PropertyandtheCity.com, Jakarta – BSD City, kawasan mandiri yang terletak di Tangerang Selatan, telah menjelma menjadi magnet bagi banyak orang. Dengan fasilitas lengkap dan akses yang mudah dari Jakarta, BSD City berkembang pesat menjadi salah satu kawasan yang cukup diperhitungkan.
Kini, BSD City dapat dijangkau melalui berbagai sarana transportasi umum, termasuk Commuter Line yang terkoneksi dengan layanan shuttle bus (Intermoda BSD), menghubungkan Stasiun Cisauk dengan pusat perbelanjaan seperti AEON Mall BSD City.
Tak hanya itu, BSD City menawarkan beragam tempat untuk bersantai dan menikmati kuliner, seperti The Breeze, mal dengan konsep open air yang menawarkan area jogging dan bersepeda.
Beralih ke sisi lain Jakarta, Kota Deltamas juga menarik perhatian dengan pengembangan data centernya. Dengan luas area sekitar 3.200 hektare, Kota Deltamas mengintegrasikan area hunian, komersial, dan kawasan industri GIIC (Greenland International Industrial Center) bertaraf internasional.
Baru-baru ini, emiten pengembang Kota Deltamas, PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS) berhasil meraih prapenjualan atau marketing sales sebesar Rp560 miliar pada kuartal pertama tahun 2024, sekitar 31% dari target 2024 sebesar Rp1,81 triliun.
Dalam keterbukaan informasi, Direktur dan Sekretaris Perusahaan DMAS, Tondy Suwanto, mengatakan bahwa segmen industri masih menjadi segmen utama atas pencapaian prapenjualan pada awal 2024. “Pada kuartal pertama tahun 2024, Perseroan berhasil menjual sekitar 18 hektare lahan industrinya,” ungkapnya, Jumat (19/4/2024).
Lebih lanjut, Tondy menyampaikan bahwa sektor data center masih menjadi kontributor utama penjualan lahan industri perusahaan patungan milik Sinar Mas Group dan Sojitz asal Jepang itu.
“Lebih dari 50% penjualan lahan industri pada kuartal pertama tahun 2024 ini didominasi oleh sektor data center,” terang Tondy.
Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, transformasi digital, penetrasi internet serta booming dan euforia pemanfaatan kecerdasan buatan (AI), maka semakin banyak permintaan akan lahan industri di kawasan GIIC Kota Deltamas yang berasal dari industri data center.
“Dari sekitar 90 hektar permintaan lahan industri tahun 2024 ini, sekitar separuhnya berasal dari sektor data center” ujar Tondy.
Akses menjadi salah satu keunggulan investasi properti di Kota Deltamas, dengan lokasinya yang berada di Cikarang dan dapat diakses melalui tol langsung Jakarta-Cikampek. Selain itu, rencana pengoperasian Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan semakin memudahkan akses ke kawasan ini.
Kedua kawasan ini adalah contoh dari sekian banyak proyek hunian dan kawasan properti komersial yang dikembangkan oleh Sinar Mas Land, anak usaha dari Sinar Mas.
Lalu, siapa pemilik ‘kerajaan’ bisnis Sinar Mas?
Sinar Mas didirikan oleh mendiang, Eka Tjipta Widjaja pada tahun 1962 di Surabaya. Ia dikenal sebagai pengusaha sukses di Indonesia yang berhasil membesarkan Sinar Mas menjadi salah satu perusahaan terbesar di Indonesia.
Sebelum Sinar Mas sukses seperti saat ini, Eka Tjipta Widjaja muda yang belum mencapai usia sepuluh tahun tiba di Makassar dari Quanzhou, China, bersama ayahnya. Ia merantau demi memperbaiki kondisi ekonomi keluarga. Eka Tjipta Widjaja tak segan menjual biskuit, permen, dan barang-barang lainnya dari pintu ke pintu. Tabungan dari usaha ini, akhirnya cukup untuk merenovasi rumah orangtuanya yang sederhana.
Tahun 1949 menjadi titik balik dalam perjalanan bisnis keluarga Widjaja. Mereka memperluas usaha dengan membuka toko kelontong yang menjual Kopra, Kelapa Sawit, dan Kertas. Meskipun mengalami tantangan, termasuk saat krisis ekonomi pada tahun 1998, Eka Tjipta Widjaja tidak pernah menyerah. Dia terus membangun bisnisnya dengan membuka CV Sinar Mas di Surabaya, yang mengoperasikan pabrik minyak goreng, pabrik kertas, dan pabrik bubur kertas.
Ketekunan Eka Tjipta Widjaja membawa Sinar Mas melewati berbagai rintangan. Perusahaan ini tidak hanya bertahan selama krisis, tetapi juga berkembang menjadi salah satu raksasa bisnis di Indonesia. Dalam lebih dari lima puluh tahun perjalanan bisnisnya, Eka Tjipta Widjaja berhasil memperluas lini bisnisnya ke penyediaan energi, perdagangan besar, dan infrastruktur telekomunikasi.
Mengutip dari situs Sinar Mas Land, pihaknya telah memiliki 10.000 hektar bank tanah (landbank) dan telah mengembangkan banyak hunian di 26 kota baik di Indonesia dan mancanegara seperti China, Malaysia, dan Singapura.
Beberapa properti perumahan yang dikembangkan oleh 2 perusahaan di bawah Sinar Mas Land, PT Duta Pertiwi dan PT Bumi Serpong Damai Tbk diantaranya BSD City, Taman Permata Buana, Telaga Golf Sawangan, Wisata Bukit Mas dan masih banyak lagi.
Pada Juli 2020, tongkat estafet kepemimpinan Sinar Mas dipegang oleh putranya, Franky Oesman Widjaja, yang diangkat sebagai Komisaris Utama PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk.
Meski mendiang Eka Tjipta Widjaja telah tiada, warisan dan kesuksesannya dalam mengembangkan Sinar Mas tetap menjadi bagian penting dari sejarah bisnis Indonesia.