Banyaknya pihak yang memperkirakan pasar perumahan akan terus turun sampai akhir tahun, ternyata tidak terjadi, meskipun pandemi masih terus membayangi kondisi pasar perumahan hingga saat ini. Diluar dugaan, pasar perumahan wilayah Banten mengalami lonjakan cukup signifikan setelah pada triwulan sebelumnya sempat drop sampai setengahnya.
Baca juga : 4.500 RTLH di Jambi Terima Bantuan Bedah Rumah
Hal ini terungkap dari hasil riset terbaru mengenai pasar perumahan Banten pada Q2-2020 yang dilakukan oleh Indonesia Property Watch. Nilai transaksi penjualan rumah di wilayah Banten mengalami kenaikan sebesar 116,3% dari Rp 391.615.728.133 menjadi Rp 847.149.536.687 atau meningkat 2,16 kali lipat dibandingkan triwulan sebelumnya. Beberapa proyek mengalami lonjakan penjualan, namun ada pula yang tetap mengalami penurunan penjualan pada Q2-2020 ini. Berdasarkan analisis yang dilakukan, diperlihatkan bahwa proyek-proyek dengan brand yang sudah kuat dipasar relatif mengalami peningkatan penjualan dengan pertumbuhan yang bervariasi. Survei dilakukan terhadap 40 pengembang yang berada di wilayah Banten (Cilegon, Serang, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tangerang) dengan melakukan investigasi lapangan langsung terkait nilai transaksi yang berhasil dibukukan pada Q2-2020.
Peningkatan ini sangat dipengaruhi oleh kenaikan penjualan yang cukup tinggi yang terjadi di wilayah Tangerang dan sekitarnya (Tangerang, Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tangerang) sebesar 158,5%. Sedangkan penjualan rumah di wilayah Serang naik tipis 3,2%. Sementara itu penjualan rumah di wilayah Cilegon masih mengalami penurunan sampai 43,0%.
Kenaikan tertinggi terjadi di segmen harga di atas Rp 1 miliar sebesar 164,5%, diikuti oleh segmen harga di bawah Rp 300 juta sebesar 153,9%, dan segmen harga antara Rp 300 – 500 juta sebesar 119,6%. Sementara itu untuk unit terjual di segmen harga Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar naik 41,8% lebih rendah dibandingkan segmen harga lainnya. Hasil ini membuat komposisi unit terjual di segmen kecil pada Q2-2020 naik dari 41,9% menjadi 49,1% dan komposisi segmen besar naik dari 8,3% menjadi 10,1%. Sedangkan segmen lainnya mengalami penurunan komposisi.
Terjadi pergeseran pasar yang dapat jelas tergambar pada hasil riset tersebut.Fenomena ini menggambarkan ternyata pasar yang bergerak berada di segmen menengah bawah dan segmen atas. Sedangkan di segmen menengah relatif tidak terlalu besar pergerakannya. Namun demikian diperkirakan pada triwulan ketiga, pasar ini akan ikut tumbuh, menyusul rencana peluncuran produk baru oleh beberapa pengembang besar yang menyasar segmen ini. Selain end-user, pasar investor pun mulai bergerak lebih agresif saat ini. Gencarnya promo dan penawaran yang menarik dari beberapa pengembang mulai dapat menghangatkan pasar secara umum.
Selain itu juga tren suku bunga yang terus menurun, diperkirakan meningkatkan minat masyarakat untuk melakukan pembelian rumah, bahkan pasar investor sekalipun banyak yang menggunakan KPR. Beberapa bank bahkan sangat agresif melakukan promo saat ini. Tercatat sebesar 84,13% penjualan rumah memilih untuk menggunakan KPR. Sedangkan sebesar 14,44% dilakukan secara cash keras dan sebesar 1,43% memilih cash bertahap.
Pergerakan pasar perumahan di Banten pada Q2-2020 secara umum cukup menggembirakan di tengah kondisi saat ini. Namun demikian hal ini menjadi sesuatu yang challenging ke depan, agar pasar dapat tetap dijaga dan tetap waspada.
Indonesia Property Watch