Propertyandthecity – Bank Mandiri semakin serius menggunakan platform Digital Carbon Tracking untuk transparansi emisi gas rumah kaca (GRK) dari operasional Bank Mandiri. Diluncurkan pada akhir 2023 saat Mandiri ESG Festival, platform ini menjadikan Bank Mandiri sebagai bank pertama di Indonesia yang menerapkan pelacakan jejak karbon digital.
Menurut Vice President ESG Communication Bank Mandiri, Adam Zahir, inisiatif ini menargetkan Net Zero Emissions (NZE) in Operations pada tahun 2030 atau lebih cepat.
“Memonitor jejak karbon secara digital membantu kami mengimplementasikan praktik bisnis berkelanjutan dan memperkuat komitmen menurunkan emisi operasional,” kata Adam keterangan resminya, Jakarta, (06/06) .
Selama lima tahun terakhir, emisi GRK Bank Mandiri turun 17,6%, dari 358.753,56 tCO2e pada 2019 menjadi 295.713,18 tCO2e pada 2023. Penurunan ini didukung inisiatif efisiensi energi, seperti penghematan BBM dan listrik, penggunaan kendaraan listrik, lampu LED, serta panel surya.
Platform Digital Carbon Tracking mencatat kinerja pengurangan emisi karbon secara transparan untuk semua unit Bank Mandiri di Indonesia, dengan akses publik melalui tautan ini.
Baca juga: Kota Masa Depan: Jokowi Yakin Kualitas Udara IKN Melampaui Melbourne dan Paris
Platform ini mengadopsi ISO 14064-3:2019 dan memantau tiga cakupan emisi: konsumsi bahan bakar, pembelian listrik, dan perjalanan dinas menggunakan pesawat. GHG Protocol membantu mengukur dan melaporkan emisi GRK secara bulanan dan tahunan melalui situs web Bank Mandiri.
Bank Mandiri terus mengupayakan langkah-langkah berkelanjutan sesuai visi “Indonesia’s Sustainability Champion for a Better Future” dengan Digital Carbon Tracking untuk mencapai NZE in Operations pada 2030. (*)