Propertyandthecity.com, Jakarta – Dalam beberapa tahun belakangan ini, pemerintah gencar membangun dan merampungkan sejumlah infrastruktur, terutama yang berbasis transportasi massal di Jakarta. Hal ini diharapkan menjadi solusi masalah kemacetan Ibukota yang diprediksi akan macet total di tahun 2029, oleh Badan Pengelolaan
Transportasi Jabodetabek.
Pembangunan infrastruktur transportasi massal tersebut pun diikuti dengan pengembangan sejumlah hunian berbasis transportasi atau dikenal dengan transit oriented development (TOD). Hunian TOD pun kini menjadi solusi efektif bagi masyarakat perkotaan, terutama dalam kecepatan dan ketepatan waktu bepergian.
Baca Juga: JRP Bangun Core Cipete, Dilengkapi Skybridge ke Stasiun MRT
Oleh karena itu, para profesional dan milenial yang saat ini sangat tinggi dengan aktivitas mobilitasnya, disarankan untuk cerdas dalam berinvestasi. Hal ini mengemuka dalam webinar bertajuk “Cerdas Berinvestasi Hadapi Masa Depan Kota Jakarta, Ramah Lingkungan, Terintegrasi, Serba Cepat”, yang diselenggarakan oleh Core Cipete, proyek hunian TOD yang dikembangkan oleh PT Jaya Real Property Tbk (JRP), Kamis (15/10/2020).
“Langkah pemerintah membangun infrastruktur transportasi publik terintegrasi, seperti MRT, yang saat ini sudah mulai pembangunan Fase II, kemudian LRT, dan juga kereta commuter line, merupakan solusi untuk mengatasi masalah kemacetan Ibukota yang sangat serius ini,” ujar Sofian Sibarani, Founder & Director Urban+, firma pemenang Sayembara Desain Ibu Kota Negara, dalam webinar tersebut.
Ke depannya, menurut Sofian, Jakarta akan menjadi kota modern yang serba terintegrasi dan mengandalkan konsep TOD.
TOD merupakan konsep pengembangan kawasan yang mengintegrasikan simpul transit sebagai pusat pengembangan dengan kawasan campuran di sekitarnya dalam cakupan radius 400- 800 meter.
Baca Juga: Kementerian PUPR Dorong Pembangunan TOD
“Melihat berbagai masalah Kota Jakarta hari ini, seperti polusi dan kemacetan, maka ke depannya, banyak yang akan beralih ke transportasi umum untuk waktu tempuh
yang lebih efisien, penghematan, juga kenyamanan. Kota Jakarta nantinya akan menjadi kota yang lebih ramah lingkungan, terintegrasi, dan serba cepat,” tambahnya.
Gading Marten, aktor, presenter dan entrepreneur turut menambahkan, permasalahan macet di Jakarta kadang terlihat sepele, padahal dampaknya besar dalam keseharian, terutama dalam produktivitas.
“Terkadang, karena waktu habis di jalan, kita jadi kehabisan waktu atau energi untuk melakukan hal-hal positif setelah pulang bekerja, seperti berkumpul dengan keluarga, atau berolahraga,” katanya.
Keberadaan transportasi massal, seperti MRT, menurut Gading, sangat bermanfaat, apalagi bagi mereka yang sedang terburu-buru mencapai tujuan.
“Saya juga sering menggunakan MRT dan ini sangat membantu, terutama mengurangi jarak dan waktu tempuh,” tambah Gading.
TOD MRT Cipete Raya

Menanggapi hal ini, Arum Prasasti, General Manager Bintaro Jaya High Rise mengatakan, hunian yang terintegrasi transportasi massal juga bakal menjadi pilihan paling praktis bagi warga Kota Jakarta.
“Konsep kawasan TOD sendiri juga sudah menjadi fokus pengembangan JRP yang berpengalaman 40 tahun membangun kawasan perkotaan, sesuai dengan perkembangan zaman,” katanya.
Baca Juga: Menhub Apresiasi Kolaborasi Jaya Real Property dan KAI Revitalisasi Stasiun Pondok Ranji
Core Cipete merupakan produk terbaru dari Bintaro Jaya High Rise, yang dibangun menyesuaikan kebutuhan generasi milenial dan juga perkembangan zaman.
Dengan mengusung konsep CORE atau Creative Office and Residence, Core Cipete menjawab kebutuhan akan one stop living yang dinamis.
Proyek ini, nantinya akan menjadi bagian dari kawasan TOD MRT Cipete Raya yang akan memberikan banyak manfaat bagi penghuni seperti efisiensi biaya transportasi dan work life balance, karena konsep hybrid kantor dan hunian.
Selain terhubung langsung dengan stasiun MRT Cipete, Core Cipete juga terletak di lokasi prima, di CBD Jakarta Selatan.
Sofian Sibarani mengatakan pengembangan kawasan yang mengusung konsep TOD, pasti akan memberikan manfaat paling baik bagi penghuni di sekitarnya, seperti kemudahan akses, fasilitas, dan kenyamanan, apalagi jika lokasinya di CBD Jakarta.
“Core Cipete merupakan salah satu produk yang cemerlang dan sangat sesuai dengan rencana penataan kota Jakarta,” tambahnya.
Demikian halnya Gading, Core Cipete yang terkoneksi langsung dengan MRT sangat menarik bagi dia. Menurutnya, Core Cipete akan menjadi investasi yang sangat baik.
“Ini harus jadi pertimbangan milenial untuk cerdas dalam mengalokasikan uang. Ibaratnya, daripada cicil mobil, mending beli properti, harganya pasti naik. Tinggal di TOD juga pasti hemat biaya transportasi,’ sebut Gading.
Saat ini Core Cipete sudah melewati beberapa milestone pengembangan, dan telah memasuki tahap penjualan resmi. Untuk ini, Arum berharap agar para milenial dan profesional dapat memanfaatkan waktu untuk berinvestasi di Core Cipete.
“Seiring berjalannya pembangunan Kota Jakarta yang cepat, berinvestasi dengan membeli properti pada masa ini merupakan masa yang tepat, apalagi properti dengan lokasi yang tepat, sejalan dengan masa depan kota,” terang Arum.
Sependapat dengan Gading, Arum mengatakan, properti yang dipilih dengan cermat sejatinya akan terus meningkat nilainya.
“Memiliki unit di Core Cipete yang terhubung 0 meter dari stasiun MRT Cipete, pastinya akan berpengaruh pada pengeluaran untuk kendaraan pribadi, seperti cicilan mobil, bensin, pajak,” tambahnya.
Baca Juga: Menhub Dukung Pengembangan TOD Kota Podomoro Tenjo
Core Cipete akan dibangun di lahan seluas 2.600 meter persegi, di Jalan RS Fatmawati Raya, Jakarta Selatan.
Hunian jangkung ini terdiri dari 17 lantai. Core Cipete akan hadir dengan 199 unit Core, yang terdiri atas studio, workshop, dan quarter, dengan luas unit mulai dari 30 meter persegi hingga 90 meter persegi.
Menyambut semarak akhir tahun, Core Cipete menghadirkan promosi berupa potongan harga hingga ratusan juta rupiah dan angsuran sampai dengan 60 kali.