Beranda Berita Properti Baru Sebulan Corona, Sektor Perhotelan dan Ritel Sudah Ambruk

Baru Sebulan Corona, Sektor Perhotelan dan Ritel Sudah Ambruk

Di Bali, industri hotel mengalami penurunan semenjak pemerintah resmi menutup penerbangan dari dan ke China, sementara China adalah top 3 market di Bali. Bahkan turis asal Australia juga sudah tidak berkunjung lagi ke Bali.

1
sektor perhotelan
Amaris Hotel Bandung

Propertyandthecity.com, Jakarta – Terhadap sektor perkantoran dan apartemen, wabah Corona (Covid-19) disebut baru permulaan. Dampaknya akan sangat terasa pada kuartal 2 dan selanjutnya, jika pandemi tersebut tidak segera teratasi. Sementara sektor perhotelan dan ritel, justru sudah lebih dahulu terpuruk.

Jika dirunut, dari lima sektor properti yang paling terdampak adanya pandemi Covid-19, maka dua teratas adalah sektor perhotelan dan ritel.

Baca: Sektor Perkantoran: Belum Terdampak, Namun Sangat Menantang

Senior Associate Director and Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto, mengungkapkan, saat ini sudah banyak mal yang tutup, termasuk hotel yang kemudian ada beberapa hotel yang juga beralih fungsi.

“Penutupan mal memang tidak bisa dihindari lagi. Orang sudah dibatasi berkunjung, sehingga jika tetap beroperasi makan operasional cost dengan income-nya tidak seimbang. Sehingga pilihannya adalah menutup mal-mal tersebut,” ujar Ferry beberapa waktu lalu.

Ferry mengatakan, dalam rencana, pada tahun ini akan ada 11 proyek mal baru yang akan beroperasi, 7 diantaranya berada diluar Jakarta (Bodetabek). Namun melihat kondisi saat ini, jadwal opening-nya bisa saja undur. “Mal yang ada saja tutup, bagaimana dia bisa buka yang baru,” imbuhnya.

Data Colliers juga menunjukkan bahwa rata-rata okupansi mal baik di Jakarta maupun sudah mulai turun sejak kuartal 1 2019 lalu. Meski di tiga bulan awal 2020 ini terlihat datar, namun diperkirakan di kuartal akhir 2020 akan turun signifikan hingga di bawah 75%, terutama di luar Bodetabek.

“Kalau kondisi seperti saat ini, maka mal-mal baru ini akan kesulitan mendapatkan tenant-tenant baru. Karena riteler ini menahan untuk melakukan ekspansi,” katanya.

Baca: Berharap Sektor Properti Dapat Keringanan Kredit Bank

Sementara tarif sewa ruang mal di Jakarta pada kuarta 1 2020 juga sudah terlihat adanya koreksi, yakni dari Rp600 ribu/m2/bulan menjadi nyaris Rp500 ribu/m2/bulan.

Perhotelan

Sektor perhotelan adalah yang paling terdampak dengan adanya wabah Corona ini. Beberapa hotel sudah mulai ditutup dan merumahkan karyawannya. Catatan Colliers, pada kuartal awal tahun ini sudah sebanyak 25 hotel di Jakarta yang ditutup, sementara 9 hotel lainnya dialihfungsikan untuk menampung pekerja medis yang menangani pasien Covid-19.

Adapun rata-rata hotel yang ditutup adalah hotel bintang 4 dan 3, dan hanya satu hotel bintang 5. Demikian halnya hotel yang dialihfungsikan, hampir semua adalah hotel bintang 3 dan 4, hanya 1 hotel bintang 5.

Ferry mengatakan, pada Februari lalu, industri hotel di Jakarta belum terdampak Covid-19. Beberapa perusahaan khususnya yang melibatkan pihak asing mulai sedikit menurun, tapi dampaknya belum terlalu signifikan karena masih ada kegiatan dari tamu domestik

“Penurunan kinerja mulai sangat terasa di Maret saat pemerintah mengumumkan kasus Covid-19 di Indonesia, sehingga banyak pembatalan kegiatan,” ujarnya.

Sedangkan di Bali, industri hotel mengalami penurunan semenjak pemerintah resmi menutup penerbangan dari dan ke China, sementara China adalah top 3 market di Bali. Bahkan turis asal Australia juga sudah tidak berkunjung lagi ke Bali.

“Bulan Maret semakin menurun karena tamu domestikpun lebih memilih untuk tidak bepergian,” lanjut Ferry.

Data Colliers memerlihatkan, tingkat hunian hotel di Bali hingga Februari lalu telah turun drastis dari 70-an persen menjadi nyaris 40 persen. Ini sejalan dengan data kunjungan wisatawan asing ke Bali selama Januari hingga Februari yang turun dari 500 ribu lebih menjadi hanya 300 ribu lebih wisatawan. Tren penurunan ini tentu akan lebih tajam lagi di Maret hingga kuartal 2 2020 ini.

Baca: Okupansi Apartemen Servis Turun Tajam

“Penurunan itu juga diikuti dengan turunnya tarif rata-rata harian. Sehingga saat ini banyak paket-paket wisata juga yang ikut banting harga. Jadi pilihannya hanya dua, tetap beroperasi atau tutup sementara. Tentunya setiap hotel punya pertimbangan. Ada untungnya juga mereka tetap buka, walaupun dengan operasional yang minimal, tapi ini lebih baik daripada tutup sama sekali,” ungkap Ferry.

Website | + posts

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini