Minggu, April 27, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

Viral! “No Buy Challenge 2025” Ajakan Stop Beli Barang Tak Perlu, Berani Coba?

Jakarta, propertyandthecity.com – Siapkah kamu menantang diri untuk berhenti berbelanja barang yang sebenarnya tidak kamu butuhkan? Tren “No Buy Challenge 2025” kini viral di media sosial, terutama di TikTok. Tren ini mengajak kamu untuk menahan diri dari membeli barang atau jasa yang bukan kebutuhan utama. Periode tantangannya bisa bervariasi, dari sebulan, tiga bulan, hingga setahun. Apakah kamu tertarik untuk ikut mencoba tantangan ini?

Sebenarnya, tujuan utama dari No Buy Challenge adalah meningkatkan kesadaran tentang kebiasaan belanja, mengurangi pembelian impulsif, serta memupuk kebiasaan menabung. Fenomena ini pun semakin menarik perhatian di awal tahun 2025, terutama setelah kebijakan kenaikan PPN menjadi 12 persen dan prediksi kenaikan harga kebutuhan pokok akibat kondisi ekonomi global.

Ilustrasi menolak belanja. (Foto: Freepik/azerbaijan_stockers)
Ilustrasi menolak belanja. (Foto: Freepik/azerbaijan_stockers)

Penasaran dengan alasan di balik semakin populernya tantangan ini? Simak informasi lengkapnya berikut ini!

Apa Itu No Buy Challenge?

No Buy Challenge pertama kali muncul di platform Instagram beberapa tahun lalu, di mana banyak orang berbagi tips untuk berhemat. Konsepnya sederhana: partisipan menghindari pembelian barang-barang yang sifatnya keinginan (wants), bukan kebutuhan (needs). Tantangan ini tidak hanya bertujuan untuk menghemat uang, tetapi juga untuk mengurangi konsumsi berlebihan dan mempromosikan gaya hidup minimalis.

Wants adalah barang yang dianggap non-esensial, seperti pakaian baru, gadget, barang dekoratif, atau bahkan kopi dari kafe. Sebaliknya, needs adalah barang-barang esensial yang memang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari, seperti bahan makanan, tagihan, dan layanan kesehatan, yang tetap diperbolehkan untuk dibeli.

Kenapa No Buy Challenge Jadi Tren di 2025 ?

Awal tahun 2025 membawa berbagai perubahan, salah satunya kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang semula akan dinaikkan menjadi 12 persen, namun akhirnya dibatalkan. Kebijakan ini menuai protes lantaran diperkirakan akan memengaruhi harga barang dan jasa.

Kenaikan PPN yang sempat diprediksi akan berdampak langsung pada daya beli masyarakat membuat banyak orang mulai berpikir ulang sebelum melakukan konsumsi. Di tengah kondisi ini, muncul tren unik di kalangan pengguna TikTok, yaitu No Buy Challenge 2025. Tren ini selaras dengan keinginan banyak orang untuk hidup lebih sederhana dan mengurangi stres akibat tekanan finansial.

Keuntungan Ikuti Tren No Buy Challenge

Menurut Perencana Keuangan Rista Zwestika, seperti yang dilansir Hai Bunda, No Buy Challenge ternyata menawarkan berbagai manfaat yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga berdampak positif pada kesejahteraan psikologis. Berikut beberapa alasan mengapa tantangan ini layak dicoba:

  • Hemat Pengeluaran, Lebih Banyak Tabungan: Mengurangi belanja barang yang tidak penting membuka peluang untuk menabung atau berinvestasi lebih banyak.
  • Lebih Cerdas dalam Mengelola Keuangan: Dengan membedakan antara kebutuhan dan keinginan, kamu akan lebih bijak dalam belanja dan mulai menghindari pembelian impulsif. Tanpa membeli barang baru, kamu juga akan lebih kreatif memanfaatkan apa yang sudah dimiliki.
  • Stres Finansial Berkurang: Dengan mengendalikan pengeluaran, kamu akan merasa lebih tenang dan stabil secara finansial, mengurangi kecemasan terkait uang.
  • Hidup Lebih Minimalis dan Bermakna: No Buy Challenge mendorong untuk memiliki barang yang benar-benar berguna dan berkualitas, mengutamakan nilai daripada kuantitas.
  • Berkontribusi pada Lingkungan: Mengurangi konsumsi tidak hanya menghemat uang, tetapi juga membantu mengurangi sampah dan jejak karbon.
  • Kebiasaan Konsumsi Lebih Bijak: Tantangan ini mengajarkan untuk tidak terjebak dalam dorongan belanja berlebihan, yang pada gilirannya juga memberi dampak positif pada lingkungan dengan mengurangi sampah dan polusi.
Dengan berbagai ketidakpastian dan kebijakan yang berlaku, No Buy Challenge 2025 bisa menjadi alternatif menarik yang patut dicoba. Berikut cara melakukannya:

Pertama, tentukan tujuanmu, apakah untuk menabung liburan atau melunasi utang. Selanjutnya, buat aturan jelas tentang barang-barang yang termasuk dalam kategori “tidak boleh dibeli” dan tentukan batas waktunya, misalnya sebulan atau dua bulan. Fokuskan anggaran hanya pada kebutuhan pokok seperti makanan, transportasi, dan kesehatan. Jangan lupa untuk selalu mencatat pengeluaran agar tetap disiplin. Hindari godaan belanja dengan mengurangi waktu scrolling di e-commerce atau media sosial. Jika perlu barang baru, pertimbangkan alternatif seperti memadukan pakaian lama. Terakhir, pantau keuanganmu dengan mengevaluasi pengeluaran setiap minggu.

Agar tren ini tetap menyenangkan dan tidak menambah stres, kamu tetap bisa kok merayakan pencapaianmu dengan cara yang sederhana. Contohnya, dengan menikmati momen kebersamaan keluarga atau teman-teman, seperti berkumpul santai sambil menonton film di rumah.

Sejauh ini, fenomena No Buy Challenge menjadi cara buat banyak orang dalam menghadapi tantangan ekonomi di tahun 2025. Selain itu, tren ini juga dipicu oleh keinginan untuk melawan konsumerisme yang sering kali dipicu oleh media sosial. Beberapa orang mengikuti tantangan ini untuk memperbaiki kondisi keuangan mereka, sementara yang lain ingin berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.

Meski terdengar sederhana, tantangan ini membutuhkan komitmen yang tinggi. Namun, jika dijalankan dengan bijak, No Buy Challenge dapat memberikan dampak positif jangka panjang bagi kesehatan finansial dan mental. Jadi apakah kamu siap ikut berpartisipasi?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles