Beranda Berita Properti Century 21: Transaksi Turun di Semua Wilayah

Century 21: Transaksi Turun di Semua Wilayah

Properti yang awalnya sudah mulai pulih menjadi tertunda akibat pandemi Corona. Sementara, properti rumah tinggal bagi end user tidak ada masalah karena produk ini dikategorikan sebagai kebutuhan.

0
Daniel Handojo, Associate Executive Director Century 21 Indonesia
Daniel Handojo, Associate Executive Director Century 21 Indonesia./ Foto: Pius Klobor

Propertyandthecity.com, Jakarta – Dampak negatif dari merebaknya pandemi Corona (Covid-19) terjadi pada semua lini bisnis. Properti adalah salah satu industri yang terkena dampak langsung akibat wabah tersebut. Ini disebabkan karena memang properti bukanlah produk yang memiliki urgency untuk dibeli pada saat pandemi seperti saat ini.

“Kecuali rumah tinggal untuk end-user. Saya rasa tidak akan ada masalah dalam hal penjualan karena produk ini dikategorikan sebagai kebutuhan,” ujar Associate Executive Director Century 21 Indonesia Daniel Handojo menjawab pertanyaan Property and The City.

Baca: Okupansi Apartemen Servis Turun Tajam

Lebih lanjut Daniel mengatakan, pasar properti yang dalam hal ini sangat erat berkaitan dengan profesi agen juga sangat terpengaruh. Para pembeli cenderung menunda keputusannya dalam membeli properti.

“Ditambah lagi saat ini instansi pemerintah seperti BPN maupun kantor pajak juga membatasi operasionalnya sehingga hal ini turut memberikan dampak dalam proses penjualan properti itu sendiri,” kata Daniel.

Bahkan, dari laporan transaksi Century 21 Indonesia, penjualan properti seken juga mulai terdampak, terutama pada transaksi Maret 2020 ini. Menurut Daniel, hal ini juga dikarenakan adanya kebijakan work from home (WFH) saat ini sehingga banyak transaksi tertunda akibat terbatasnya operasional BPN dan kantor pajak.

“Penurunan hampir merata di seluruh daerah, terbesar memang di area Jabodetabek,” ujarnya.

Untuk ini, Daniel berharap agar pemerintah selaku regulator bisa memberikan jaminan bahwa setelah Covid-19 ini berlalu, kehidupan ekonomi akan segera pulih. “Saya rasa, satu-satunya kebutuhan dari para pembeli ini adalah kepastian bahwa pemulihan ekonomi dapat berjalan dengan baik,” tegasnya.

Dia melanjutkan, pembeli properti bukan hanya end-user tetapi juga banyak dari investor yang mana mereka berharap investasinya di sektor properti tersebut juga akan membuahkan hasil. “Dan ini semua dapat terjadi bila kegiatan ekonomi kita pulih seperti sedia kala,” katanya.

Baca: Rumah Seken: Penurunan Transaksi Mayoritas di Zona Merah

Menurut Daniel, berbagai kebijakan dan stimulus yang diberikan pemerintah sudah sangat maksimal. Akan tetapi permasalahan pandemi ini membuat properti yang awalnya sudah mulai pulih menjadi tertunda kembali.

“Sementara beberapa kebijakan perbankan dengan berusaha membatasi pemberian KPR, akan memberi efek terhadap perlambatan pertumbuhan sektor properti,” imbuhnya.

Untuk ini pula, Daniel menyarankan agar para pengembang juga mampu mengelola keuangannya, memiliki dana cadangan yang cukup agar kelak mampu mengembangkan proyeknya seperti sebelumnya.

“Satu-satunya cara adalah mengenai efisiensi cost tetapi dengan tetap melakukan kegiatan yang menunjang brand awareness. Intinya adalah bagaimana kita dapat bertahan di masa saat ini, dimana segala aktivitas dibatasi sambil kita bersiap-siap bangkit kembali. Seperti banyak ahli memprediksi bahwa di semester 2 properti berjalan pulih,” urainya.

Ketua Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) DPC Bekasi, Yohan Yan yang juga dari Century 21 Metro Group berpendapat, dampak Covid memang belum terasa sepanjang penjualan hingga Maret 2020. Hal ini lantaran masih adanya akumulasi transaksi sejak Januari dan Februari.

“Dampak sesungguhnya mungkin baru terasa di April, Mei. Apalagi basic kami adalah properti seken,” ujarnya.

Meski demikian, Yohan melihat banyak transaksi di lapangan, terutama melalui skema KPR yang tertahan. Ini diakibatkan oleh usaha dari beberapa konsumen yang terkena dampak Corona. “Mungkin mereka takut ke depannya gak bisa bayar, padahal harusnya tinggal akad. Sehingga mereka hold dulu,” terangnya.

Baca: Ishak Chandra: Pengembang Harus Antisipasi Dalam 3 Bulan ke Depan

Bahkan, lanjut Yohan, ada beberapa klien yang lebih memilih untuk sewa daripada beli. Sementara beberapa pembeli investor yang mungkin tidak terdampak tetap beli sesuai rencana mereka.

“Ada beberapa segmen bisnis tertentu yang justru ‘untung’ di masa pandemi ini. Makanya mereka tetap saja beli properti yang mereka butuhkan, terutama untuk investasi,” jelasnya.

Website | + posts

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini