Propertyandthecity.com, Jakarta – Potensi infrastruktur yang besar di wilayah timur Jakarta berdampak positif pada pengembangan properti di kawasan tersebut. Bahkan Realestat Indonesia (REI) menyebutkan bahwa pasca pandemi Covid-19, koridor timur Jakarta bakal berkembang lebih cepat.
Wakil Ketua Umum DPP REI Bidang Tata Ruang Kawasan dan Properti Ramah Lingkungan, Hari Ganie, menjelaskan, Corona telah berdampak besar pada penurunan penjualan properti di berbagai segmen.
Baca: Perkuat Properti Koridor Timur Jakarta, Enam Pengembang Bentuk Komite Bersama
Sektor perumahan komersial terkoreksi 50 persen, mall turun 75 persen, sementara sektor perkantoran turun sebesar 74,6 persen.
“Yang paling parah adalah sektor perhotelan dimana occupancy rate-nya turun hingga 90 persen. Bahkan ada hotel bintang 4 dan 5, occupancy rate-nya cuma 3 persen,” ungkap Hari Ganie dalam diskusi webinar bertajuk Pengembangan Koridor Timur DKI Jakarta dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi yang diselenggarakan oleh DPP REI dan didukung oleh DPP AREBI.
Sementara untuk rumah subsidi, penjualannya masih cukup baik. Masyarakat masih antusias, terutama di daerah.
Untuk ini, Hari berharap agar semua pihak ikut terlibat untuk mencari solusi memecahkan masalah tersebut.
“Kenapa kita memulai koridor timur ini? Karena kita tahu bahwa kawasan ini berkembang sangat cepat atau kami sebut fast-growing area,” kata Hari.
Menurut dia, kawasan timur Jakarta berada di lokasi yang strategis dengan akses yang mudah. Kemudian koridor ini juga tumbuh sebagai kawasan industri dengan perkembangannya yang sangat cepat dan pesat.
“Kawasan ini juga mendapatkan keuntungan dari begitu banyaknya pembangunan infrastruktur baru oleh pemerintah. Bahkan ada sekitar 10 potensi infrastruktur tersebut,” terang Hari.
Infrastruktur baru tersebut, lanjutnya, mulai dari elevated tol, Tol Becakayu, commuter line, rencana pengembangan LRT dan MRT, dan lainnya.
“Karena itu kita sepakat bahwa kita bisa melakukan upaya pemulihan ekonomi dengan dimulai pada kawasan strategis nasional yang paling besar di Indonesia, yakni Jabodetabek. Dan di Jabodetabek sendiri, kawasan yang paling siap untuk bangkit adalah kawasan timur,” kata Hari.
Baca: Saatnya Investasi Properti, Pilih di Lokasi Seperti Ini…
Lebih dari itu, Hari mengatakan, koridor timur memiliki suplai perumahan paling banyak dibandingkan area lainnya di Jakarta, yakni sebanyak 47 persen.
Kawasan timur, juga sedang mengalami proses transformasi, dari semula hanya sebagai kawasan industri, kemudian berkembang ke perumahan-perumahan untuk mendukung kawasan industri. Kini naik tingkat ke pengembangan kawasan perumahan skala besar, dimana sudah ada sekitar 15 proyek pengembangan skala kota yang tersebar di koridor timur Jakarta.
“Pengembangan perumahan kelas menengah atas sudah masuk dan sangat agresif di kawasan timur ini,” tegasnya.
Sutedja S. Darmono President Direktur PT Grahabuana Cikarang yang juga Direktur PT Jababeka Tbk mengungkapkan pengembangan kawasan timur Jakarta sangat cepat. Bahkan kini sudah lebih dari 15 pengembang besar yang mengembangkan proyek-proyek sekal besar di timur Jakarta.
“Semuanya berawal dari Jakarta Timur kemudian berkembang sampai ke Karawang,” ungkapnya.
Untuk diketahui, pada awal Oktober 2019 lalu, enam pengembang telah menyepakati terbentuknya Komite Koridor Timur Jakarta.
Keenam pengembang yang bergabung dalam komite ini, yakni Summarecon Agung (Summarecon Bekasi seluas 240 hektar dan Summarecon Emerald Karawang seluas 40 hektar), Jababeka (5.600 hektar), Lippo Cikarang (3.400 hektar), Vasanta Innopark (100 hektar), Pollux Properti Indonesia (45 hektar) serta PP Properti (28 hektar).
“Saat ini sudah berjumlah 9 pengembang,” imbuhnya.
Berikut adalah daftar 15 proyek pengembangan skala kota yang berada di koridor timur Jakarta:
1. Jakarta Garden City (Modernland)
2. Chadstone (Pollux Properti Indonesia)
3. Summarecon Bekasi (Summarecon)
4. Jababeka Residence (Jababeka)
5. Grand Kamala Lagoon (PP Properti)
6. Meikarta (Lippo Cikarang)
7. LRT City (Adhi Commuter Properti)
8. Metland Cibitung (Metland)
9. Delta Mas (Sinar Mas Land)
10. Grand Wisata (Sinar Mas Land)
11. Grand Taruma (Agung Podomoro Land)
12. Metland Tambun (Metland)
13. Galuh Mas (Galuh Citarum)
14. Vasanta Innopark (Sirius Surya Sentosa)
15. Summarecon Emerald Karawang (Summarecon)
Senior Advisor Lippo Cikarang Andreas Nawawi melanjutkan, memasuki kondisi new normal, properti tidak hanya ditentukan oleh lokasi, lokasi dan lokasi. Ada tiga hal yang menurutnya lebih ideal dalam kondisi saat ini, yakni momentum, management dan lokasi.
“Yang terpenting saat ini adalah momentum. Hari ini, momentumnya adalah ke arah timur. Karena pembangunan berbagai jenis infrastruktur diarahkan ke timur,” kata Andreas.
Executive Director Summarecon Bekasi Albert Luhur juga mengakui jika saat ini adalah momentum tumbuhnya kawasan timur Jakarta. Dia mencontohkan proyek Summarecon Bekasi yang berkembang pesat dalam 10 tahun ini.
“Infrastruktur sudah sangat lengkap. Summarecon Bekasi terkoneksi dengan empat jalan tol, termasuk LRT dan commuter line dengan stasiun terdekat adalah Stasiun Bekasi,” sebut Albert.
Baca: Beber Keunggulan Koridor Timur Jakarta, Pengamat: Jangan Tinggalkan Pasar Gemuk
Demikian halnya Kota Harapan Indah yang dikembangkan oleh PT. Damai Putra Group. Edward Gunawan, Director PT. Damai Putra Group, menyampaikan proyeknya yang berada di gerbang koridor timur Jakarta sangat diminati lantaran keberadaan infrastruktur dan akses yang baik.
Kota Harapan Indah telah dihuni oleh sebanyak 60.000 warga dengan jumlah area pengembangan sebesar 36 persen dari total luas lahan 2.200 hektar. “Sehingga potensi pengembangan Kota Harapan Indah masih memiliki masa depan yang panjang dan cerah,” kata Edward.