan dari bisnis serat optik mencapai Rp 85,22 miliar, melonjak 148,8% dalam periode yang sama.

Pertumbuhan pendapatan berhasil seimbang dengan pengelolaan biaya yang lebih efisien. Dengan demikian, perusahaan mampu mencatatkan EBITDA senilai Rp 1,84 triliun, naik 9,9%, dengan EBITDA Margin meningkat 2,3% menjadi 83,5%. Prestasi ini menghasilkan laba bersih sebesar Rp 520,99 miliar, meningkat 4% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

“Dengan kombinasi pertumbuhan pendapatan, optimalisasi aset, dan pengelolaan biaya, EBITDA Margin dan laba bersih kami semakin meningkat. Strategi ini akan kami lanjutkan,” kata Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko atau yang biasa disapa Teddy.

Perkembangan Bisnis Masa Depan yang Cerah

Kontribusi pendapatan dari bisnis serat optik hingga saat ini membuat Mitratel yakin bahwa lini usaha ini memiliki prospek yang sangat menjanjikan dan berpotensi menjadi mesin pertumbuhan baru di masa depan. Mitratel menjadi mitra pilihan bagi operator seluler untuk pembangunan Fiber To The Tower (FTTT).

“Bisnis serat optic ini akan terus kami kembangkan untuk memenuhi kebutuhan operator seluler akan jaringan berlatensi rendah seiring dengan perkembangan teknologi 5G. Kami berkomitmen untuk menjadi mitra strategis bagi mereka dalam menjalankan agenda konsolidasi dan ekspansi ke sumber pertumbuhan ekonomi baru,” kata Teddy.

Mitratel memulai bisnis serat optik ini pada tahun 2022 dan terus menambah jangkauan baik secara organik maupun inorganik. Hingga akhir Maret 2024, panjang serat optik perusahaan mencapai 36.257 kilometer, dengan penambahan 3.736 kilometer sejak akhir Desember 2023 atau year to date (ytd), tumbuh 11,5%.

Selain fokus pada pengembangan serat optik, Mitratel juga mempertahankan posisinya sebagai pemilik menara terbanyak di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Perusahaan memiliki 38.135 menara per akhir Maret 2024, meningkat 0,3% dari posisi akhir Desember 2023.

“Lokasi aset yang tersebar di luar Jawa memberikan keuntungan strategis bagi Mitratel. Kami melihat ekspansi operator Telko ke luar Jawa dan daerah pedesaan akan terus berlanjut, seiring dengan agenda pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur dan kualitas jaringan internet di tanah air. Ini merupakan peluang dan panggilan bagi kami untuk berperan lebih besar dalam memajukan industri dan membantu masyarakat mendapatkan akses internet berkualitas tinggi,” kata Teddy.

Pertumbuhan Aset dan Bisnis

Pertumbuhan bisnis Mitratel selama beberapa tahun terakhir dan kontribusinya dalam memajukan industri telekomunikasi di Indonesia mendapat pengakuan dari publik internasional. Pada perhelatan Asian Telecom Awards 2024 di Singapura pada Februari, Mitratel meraih penghargaan sebagai Wholesale Company Initiative of The Year.

Perusahaan diakui berhasil melakukan transformasi dari Traditional TowerCo menjadi InfraCo dan mengukuhkan posisinya sebagai penyedia menara terbesar di Asia Tenggara.

“Penghargaan ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus meningkatkan kualitas infrastruktur dan memajukan industri telekomunikasi,” tutup Teddy.

Penghargaan itu tak lepas dari pertumbuhan aset menara dan serat optic Mitratel yang mencatatkan peningkatan jumlah penyewa (tenant) dari 57.409 pada akhir Desember 2023 menjadi 57.808 pada akhir Maret 2024, dengan tambahan 399 penyewa dalam satu kuartal. Sementara itu, kolokasi meningkat 1,4% dari 19.395 menjadi 19.673 dalam periode yang sama, menjadikan rasio penyewa naik menjadi 1,52x. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles