Pergerakan penjualan rumah primer di DKI Jakarta pada Q2-2020 mengalami kenaikan nilai penjualan sebesar 21,9 persen (qtq), atau senilai Rp 101.486.079.800 setelah pada triwulan sebelumnya sempat drop sampai 33,3 persen. Tren peningkatan penjualan mulai terlihat sejak pertengahan Mei 2020. Beberapa promo dan penawaran menarik dari pihak pengembang membuat pasar bergerak naik.
baca juga :Kementerian PUPR Dorong Pembangunan Hunian Tetap di Palu
Hal ini juga memerlihatkan bahwa sebenarnya pasar perumahan primer jakarta masih menyimpan daya beli. Anjloknya penjualan pada triwulan sebelumnya diperkirakan lebih dikarenakan ketatnya PSBB yang dilakukan untuk mencegah pandemi. Terbukti sejak dilonggarkannya PSBB, pasar kembali mengalami pertumbuhan. Meskipun demikian pasar tetap harus tetap waspada karena kondisi saat ini belum sepenuhnya membentuk pola pergerakan yang stabil.
Dari total penjualan tersebut, segmen harga rumah di atas Rp 2 miliar mendominasi sebesar 57,69 persen dan selebihnya merupakan rumah dengan harga Rp 1- 2 miliar sebesar 42,31 persen. Tidak ada penjualan rumah dibawah Rp 1 miliar di Jakarta. Meskipun secara komposisi lebih rendah, namun peningkatan tertinggi terjadi di segmen harga Rp 1 – 2 Miliar sebesar 144,4 persen. Sedangkan tingkat penjualan rumah di segmen harga di atas Rp 2 miliar juga mengalami peningkatan sebesar 11,1 persen. Dengan volume penjualan seperti itu membuat harga rumah rata-rata yang terjual pada Q2-2020 memerlihatkan pergeseran ke segmen yang lebih rendah dengan harga jual rata-rata Rp 1.951.655.381.
Ali Tranghanda, CEO Indonesia Property Watch mengatakan bahwa ada indikasi awal terjadi pergeseran pembeli rumah baru di segmen besar di atas Rp 2 miliar mengarah ke luar Jakarta, baik ke arah barat maupun ke timur. Pengembangan kawasan yang lebih baik di daerah penyangga Jakarta membuat pasar relatif mulai bergeser.
Indonesia Property Watch