Utara dan Barat
Terlepas dari batasan harga untuk mendapatkan insentif BPHTB, di Jakarta Utara dan Barat, banyak ditawarkan di komplek perumahan baru dan lama yang fasilitasnya sudah terbentuk, seperti Casa Jardin, Green Ville, Taman Ratu, Taman Semanan Indah, Komplek DKI (Jakbar), Gading Griya Lestari, Pantai Indah Kapuk (PIK), Rorotan Kirana dan Bangun Cipta Sarana (Jakut).
Di cluster Hawaii City, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, rumah dua lantai 180 m2 di atas tanah 90 m2 dibanderol Rp1,85 miliar, harga yang sama untuk tipe 135/90 di Taman Semanan di Jl Lingkar Luar Cengkareng, Kosambi. Casa Jardin harganya Rp2 – 2,4 miliar. Perumahan dari PT Global Budi Perkasa di Jl Daan Mogot ini memasarkan rumah seken tipe 100/90 Rp2,3 miliar di cluster Anthurium, lebih murah dibanding rumah baru tipe sekelas di cluster Nicolaia yang dipatok Rp3,3 miliar. Di dalam perumahan dilengkapi sport club dan kolam renang dan area fitness.
Pilihan lain, rumah dua lantai ukuran 136/120 di cluster Virya Semanan, Taman Semanan Indah. Berupa kamar tidur 3+1 (study room), kamar mandi 3 unit, kanopi berbahan laminated glass untuk meneduhkan 2 unit mobil yang terpakir di carport, dan dilengkapi smart door lock, rumah dibanderol Rp2,8 miliaran. “Rumahnya di tengah kota. Akses kemana-mana gampang, ke bandara dekat, ke PIK, Pluit, Ancol dan Pondok Indah juga mudah sekali tinggal lewat tol Dalam Kota atau Tol JORR W1,” ujar Catharina Lim, salah seorang broker yang memasarkannya.
Yang harganya lebih mahal juga banyak. Sebut contoh di Taman Meruya Ilir, Kembangan, Jakarta Barat. Bangunan diklaim anti gempa dengan luas tanah 300 m2 dan luas bangunan 460 m2. Rumahnya dua setengah lantai. Kamar tidurnya 6 unit plus kamar mandi dalam. Rumah menghadap utara dilengkapi kolam ikan, water heater 6 unit, 3 bathup, toren air 2 unit masing-masing 1.050 liter. “Sudah furnish. Dijual cepat karena pemiliknya akan pindah ke luar negeri. Bonus 3 guci estetik dan 1 unit motor. Harganya Rp11 miliar nego,” terang Billy Hartanto, broker yang memasarkannya.
Ratusan Juta
Dibanding kawasan lain di Jakarta, harga rumah seken di Jakarta Timur tergolong paling kompetitif. Rumahrumah yang bangunannya cukup baru ditambah ukuran di atas 150 m2 bisa didapat kurang dari Rp1,5 miliar. Karena itu prospeknya cukup bagus mengingat selisih harganya dengan kawasan lain Jakarta cukup besar. “Untuk rumah seken sekelas, harganya bisa sepertiga rumah di Jakarta Selatan dan Barat,” kata
Elvi, salah satu agen properti dari Universal Property di Pasar Rebo.
Di Jl Kamboja, Cijantung, rumah tipe 200/235 dilego Rp1,2 miliar. Jalanannya sempit hanya bisa dilalui satu mobil, tapi dari Mal Cijantung hanya berjarak 2 km. Kawasan ini, kata Elvi, cukup prospektif untuk bisnis kost-kostan karena permintaannya cukup banyak. “Pekerja di Mal Cijantung dan pabrik-pabrik di sekitar Jalan Raya Bogor banyak yang cari kontrakan atau kost-an,” ujarnya.
Tak kalah menarik di kawasan Klender dan Duren Sawit yang cukup dekat dengan koridor bisnis Jl Kasablanka, Jakarta Selatan. Di Jl Sawah Barat, Duren Sawit, rumah tipe 145/95 ditawarkan Rp1,5 miliar atau yang lebih besar lagi di Jl Raden Inten, Klender, tipe 150/110 senilai Rp1,65 miliar.
Di kawasan Jakarta Timur, menariknya masih mudah ditemukan rumah seharga ratusan juta rupiah. Rerata rumahnya bukan di cluster, namun di permukiman umum. Contoh, di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, dipasarkan rumah seken yang memiliki 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi diatas tanah seluas 50 m2, sementara luas bangunannya 36 m2. Rumah dua lantai ini masih dalam kondisi bagus, belum dilengkapi perabotan dan memiliki daya listrik 1.300 watt. Tersedia juga carport untuk area parkir mobil. Dengan tipe sertifikat yang dimiliki yakni Sertifikat Hak Milik (SHM), rumah ini dijual seharga Rp550 juta.
Di kawasan Cipinang, Kecamatan Pulo Gadung, penawarannya cukup berlimpah dengan luas lahan mulai 50 – 100 m2. Rumah dua lantai 100/52 3 kamar tidur, 2 kamar mandi dan 1 carport dilego Rp650 juta di Pisangan Timur, Cipinang. Ada lagi rumah ukuran 61/61 3 kamar tidur plus 1 kamar mandi di Cipinang Muara 3 dibanderol Rp750 juta. Akses jalan hanya untuk motor, mobil tidak bisa masuk. Di Cipinang Melayu rumahnya lebih luas, yaitu 78/82 dilego Rp860 juta. Jalanan menuju rumah bisa dilalui kendaraan roda empat. “Pemiliknya jual butuh.
Nego sampai jadi,” ujar Denny Firman, pemasarnya.
Bila melipir sedikit ke arah lebih timur Anda akan mendapatkan rumah dengan ukuran lebih besar namun harga lebih rendah. Contoh, perumahan Griya Pesona Karanganyar, Cakung, menawarkan rumah seken 200/200 terdiri dari 4 kamar tidur dan 4 kamar mandi. Bangunan rumahnya rapi dan masih kokoh. Pemiliknya membuka harga Rp850 juta, nego tipis. Sementara itu di Jalan Raya Bekasi, Cakung, ditawarkan rumah semi kos-kosan dilengkapi 7 kamar tidur dan 3 kamar mandi dengan luas bangunan 120 m2, tanah 72 m2. Harganya Rp670 juta. Pilihan
lain, rumah tipe 50/76 di Jalan Raya Bekasi, Ujung Menteng, Cakung, dibanderol Rp640 juta.
BPHTB Gratis Belum Menolong
Faisal Dannyarsha, Marketing Manager Jafiendo Property, agen properti di Jakarta Selatan yang fokus memasarkan rumah seken di kawasan JagakarsaKebagusan – Ciganjur, meskipun kebijakan penghapusan BPHTB di wilayah DKI Jakarta dinilai menguntungkan konsumen karena untuk pembelian rumah seharga di bawah Rp2 miliar biaya transaksinya terpangkas 5%, nyatanya insentif itu belum berpengaruh. “Padahal
lumayan 5 persen dari Rp1 miliar itu Rp50 juta,” katanya.
Menurutnya, aturan penghapusan BPHTB yang berlaku hanya untuk pembeli rumah pertama (first home buyer) membuat cakupan pasar menyempit. Di Jagakarsa sendiri, pembeli rumah pertama lebih banyak yang meminang rumah baru ketimbang seken. “Mereka keluarga muda menengah yang masih suka narsis, kalau rumahnya seken kurang keren,” ungkap Faisal.
Pilihan rumah seken di bawah Rp2 miliar di kawasan ini, diantaranya tipe 86/125 di Jl Sadar Raya 49 dibanderol Rp1,4 miliar, 104/95 di Jl M. Kahfi 2 seharga Rp1,25 miliar atau tipe 180/226 di Jl Kecapi yang dipatok Rp1,9 miliar. Di kawasan ini, permintaan terbanyak justru rumah
seken seharga Rp4 – 12 miliar/unit. Pembelinya kebanyakan untuk investasi. “Karena harganya masih masuk akal dibanding rumah baru di Kemang, Cipete, Pondok Indah atau Cilandak yang sangat overvaluenya. Padahal jarak Jagakarsa ke kawasan itu nggak begitu jauh,” jelasnya.