Felicia diberikan peluang untuk mengembangkan inisiatif dan ide-ide inovatif, membuat perencanaan dan strategi-strategi, serta menentukan langkah implementasi yang tepat.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) kini tumbuh sebagai bank swasta terbesar di Indonesia. Bahkan, dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun, KPR BCA berhasil menjadi pemain
utama atau Top Player di industri pembiayaan pemilikan rumah (KPR) non subsidi.
Pencapaian itu, tidak lepas dari peran Felicia M Simon sebagai Executive Vice President of Consumer Loan BCA. Felicia dan team mampu melakukan gebrakan melalui sederet inovasi dan berhasil membawa perubahan besar melalui capaian yang membanggakan.
“Bersama dengan team yang saya pimpin, kami berhasil mengembangkan KPR BCA dari Rp20-an triliun menjadi Rp94 triliun pada Q4-2019 dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun. Kebijakan pricing kami yang menyediakan suku bunga fixed yang beragam juga direspon positif oleh pasar,” terang Felicia.
Tidak hanya itu, KPR BCA juga berhasil mendapatkan award seperti Indonesia Country Awards Programme dari The Asian Banker, Indonesia WOW Brand dari Markplus, serta penghargaan-penghargaan lainnya.
Felicia sendiri bergabung dengan BCA sejak tahun 1991. Saat itu perbankan sedang booming dan melakukan perekrutan banyak karyawan, termasuk BCA. Informasi
Management Development Program (MDP) BCA, diperolehnya dari Universitas Tarumanagara, kampus dimana dia mengenyam pendidikannya.
Sebelumnya, Felicia sempat bekerja di sebuah bank yang lain, namun dirasakannya MDP lebih cocok dengan rencananya, maka dia pun mengikuti program BCA tersebut. Felicia menjalani training di kelas dan OJT (On The Job Training) dalam program ini selama satu tahun, serta menghadapi berbagai ujian lisan dan tertulis.
“Ujian lisan ini biasanya bikin keder peserta MDP saat itu karena yang menguji adalah pejabat BCA yang rata-rata sudah senior dan banyak memberikan soal case-case yang
terjadi di lapangan,” ungkapnya.
Usai diterima, anak tertua dari empat bersaudara memulai kariernya sebagai Kepala Bagian di salah satu cabang BCA dan menangani layanan transaksi perbankan untuk nasabah. Kemudian mendapatkan beberapa penugasan memimpin Kantor Cabang Pembantu.
Tahun 2000 Felicia dimutasi ke Kantor Pusat BCA dan diberikan kepercayaan untuk mengembangkan Bisnis Kredit Konsumer. Saat itu BCA mengubah bisnis model KPR menjadi sentralisasi. Cabang-cabang di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) dan beberapa kota besar lainnya melakukan fungsi referral saja.Pemrosesan KPR disentralisasi pada beberapa unit kerja.
Bergabung dengan team di Kantor Pusat BCA yang belum lama dibentuk tersebut, Felicia mendapatkan penugasan awal sebagai Kepala Biro Pengembangan Bisnis. Bersama
dengan team yang hanya terdiri dari beberapa orang, mereka menyusun kebijakan-kebijakan baru dan melakukan sosialisasi dari kota ke kota.
“Dalam perjalanan dinas tersebut, kami juga menjajaki kerjasama dengan berbagai pengembang dan agen properti untuk memperluas penetrasi KPR BCA,” Felicia menjelaskan.
Lepas itu, penugasan berlanjut ke Biro Penjualan. Di sini, Felicia bertanggung jawab atas pertumbuhan KPR dan Kredit Kendaraan Bermotor. Untuk Kredit Kendaraan Bermotor, saat itu BCA melakukan joint financing dengan anak perusahaan dan beberapa perusahaan
multifinance.
Tantangan berikut yang diberikan kepadanya adalah memimpin team operasional yang melakukan proses end to end KPR, termasuk sampai ke fungsi collection dan custodian, sebelum akhirnya diberikan kepercayaan untuk memimpin Divisi Bisnis Kredit Konsumer di Kantor Pusat BCA.
Setiap proses yang dilewatinya, hingga mencapai karier tertingginya saat ini, tidak lepas dari dukungan orang tua yang tetap berjalan sampai saat ini. Tidak hanya itu, dukungan suami yang juga seorang bankir, serta support dari kedua putri dan putra bungsunya,
disadarinya menjadi pendorong utama kesuksesannya tersebut.
“Orang tua saya mendidik anak-anaknya termasuk anak perempuannya untuk berkarier. Jadi sesudah menyelesaikan kuliah, saya ingin bekerja. Saya memilih untuk melamar ke perusahaanperusahaan yang memiliki program pengembangan management,” jelas Felicia.
Pengalaman Berharga
Di BCA, Felicia menemukan kesempatan yang sangat berharga untuk terus belajar dan mengembangkan dirinya. Dia diberikan peluang untuk mengembangkan inisiatif dan ide-ide inovatif, membuat perencanaan dan strategi-strategi, serta menentukan langkah implementasi yang tepat.
Hal-hal tersebut merupakan kesempatan belajar yang berharga dan sekaligus memperkaya kemampuan pribadi dan leadership-nya. Selain itu, teamwork yang solid dan komunikasi yang baik dengan atasan, serta sesama kolega dan team, menghasilkan lingkungan kerja yang kekeluargaan namun tetap produktif.
Dari sekian banyak tantangan dan pengalaman kariernya di BCA, penyelenggaraan KPR BCA ONLINEXPO disebutnya sebagai salah satu pengalaman yang paling berkesan. Di tengah situasi pandemi Covid-19 yang berdampak besar pada penurunan ekonomi tahun
lalu, team-nya diberikan tantangan oleh Top Management BCA untuk menyelenggarakan event virtual expo.
“Dukungan Top Management ini meningkatkan antusiasme dan semangat saya dan team untuk mewujudkan KPR BCA ONLINEXPO meskipun waktu persiapannya sangat singkat,” ungkapnya.
Pengalaman pertama mengadakan event virtual tersebut ternyata melahirkan banyak hal baru yang sangat berbeda dengan penyelenggaraan expo offline. Meski mereka telah mahir dalam menyelenggarakan expo offline yang sudah berkali-kali, namun tidak sepenuhnya bisa langsung diaplikasikan dalam event virtual ini.
Pengembangan microsite, beserta seluruh fiturnya yang harus ON 24 jam dan mudah diakses secara nasional, menjadi hal yang utama. “Kami juga harus mampu menggabungkan kebutuhan akan layanan yang bersifat personal yang masih harus dilakukan oleh manusia atau human touch ke dalam platform digital tersebut,” kisahnya.
Human touch tersebut tetap perlu menjadi perhatian dan difasilitasi, mengingat KPR adalah produk dengan komitmen jangka panjang.Human touch ini juga menjadi solusi bagi segmen nasabah yang belum terbiasa dengan layanan digital.
Ada sekitar 230-an project pengembang dari berbagai kota yang berpartisipasi. Event yang terselenggara selama satu bulan tersebut dikunjungi lebih dari 100.000 visitors dan berhasil mendapatkan 5.000 aplikasi permohonan KPR.
“Bisnis yang kami peroleh dari event ini berhasil meningkatkan realisasi kredit secara
signifikan di kuartal terakhir 2020,” katanya bangga.
Felicia mengakui bahwa salah satu tantangan terberat dalam pekerjaannya tersebut
adalah harus melewati krisis imbas pandemi Covid-19 di tahun 2020 lalu. Saat itu,
pihaknya menghadapi situasi challenging dalam pelepasan kredit.
Permintaan kredit baru mengalami penurunan yang cukup besar. Kondisi keuangan pemohon KPR juga terlihat banyak yang terdampak karena pandemi ini. Di sisi lain, permintaan restrukturisasi kredit juga mengalami lonjakan signifikan.
Sampai dengan September 2020, kata dia, pihaknya sudah menyelesaikan restrukturisasi
sebanyak 8 persen dari total debitur KPR. Sejalan dengan dampak pandemi terhadap
berbagai sektor usaha, pembayaran angsuran debitur ada yang mengalami tunggakan dan
akhirnya mengakibatkan kenaikan NPL.
“Pelaksanaan restrukturisasi dan pengelolaan kualitas kredit menjadi hal penting yang
segera kami tindaklanjuti saat itu,” tegasnya.
Menghadapi tantangan yang berat tersebut, Felicia dan team menerapkan sejumlah
strategi sekaligus langkah taktis. Dimulai dengan memperkuat koordinasi agar dapat segera menyusun dan menjalankan kebijakan-kebijakan yang mendukung aturan pemerintah. Kemudian melakukan pengaturan SDM di internal dan membentuk
task force untuk menjalankan hal-hal yang menjadi prioritas utama.
Pemantauan secara ketat dilaksanakan untuk memastikan semuanya berjalan baik, terutama yang terkait aspek-aspek finansial. Pihaknya juga rutin membuat laporan
perkembangan ke Top Management. Hal lain yang tidak kalah penting adalah terus
memberikan dukungan kepada team dan aktif terlibat untuk mencarikan solusi apabila
terjadi kendala dalam pelaksanaan.
“Agar nasabah memperoleh informasi yang tepat dan jelas, kami membuat panduan
yang dapat digunakan oleh seluruh cabang BCA. Protokol kesehatan tetap harus disiplin
dilakukan untuk menjaga kesehatan karyawan dalam bekerja dan menjaga kontinuitas
layanan kepada nasabah,” pungkasnya. ●