Senin, April 28, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

CASABLANCA KOTA YANG MEMBANGGAKAN GENERASI MUDANYA

Kota Casablanca sangat memperhatikan generasi mudanya, yang disebutnya young, competent, and qualified human capital.

Jalan Casablanca sudah populer di Jakarta. Inilah hasil dari kerjasama pemerintah DKI Jakarta dengan Maroko sebagai sister city pada pertengahan tahun 90-an. Di Maroko pun kita akan temui nama jalan bernama Jalan Jakarta. Ini bukti hubungan baik Kota Casablanca dengan Kota Jakarta.

Casablanca, kota yang dijuluki “White City” adalah ibukota dari Maroko (Marocco), sebuah negara kerajaan yang terletak di benua Afrika bagian utara. Negara ini berbatasan darat dengan Aljazair, di sebelah barat daya berbatasan dengan Sahara Barat, sebelah utara dengan selat Gibraltar yang memisahkan dengan daratan Eropa dan di sebelah barat dengan Samudra
Atlantik.

Berdasarkan statistik penduduk dalam Kota Casablanca berjumlah sekitar 3,36 juta jiwa. Namun demikian, Casablanca seperti juga kota-kota lainnya, penduduk kota ini juga berasal dari kawasan di sekitarnya yang menopang Kota Casablanca. Bila para penglaju masuk dalam hitungan, maka jumlah penduduk Casablanca bisa mencapai 6,86 juta penduduk. Dilihat dari susunan demografisnya penduduk Casablanca membentuk piramida. Berdasarkan data yang dirilis situs Pemerintahan Kota Casablanca, sebanyak 30,8 persen penduduknya berusia di bawah 15 tahun.

Casablanca pun sedang bersiap untuk kelak menikmati bonus demografi penduduk, yaitu momen ketika jumlah penduduk usia produktifnya mulai mendominasi perhelatan ekonomi kota. Seiring dengan pertumbuhan generasi mudanya, kualitas pendidikan di Casablanca terus tumbuh.

Data Pemerintahan Kota Casablanca menyebutkan, kota ini memiliki lebih dari 10 kampus negeri dan lebih dari 45 kampus swasta yang memiliki jenjang pendidikan magister. Selain itu, dari seluruh Maroko, sebanyak 20 persen penelitian ilmiah berasal dari kampuskampus di Casablanca, dengan fokus utama di bidang sains dan teknologi, termasuk ilmu konstruksi. Tak heran, Pemerintah Kota Casablanca membanggakan generasi mudanya sebagai, “Young, competent, and qualified human capital.” Pasalnya, generasi muda yang berkualitas merupakan modal utama pembangunan sebuah kota. Setidaknya, itulah yang diharapkan Pemerintah Kota Casablanca.

Pembangunan Kota

Pada 2014 lalu, Pemerintah Kota Casablanca meluncurkan rencana pembangunan kota, bertajuk Casablanca Municipal Support Program (CMSP) yang termasuk dalam rencana umum pembangunan berkesinambungan Plan de Développement du Grand Casablanca (PDGC). Sejumlah hal yang tercakup dalam CMSP, di antaranya meningkatkan kerjasama pihak pemerintah dengan swasta, baik lokal atau internasional. Tujuannya, untuk meningkatkan kualitas hidup warga Casablanca, serta meratakan distribusi pembangunan.

Sebagai contoh konkret, Casablanca memiliki program revitalisasi jalan. Pembangunan jalan tol penghubung kawasan industripelabuhan, restrukturisasi kawasan permukiman, termasuk kawasan pinggiran kota, pembangunan ruang publik, rehabilitasi kawasan historis, hingga pembangunan area parkir.

Harapannya, segala rangkaian face-lift yang direncanakan pemerintah Kota Casablanca mampu meningkatkan laju pendapatan, baik dari sektor industri, retribusi, hingga pariwisata. Dalam upaya mewujudkan cita-cita besar itulah, pemerintah kerjasama dengan World Bank. Pinjaman dana 172 juta euro (sekitar Rp2,75 triliun) pun dikucurkan World Bank untuk periode Desember 2017-September. Berdasarkan data pada laman World Bank, sebanyak 63 persen dana tersebut rencananya digunakan untuk memperbaiki keseluruhan tata kelola pemerintahan Casablanca.

Pihak World Bank berharap, program pinjaman ini sanggup membawa Casablanca menjadi kota mandiri yang perekonomiannya tumbuh melalui pajak dan perdagangan. “Sebagai kota ekonomi terbesar di Maroko, Casablanca menyimpan banyak potensi dan kesempatan,” kata Augustin Maria, World Bank Senior Urban Development Specialist and Task Team Leader dalam siaran pers, seperti dikutip dari laman World Bank.

Properti

Secara umum, sektor properti pada Q4 2018 mengalami peningkatan dibanding Q4 2017. Menurut data Globalpropertyguide.com, penjualan apartemen meningkat hingga 14,6 persen. Sektor perumahan juga mendapat angin segar karena angka penjualannya meningkat hingga 30,7 persen. Angka penjualan villa meningkat lebih dramatis lagi yaitu sampai 39,7 persen.

Harga tipikal rumah dua lantai dengan 7 kamar tidur dan 3 kamar yang berdiri di atas tanah ukuran 100 meter persegi di kawasan strategis Casablanca bisa dijual hingga 2,5 juta dirham Maroko (setara Rp3,75 miliar). Di kawasan pusat ekonomi dengan fasilitas publik yang sudah memadai, Casablanca pun memiliki kawasan permukiman elit, real estate, serta apartemen. Sektor properti kawasan tersebut pun tumbuh ditandai dengan adanya rata-rata kenaikan harga properti hingga 1,8 persen sepanjang 2018.

Sementara itu, harga jual apartemen di kawasan strategis Casablanca bisa mencapai 5.750 dirham Maroko (sekitar Rp8,7 juta) per meter persegi, hingga 17.000 dirham Maroko (sekitar Rp25,5 juta) per meter persegi pada kompleks apartemen yang lebih mewah. Maroko punya daya tarik soal properti yaitu tidak adanya larangan warga negara asing untuk memiliki properti serta tanah. Kecuali tanah yang sudah diperuntukan negara untuk sektor agrikultur.

Pembenahan Kota Casablanca dilakukan secara bersama. Namun, ada satu pemain besar di dalamnya, yaitu Casablanca Amenagement (CA), yang merupakan perseroan terbatas dengan modal pemerintah. Di Indonesia, CA bertindak seperti BUMN yang mengerjakan proyekproyek infrastruktur pemerintah. CA dipercaya melakukan face-lift Casablanca dengan membangun Theater of Casablanca, the Park of the Arab League, Sports Complex Mohammed V, Park Zoological Ain Sebaa, serta Bouskoura-Merchich Forrest.

CA juga diberikan hak untuk membangun kawasan pesisir Casablanca- Settat. Selain membangun fasilitas umum, akan dibangun pula sistem manajemen limbah supaya rumah tangga dan industri yang berada di Casablanca tidak mengotori Samudera Atlantik.

Transportasi

Proyek face-lift lain yang cepat diselesaikan pemerintah Kota Casablanca adalah proyek transportasi. Setelah negosiasi, perombakan rencana, dan perjanjian kerjasama dengan perusahaan transportasi asal Prancis, Alstom, jalur trem Casablanca dibuka Desember 2012. Jalur yang dikenal dengan nama Casa Tramway itu terbentang menghubungkan Lissasfa di barat dengan Sidi Moumen di timur, sejauh 31 km. Jalurnya pun dibuat agak memutar ke utara menuju Boulevard Bahmad untuk mengakomodasi lebih banyak warga.

Sebelum dibangun moda transportasi modern, Casablanca menghadapi masalah transportasi yang akut, seperti kondisi bus kota yang tidak memadai dan trayek yang semerawut. Jadwal trayek bus yang tidak bisa diprediksi. Jalur commuter line yang ada hanya mampu membawa penumpang antara Bandara Kota El Jadida (El Jadida Settat Aeroport) di selatan Casablanca, Casa Port di Casablanca bagian utara, dan Kota Rabat di belahan utara Casablanca.

Setelah dilakukan penambahan armada koridor Lissasfa-Sidi Moumen (T1), trem di Casablanca mampu mengangkut lebih dari 250.000 penumpang setiap hari. Pihak Casa Tramway pun cukup optimis untuk menambah koridor rel.

Pada Jaruari 2019, pihak Casa Tramway meluncurkan koridor kedua (T2) yang menghubungkan Ain Diab Plage di timur dan Sidi Bernoussi di barat. Koridor baru ini juga melalui sejumlah landmark yang menjadi bagian proyek pembangunan CMSP, misalnya, Anfa Park, Grand Theatre, juga Finance City.

Ekonomi

Maroko mampu menikmati PDB 100,6 miliar dollar AS pada 2015 karena kegiatan ekonomi di kawasan Casablanca. Haut Commissariat au Plan Maroko melaporkan, sebanyak 32,2 persen PDB Maroko berasal dari Casablanca, sebanyak 16 persen dari Rabat selaku ibu kota, dan sisanya dari kawasan lain. Sejumlah hasil industri Casablanca yang kemudian diekspor Maroko, misalnya fosfat, perikanan, furniture, material bangunan, kaca, tekstil, elektronik, produk kulit, makanan olahan, minuman keras, soft drink, hingga rokok.

Dari segi finansial, Casablanca terus berbenah. Salah satunya adalah pembentukan Casablanca Finance City (CFC). Sebuah organisasi yang melibatkan 180 perusahaan lokal dan internasional. Perusahaan-perusahaan keuangan yang terlibat kerja sama dengan CFC, di antaranya berasal dari Montreal, London, Paris, Luxembourg, Frankfurt, Busan, Beijing, Shanghai, Abu Dhabi, Singapura, dan Astana.

Melalui CFC, berbagai perusahaan asal negara di kawasan utara bumi itu kemudian terhubung dengan perusahaan-perusahaan asal bumi belahan selatan. Misalnya, perusahaan asal Mali, Senegal, Nigeria, Kamerun, Kongo, Gabon, Rwanda, Tanzania, Zambia, Madagascar, hingga Mauritus. Masing-masing perusahaan tersebut memiliki kantor perwakilan yang berlokasi di gedung CFC, atau setidaknya berada di area finansial Casablanca. Lewat pajak dan upaya yang dilakukan CFC, perekonomian Casablanca pun tumbuh.

Gerakan ekonomi tersebut pun menjadi salah satu faktor perbaikan indeks Kemudahan Menjalankan Usaha (Ease of Doing Business, EDB) bukan hanya di Casablanca, melainkan juga di Maroko. Pada penghujung 2018, Maroko mendapatkan peringkat 60 dari 190 negara dalam hal EDB. Pada penghujung 2017, Maroko hanya sanggup bercokol di posisi 69. Kalau dilihat dari konteks lebih besar, peningkatan ke posisi 60 merupakan sebuah prestasi besar mengingat Maroko hanya mampu bercokol di posisi 130 pada 2008.

Pajak

Salah satu program yang menarik adalah insentif pajak untuk para investor asing. Pemerintah Maroko menawarkan program bebas pajak selama 5 tahun bagi perusahaan-perusahaan asing yang baru berdiri di kawasan Maroko. Ada pula program amnesti pajak selama 5 tahun bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang ekspor atau pariwisata. Perusahaan asing yang bergerak dalam bidang eksport pun dapat diberikan kemudahan lain, berupa potongan tarif ekspor. Meskipun demikian, perusahaan asing yang telah mendirikan basis operasional di Maroko tetap tak bisa menghindari pajak lain yang berlaku di kawasan tersebut.

Di Casablanca, perusahaan asing dikenakan pajak pendapatan perusahaan dengan besaran 10 persen hingga 31 persen. Ada pengecualian untuk perusahaan asing yang bergerak dalam sektor strategis. Misalnya sektor industri atau instalasi teknis yang bisa menikmati pajak pendapatan 8 persen dari total kontraknya. Namun demikian, Pemerintah Kota Casablanca memiliki tarif ketat dalam sektor bisnis finansial kotanya. Perusahaan asing yang bergerak dalam bidang credit and leasing bisa dikenakan pajak hingga 37 persen.

Selain itu, bunga tambahan dan denda penalti pun diberlakukan untuk perusahaan-perusahaan yang telat membayarkan pajak. Secara umum, batas akhir filing perpajakan di Casablanca, seperti halnya di seluruh Maroko, adalah 31 Maret. Ke depannya, melalui program tata kelola pemerintahan yang sedang dilakukan, pemerintah berharap skema perpajakan Casablanca beranjak baik dan menggiurkan untuk para investor asing.

Pariwisata

Salah satu faktor yang menopang perekonomian Casablanca adalah pariwisatanya. Bandar udara Mohammed V Airport di Casablanca termasuk bandara tersibuk dan terbaik di kawasan Afrika, menurut Airports Council International (ACI) 2018. Setiap tahun, Mohammed V Airport dilalui oleh 5 hingga 15 juta penumpang. Sebagiannya merupakan turis yang mencari kategori hiburan atau sedang melakukan business trip ke kota pelabuhan ini.

Dekat dari kawasan kota, para wisatawan mancanegara yang ingin menikmati pemandangan laut dan budaya lokal dapat menuju Kompleks Masjid Hassan II. Berdiri di area seluas 9 hektar, kompleks masjid ini memiliki alun-alun, area ibadah, madrasah, perpustakaan, hingga museum. (Harini Ratna) ●

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles