...

Jalan Tol Trans Sumatera dan Bangkitan Ekonomi Rakyat

Propertyandthecity.com, Jakarta – Mono Triyadi, pengemudi kendaraan logistik dari PT Padi Sentosa merasa sangat terbantu dengan keberadaan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Sebelum adanya jalan tol tersebut, dia mengaku selalu was-was ketika sedang bertugas.

“Selain kondisi jalan yang yang rusak, pungli (pungutan liar) dan tindak kriminal lain selalu mengintai. Namun sejak Jalan Tol Trans Sumatera mulai beroperasi, saya merasa tenang. Bahkan jarak tempuh pun jauh lebih cepat,” ujar Mono.

Demikian halnya Agus, pengemudi truk yang melintas di jalan tol tersebut. Kekhawatiran akan keselamatan dirinya juga menjadi alasan utama dia lebih memilih menggunakan jalan Tol Trans Sumatera. “Jalan tol lebih aman. Kalau jalan biasa banyak preman,” ungkapnya.

Baca: Tol Desari Seksi II Resmi Beroperasi, Seksi III Awal 2021

Kedua testimoni pengguna tol seperti yang dipublikasikan oleh akun Youtube Hutama Karya memerlihatkan bahwa keberadaan jalan tol sangat dibutuhkan. Selain mempersingkat waktu tempuh, keamanan dan kenyamanan pengguna pun lebih terjamin.

Untuk diketahui, Sumatera adalah pulau terbesar keenam dunia atau terbesar ketiga di Indonesia dengan luas 480.793 kilometer persegi dan dihuni sekitar 57.940.351 penduduk (sensus 2018). Pulau Sumatera juga dikenal kaya akan hasil bumi. Antara lain karet, kelapa sawit, tembakau, minyak bumi, timah, bauksit, batu bara dan gas alam.

Tidak hanya itu, potensi besar juga ada pada sektor pariwisata termasuk budayanya. Sebut saja Danau Ranau di Sumatera Selatan; Bukit Khayangan dan Danau Gunung Tujuh di Jambi; Lembah Harau di Payakumbuh, Sumatera Barat; Danau Singkarak di Padang, Sumatera Barat; kawasan Danau Toba dan Pulau Samosir di Sumatera Utara; serta Pantai Lhok Me di Aceh. Tentu saja ini hanya sebagian kecil dari begitu banyak potensi yang ada di Andalas.

Potensi besar tersebut menjadi alasan kuat Pemerintah Pusat getol mendorong bangkitan ekonomi sekaligus menggeliatkan aktivitas warga di berbagai pelosok Pulau Sumatera. Salah satunya melalui pembangunan infrastruktur Jalan Tol Trans Sumatera.

Jaringan JTTS akan dibangun sepanjang 2.765 kilometer yang akan menghubungkan kota-kota di Pulau Sumatera, mulai dari Lampung hingga Aceh. Rencana pembangunan jalan tol tersebut sudah mulai santer sejak 2012 lalu ketika Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengadakan pertemuan dengan gubernur se-Sumatera.

Untuk mematangkan rencana tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 100/2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera.

Baca: Dekat Pintu Tol, Perumahan Ini Jadi Incaran Pembeli

Perpres tersebut menugaskan PT Hutama Karya (Persero) atau Hutama Karya untuk melakukan pendanaan, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian, dan pemeliharaan pada empat ruas jalan tol yang meliputi ruas Jalan Tol Medan-Binjai, ruas Jalan Tol Palembang-Simpang Indralaya, ruas Jalan Tol Pekanbaru-Dumai, dan ruas Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar.

Dalam perjalanannya, Hutama Karya mendapat tambahan tugas untuk mengerjakan sebanyak 24 ruas tol di Sumatera. Ini dipatenkan oleh Presiden Joko Widodo melalui Perpres No. 117/2015 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 100 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera.

Presiden Jokowi saat meresmikan Jalan Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung, November 2019 lalu mengatakan, kehadiran Tol Trans Sumatera akan meningkatkan mobilitas orang, barang/logistik, dan jasa yang juga akan berpengaruh pada peningkatan indeks daya saing bangsa.

“Kita ingin kecepatan dalam jaringan logistik, jika sebelumnya dari Palembang ke Lampung sekitar 10 jam, kini melalui jalan tol bisa 3 jam. Itu yang namanya efisiensi,” kata Jokowi.

Menurut Presiden, kehadiran jalan tol tersebut juga akan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru dan memfasilitasi sentra produksi dengan membangun keterkaitan antara pusat produksi (kawasan industri, pertambangan, perkebunan, pariwisata) dengan outlet-outlet (pelabuhan/bandara) di Pulau Sumatera sehingga mendorong pengembangan wilayah.

“Yang terpenting pembangunan jalan tol menciptakan lapangan kerja. Jalan tol sepanjang ini tidak mungkin semua dikerjakan oleh mesin, pasti butuh tenaga kerja. Selanjutnya juga berkaitan dengan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan jalan tol di Sumatera menjadi bukti bahwa jalan tol bukan hanya di Pulau Jawa saja,” terang Presiden Jokowi.

Jalan Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung merupakan ruas terpanjang yang pernah diresmikan Jokowi. Bahkan, pengakuan juga datang dari Museum Rekor Indonesia (MURI) yang menyerahkan penghargaan tersebut kepada Dirut PT Hutama Karya (HK) Bintang Perbowo.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa kehadiran JTTS yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) ini juga sangat membantu para petani dalam mendukung usahanya.

“Sama seperti di ruas Tol Trans Jawa, dimana sekarang petani mangga di Pasuruan bisa menghitung berapa jam waktu pengangkutan mangganya ke Jakarta, sehingga saat dijual di toko buah masih segar. Dengan kualitas buah yang lebih baik, harga jualnya pun juga lebih baik,” ucap Menteri Basuki.

Progres

Kementerian PUPR menargetkan pengerjaan seluruh ruas jalan Tol Trans Sumatera mulai beroperasi pada 2024. Saat ini jalan Tol Trans Sumatera sudah beroperasi sepanjang 467,6 kilometer. Ruas yang sudah operasional yakni Bakauheni – Terbanggi Besar 141 kilometer, Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung sepanjang 189 kilometer, Palembang – Indralaya 22 kilometer, Medan – Binjai 10,46 kilometer, Medan – Kualanamu – Tebing Tinggi 62,2 kilometer dan Belawan – Medan – Tanjung Morawa 43 kilometer.

Beberapa ruas tol lainnya juga ditargetkan beroperasi dalam waktu dekat, seperti Tol Sigli – Banda Aceh, Pekanbaru – Dumai, dan Kayu Agung – Palembang.

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan, Kehadiran Tol Kayu Agung – Palembang sudah lama dinantikan warga Sumsel. Kini dari Palembang ke Bandar Lampung hanya 3.5 jam saja.

“Antara Lampung dan Sumatera Selatan sejak lama memiliki ikatan (kekerabatan) yang kuat karena berasal dari rumpun yang sama. Kami tidak pernah membayangkan akhirnya bisa terhubung dengan jalan tol. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden Joko Widodo dan Menteri PUPR Basuki,” katanya.

Adapun ruas Pekanbaru – Dumai sepanjang 131 kilometer juga siap dioperasikan. Senior Executive Vice President Corporate Secretary PT Hutama Karya (Persero) Tbk Muhammad Fauzan membenarkan hal itu, namun pihaknya masih Sertifikat Layak Operasi (SLO) dari Kementerian PUPR.

“Tim Kementerian PUPR sudah turun dan masih dalam proses perbaikan minor terkait evaluasi kelayakan. Jadi posisi kami menunggu arahan dari Kementerian PUPR,” kata Fauzan.

Dalam pernyataan terbarunya, Kementerian PUPR juga siap mengoperasikan jalan tol ruas Banda Aceh – Sigli seksi 4 segmen Indrapuri – Blang Bintang sepanjang 14 kilometer. Jalan Tol Banda Aceh – Sigli (6 seksi) dengan total panjang 74 kilometer merupakan jalan tol pertama di Aceh yang dibangun sejak akhir 2018 dengan skema penugasan Pemerintah kepada Hutama Karya.

Baca: Transit Oriented Development, Kebutuhan atau Sekadar Lifestyle

“Dengan dibangunnya tol akan memangkas jarak dan waktu tempuh perjalanan dari Banda Aceh ke Sigli dari sekitar 2-3 jam dengan kondisi jalan yang berkelok-kelok melalui perbukitan menjadi hanya 1 jam perjalanan,” terang Menteri Basuki.

Hutama Karya terus berupaya mengejar target penyelesaian beberapa ruas Tol Trans Sumatera. Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun JTTS sepanjang sekitar 588 kilometer. Dan untuk ini pula, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) Hutama Karya juga telah meneken Penandatanganan Amandemen Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) JTTS bersama dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR.

Penandatanganan amandemen PPJT ini dilakukan agar dapat memperlancar penyelesaian pembangunan proyek JTTS, terutama terkait dengan pengadaan tanah di tujuh ruas tol.

“Terima kasih atas kerja sama yang baik antara Hutama Karya dan BPJT. Harapan kami, Alokasi Dana Talangan Tanah tahun 2020 dapat memperlancar tugas para BUJT sekalian sehingga proyek bisa berjalan sesuai rencana,” ujar Kepala BPJT Danang Parikesit dalam pernyataan resminya.

Adapun tujuh ruas tol tersebut, dimana hingga saat ini progres pengadaan tanah masing-masing ruas yakni Medan – Binjai mencapai 99%, ruas Bakauheni – Terbanggi Besar mencapai 100%, ruas Pekanbaru – Dumai mencapai 94%, dan ruas Sigli – Banda Aceh mencapai 71%.

Tiga ruas lainnya, yakni ruas Pekanbaru – Padang meliputi ruas Bukittinggi – Padang Panjang – Lubuk Alung – Padang, kemudian ruas Lubuk Linggau – Curup – Bengkulu, dan ruas Kisaran – Tebing Tinggi (Indrapura – Kisaran) yang keseluruhannya masih dalam tahap pengadaan tanah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini