Minggu, April 27, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

Cosmas Batubara – KISAH POLITISI MEMBANGUN PERUMAHAN

Propertyandthecity.com – Dalam otobiografinya, salah satu penggalan kisahnya adalah ketika Cosmas Batubara bersama para aktivitis mahasiswa diterima Bung Karno di istana pada 18 Januari 1966. Suasana Jakarta ketika sedang panas oleh aksi demo mahasiswa pasca pemberontakan PKI tahun 1965 yang gagal. Demontrasi mahasiswa dari berbagai elemen pergerakan hampir terjadi setiap hari memperjuangkan Tritura (Tri Tuntutan Rakyat). Siang itu ada 10 mahasiswa yang di terima Bung Karno di ruang istana, yang tujuannya untuk berdialog.

Baca: Asmat Amin: Harus Ada Kementerian Perumahan Rakyat

Ketika giliran mahasiswa yang berbicara, Cosmas Batubara yang tampil justru membacakan Tritura di hadapan Bung Karno. Dengan menahan amarah, Bung Karno berujar, “Saudara Cosmas, sebagai seorang Katolik mengapa saudara berani melawan saya dan tidak menghargai saya. Saudara kan tahu, Paus saja menghormati saya dan memberi penghargaan kepada saya. Kan benar begitu Frans,” ujarnya, sambil menoleh ke Menteri Perkebunan Frans Seda dari Partai Katolik. (dikutip buku Cosmas Batubara, Sebuah Otobiografi Politik).

Kisah di atas menggoreskan catatan penting betapa Cosmas Batubara berada dalam pusaran sejarah yang akan menentukan perjalanan bangsa ini ke depan. Sebagai mahasiswa, Ketua Presidium Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) dan Ketua Presidium KAMI Pusat, Cosmas Batubara salah satu yang berada di garda terdepan dan pelopor gerakan mahasiswa Angkatan’66 yang memperjuangkan Tritura.

Politik sepertinya sudah mengalir dalam darah pria kelahiran Simalungun, Sumatera Utara, 19 September 1938 ini. Tahun 1967 dengan mulainya era Orde Baru, mahasiswa kembali ke kampus untuk kuliah. Begitu juga dengan Cosmas Batubara yang melanjutkan pendidikan ke Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia pada 1967. Sebelumnya tahun 1960 Cosmas Batubara tercatat sebagai mahasiswa Perguruan Tinggi Ilmu Publisistik.

Di awal orde baru, beliau langsung berkiprah di politik yaitu di Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR). Cosmas Batubara termasuk yang punya pemikiran ketika itu para tokoh kesatuan aksi perlu punya wakil di DPR-GR yang kelak kemudian menjadi DPR/ MPR. Tidak kurang dari 11 tahun Cosmas Batubara di lembaga legislatif sebagai anggota DPR dari Fraksi Karya Pembangunan (Golkar) periode 1967-1978.

Era Perumahan Rakyat

Saat pembentukan Kabinet Pembangunan III usai Sidang Umum MPR 1978, Soeharto, Presiden RI waktu itu merasa sudah saatnya memberikan perhatian khusus pada masalah perumahan rakyat. Pak Harto (panggilan akrab Soeharto), ingin membentuk Menteri Muda Urusan Perumahan Rakyat dan ketika itu pilihannya pada Cosmas Batubara yang nota bene latar belakangnya adalah politikus di DPR.

Cosmas Batubara seperti diakui di biografinya, mengaku terkejut dengan penunjukan itu karena merasa tidak memiliki latar belakang pendidikan teknik. Pak Harto kemudian menjawab, dirinya ditugaskan bukan untuk menjadi tukang pembuat rumah, tetapi untuk mengoordinasi berbagai lembaga yang ada kaitannya dengan perumahan. Cosmas juga mendapat tugas menggerakkan pihak swasta yang fokus pada bidang perumahan. Jadilah Cosmas Batubara sebagai Menteri Muda Urusan Perumahan Rakyat yang ditempatkan di Departemen Pekerjaan Umum.

Keberhasilannya sebagai Menteri Muda Urusan Perumahan Rakyat rupanya mendorong Pak Harto membentuk kementerian perumahan sendiri di Kabinet berikutnya. Cosmas Batubara kemudian menjadi Menteri Negara Perumahan Rakyat (1983-1988). Saat menjadi Menteri Perumahan, Cosmas Batubara disebutsebut sebagai perintis program rumah susun (rusun). Konsep ini muncul melihat makin terbatasnya lahan untuk membangun landed house. Konsep ini muncul melihat makin terbatasnya lahan untuk membangun landed house.

Beliau sangat memerhatikan rumah murah untuk masyarakat menengah bawah. Menggandeng Perumnas untuk membangun dan Bank BTN untuk membiayainya. Pembiayaan ini menjadi cikal bakal KPR saat ini dan mengusulkan cicilan rumah tidak melebihi 20 persen pendapatan suami-isteri agar tidak memberatkan seharihari.
Beliau juga pencetus pengembangan di pinggiran Jakarta dengan sebutan “kota satelit” di Depok, Bekasi, Klender, dan Tangerang.

Dedikasi pada pekerjaan rupanya makin menambah kepercayaan Pak Harto kepada Cosmas Batubara. Setelah dua periode menjadi Menteri Perumahan, Pak Harto
kemudian menunjuk Cosmas Batubara sebagai Menteri Tenaga Kerja (19881993). Ada catatan penting yang dibuat ketika beliau menjadi Menteri Tenaga Kerja yaitu mendorong agar larangan mogok buruh dicabut.

Usai berkarya di pemerintahan aktivitas beliau tidak berhenti. Ia kemudian dipercaya oleh perusahaan pengembang besar menduduki posisi strategis yaitu Direktur Utama PT Agung Podomoro Land Tbk., Komisaris Utama PT Multi Bintang Indonesia Tbk., dan Komisaris PT Intiland Development Tbk. Di dunia pendidikan Cosmas Batubara pernah menjadi Rektor Podomoro University tahun 2014.

Semua dedikasi yang luar biasa dari seorang Cosmas Batubara, telah banyak mendapat penghargaan dan penghormatan. Adalah suatu kehormataan bagi Indonesia Property Watch untuk memberikan penghargaan Lifetime Achievement Awards di ajang Golden Property Awards 2019 yang diterima oleh istri beliau Ny RA Cypriana Pudyati Hadiwidjana. ●

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles