Terbuat dari bahan alami membuat cat KEIM memiliki kandungan VOC yang sangat rendah.
Sebagus dan semahal apapun jenis cat, jika aplikasinya tidak benar, maka hasilnya pun tidak akan sempurna. Sering kita menemukan belum setahun cat dinding rumah sudah mengelupas atau kusam. Cat yang kualitasnya baik harusnya tidak mengelupas atau menggelembung setelah diaplikasikan dalam waktu yang lama. Juga tidak membuat dinding lembab dan kotor akibat terinfeksi jamur, garam, dan lumut.
Salah satu produk cat yang memperhatikan soal kualitas adalah KEIM. Bahan cat KEIM terbuat dari bahan alami (mineral), bukan sintetis, akrilik atau plastik. Oleh karena itu, kandungan senyawa karbon berbahaya (Volatile Organic Compound/VOC) sangat rendah. Bahan mineral inilah yang membuat dinding dapat ‘bernapas’. “Bahan mineral tersebut membuat dinding yang sudah diaplikasikan KEIM memiliki pori-pori sehingga uap air yang terdapat pada dinding lembab bisa bebas menguap, sehingga tidak lembab,” terang Dicky Ferdian, Direktur Marketing PT Romulo Nusantara Perkasa, distributor sekaligus pemegang tunggal cat merek KEIM di Indonesia.
Keunggulan ini, lanjut Dicky, KEIM telah terbukti sukses digunakan untuk merestorasi sejumlah bangunan bersejarah dunia, terutama bangunan cagar budaya yang telah diakui UNESCO. Di antaranya rumah Weisser Adler di Stein am Rhein dan Balai Kota Schwyz, Swiss, yang didekorasi pada tahun 1891, fasad di Oslo (1895) dan di Traunstein, Jerman (1891). Sementara beberapa bangunan bersejarah di Indonesia, seperti Museum Bank Indonesia, Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah), Gereja Immanuel dan Gedung Rotterdam di Jakarta Kota.
Cat KEIM merupakan pionir untuk produk cat berbahan dasar mineral silicate. Wajar apabila harganya lebih mahal ketimbang merek cat pada umumnya. Harga termurah di pasaran mulai dari Rp157.000-Rp287.000 per liter, bahkan ada yang berkisar sekitar Rp2,3-Rp6,8 juta dalam wadah yang lebih besar. [Pius Klobor]