Semua orang ingin menjalankan bisnis properti tanpa modal. Betul atau betul nih hehehehe… Tetapi benarkah prinsip itu? Saya langsung jawab diawal ya, jawabannya adalah TIDAK BISA!.. Hal ini tidak benar sekaligus tidak fair.
baca juga, Jokowi Resmikan Rumah Pompa Ancol Sentiong, Kurangi Banjir di 7 Kecamatan di DKI Jakarta
Sesungguhnya bisnis itu adalah tentang pengembangan modalitas. Semakin besar kondisi dan potensi permodalan sebuah bisnis maka itu akan menjadi kelas bisnis tersebut. Tentu orang yang isi kantongnya Rp1 miliar maka tingkat kegagahan visi bisnisnya akan berbeda dengan orang yang isi kantongnya Rp1 triliun. Ini sangat logis, sebab semakin besar tingkat kesiapan modalitas maka akan semakin strategis sebuah bisnis.
Pada bisnis developer properti sebenarnya yang difahami sebagai bisnis tanpa modal itu tentang hadirnya (1) skema kerjasama lahan, (2) kerjasama permodalan, dan (3) kerjasama pembangunan (turnkey project). Tetapi kondisi seperti ini tidak lantas membuat kita ujug-ujug bilang “bisnis properti ga pake modal loh!”. Kasihan sekali mentalitas seperti ini, karena hakekatnya bisnis itu tentang optimalisasi modalitas/sumberdaya (Barney, 1991).
Optimalisasi modalitas itu sendiri adalah game of business para pelaku usaha besar ataupun korporasi. Menjadi sangat disayangkan jika para propertypreneur tidak mengetahui tentang prinsip ini. Mereka hanya akan berpotensi “terjebak” berorientasi “ngakal-ngakali” stakehoder bisnisnya (pemilik lahan, pemilik modal, kontraktor, dll) agar sekadar hadir kesan bisa bisnis tanpa modal.
Modalitas sendiri secara terminologi bisa difahami sebagai “sumberdaya”. Sumberdaya sendiri merupakan tema utama pada pengembangan keilmuan entrepreneurship, bisnis, dan strategic management. Sumberdaya dapat berbentuk tangible (aset berwujud) dan intangible (aset tidak berwujud). Lahan, bahan bangunan, kantor, uang, dan berbagai barang fisik lainnya adalah bentuk sumberdaya berwujud (tangible). Tetapi sesungguhnya para entrepreneur dapat memfokuskan diri kepada sumberdaya yang tidak berwujud (intangible), yang disebut sebagai kapabilitas dinamis (dynamic capabilities).
baca juga, Isu Tolak IKN, Bos Pakuwon: Tak Usah Khawatir, Ada Undang-Undangnya
Kapabilitas dinamis merupakan potensi sumberdaya tanpa batas di tengah keterbatasan sumberdaya para entrepreneur (propertypreneur). Kapabilitas dinamis merupakan daya adaptasi organisasi bisnis atas dinamika lingkungan bisnis. Misalnya, kebutuhan bisnis properti sekarang adalah mesti jago digital marketing maka ketika kemampuan ini hadir organisasi bisnis akan disebut memiliki digital marketing capability (kapabilitas dinamis). Hal lainnya, saat developer mengembangkan kemampuan inovasi maka akan disebut memiliki innovation capability (kapabilitas dinamis). Learning capability, networking capability, dan ratusan kapabilitas lainnya sebagai bentuk pengembangan kapabilitas dinamis dapat dikembangkan oleh para propertypreneur. Kondisi ini yang disebut sebagai potensi modal/sumberdaya tanpa batas. Pada konteks ini maka kerjasama lahan, kerjasama investor, dan kerjasama kontraktor dapat dikembangkan sebagai bentuk kapabilitas dinamis (bukan dalam semangat ngakal-ngakali stakeholder)•
